refleksi mengungkap data yang berupa keberhasilan dan kekurangan dalam tindakan yang telah ada. Hasil refleksi digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan siklus yang selanjutnya. Siklus yang berikutnya merupakan perbaikan dari siklus yang sebelumnya dalam hal tindakan ataupun yang lain
berdasarkan efek yang ditimbulkan atau hal lain yang terjadi pada siswa. Tindakan dalam tiap siklus mengalami perubahan sesuai kebutuhan dan hasil
refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan adanya musyawarah dengan guru lain
sebagai observer. Validitas penelitian tindakan yang diacu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Burns 1999: 161-162 yaitu 1 validitas demokrasi
democratic validity, 2 validitas proses proses validity, dan 3 validitas
dialogis dialogic validity. Peneliti, observer, dan siswa, terlibat dalam penelitian dan diberi kebebasan untuk menyatakan pendapatnya. Validitas
proses dicapai dengan cara peneliti secara intensif dalam semua kegiatan yang terkait dengan proses penelitian. Validitas dialogis terlihat pada kegiatan
klarifikasi, dan analisis data untuk memperoleh kesepakatan. Dialog juga dilakukan dengan siswa untuk mendapat refleksi hasil kegiatan.
Setelah usai siklus ketiga, peneliti merasa bahwa telah mencapai sasaran dan puas akan tindakan yang diberikan. Peneliti merasa penelitian ini
cukup sampai pada tindakan di siklus ketiga. Selanjutnva kemampuan membaca pemahaman siswa diukur dengan pemberian tes akhir setelah
tindakan sehingga memperoleh nilai sesuai dengan KKM. Tes dibuat dalam dua bentuk yang terpadu, yaitu bentuk pilihan ganda dan esei. Tes disusun
berdasar perpaduan taksonomi Bloom dan Barrett mencakup ranah kognitif dan afektif.
Analisis data yang berdasar pengamatan dilakukan selama proses penelitian, dari awal tindakan sampai akhir tindakan. Untuk data yang
diperoleh dari hasil tes dianalisis di akhir penelitian dengan membandingkan hasil keduanya. Dari pengamatan dan penilaian proses
produk dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat
dari peningkatan kemampuan secara proses dan produk. Peningkatan kemampuan yang dilihat melalui proses juga mencakup adanya perubahan
sikap, interaksi, dan aktifnya siswa dalam proses belajar yang membuat siswa semakin mampu memahami bacaan. Keberhasilan secara produk
t a m p a k dalam hasil tes pemahaman bacaan siswa yang dilakukan di awal dan akhir tindakan. Tes awal dan akhir dibuat dengan tingkat kesulitan
yang sama, namun bacaannya berbeda.
Berikut tampilan visual tahapan atau prosedur penelitian ini.
Prosedur penelitian PTK Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS III Pelaksanaan
Refleksi Perencanaan
Pengamatan
Kesimpulan
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pengamatan, wawancara, dan tes membaca pemahaman. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data berupa gambaran proses pembelajaran membaca.
lnstrumen yang digunakan untuk hal itu adalah human instrumen, peneliti yang dalam hal ini adalah guru bahasa Indonesia di sekolah, guru memegang
kendali atas jalannya penelitian. Kerja peneliti maksimal dalam pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Selain itu, instrumen lainnya dalam
pengamatan adalah lembar pedoman observasi dan lembar catatan lapangan. Semua data yang diperoleh pada saat observasi direkam dalam instrumen
tersebut. Selain pengamatan di kelas, data penelitian juga diperoleh melalui
wawancara dengan siswa dan guru sebagai observer. Kegiatan wawancara dilakukan untuk menjaring data yang tidak terlihattertulis dalam pengamatan.
seperti perasaan dan komentar siswa terhadap perubahan model belajar membaca. Untuk menjaring data dari siswa juga dilakukan dengan pemberian
angket. Teknik pengumpulan data yang berupa kemampuan siswa diperoleh
dengan cara pengamatan penilaian proses selama kegiatan pembelajaran dan dengan pemberian tes membaca pada saat sebelum tindakan dan setelah
tindakan. Instrumennya adalah tes membaca pemahaman. Bentuknya Pilihan Ganda dan Esai. Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan
proses, kemudian dilakukan penilaian tiap siklus dalam bentuk esai untuk
meningkatkan kemampuan dalam olah pikir pendapat individual, memperluas wawasan, mengeksplorasi pengalam pribadi, dan mengekspresikan gagasan.
E. Teknik Analisis, Keabsahan, dan Validitas Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara. dan penilaian proses dianalisis secara kualitatif. Analisis dilakukan secara kontinyu
selama proses penelitian, dan dianalisis dari hasil keseluruhan di akhir penelitian. Untuk data yang berupa hasil tes, dilakukan analisis kuantitatif
dengan membandingan kuantitas dan kualitas jawaban siswa sebelum adanya tindakan dan
sesudah diberikannya tindakan. Kegiatan analisis dilakukan secara bersama antara peneliti dan guru observer.
Keabsahan data berasal dari lembar observasi, catatan lapangan, data wawancara, dan angket saling dicocokkan. Demikian juga dengan hasil analisis
hasil tes pemahaman membaca. Proses validitas penelitian ini dilaksanakan dengan semua subjek yang terkait meliputi peneliti, kolaborator, dan siswa secara
berkesinambungan. Validitas dialogis dengan kolaborator dan siswa juga dilakukan untuk memperoleh refleksi hasil kegiatan.
Indikator keberhasilan dari siklus pertama ke siklus kedua terjadi peningkatan dalam kualitas jawaban esai sehingga nilainya juga meningkat.
Peningkatan nilai diukur menggunakan kriteria penilaian jawaban siswa dalam kemampuan olah pikir pendapat individual siswa atas suatu fenomena tertentu
yang terkait dengan bacaan, kemampuan siswa dalam memperluas wawasan dari bacaan, kemampuan siswa dalam mengeksplorasi pengalaman pribadi dan
pengalaman membaca sebelumnya, dan kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya sebagai langkah ke depan dari tema yang ada. Dari
siklus kedua ke siklus ketiga nilainya juga meningkat mencapai 75 atau lebih sejumlah 20 siswa dari 25 siswa.