Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam memahami bacaan. Kemampuan afektif siswa tampak dari adanya peningkatan kualitas jawaban soal esei. Dari analisis, ditemukan hasil bahwa setelah guru menerapkan pendekatan pro S es dalam pembelajaran membaca ternyata siswa menjadi lebih baik dalam hal olah pikir pendapat individual siswa atas suatu fenomena tertentu yang terkait dengan bacaan, memperluas wawasan dari bacaan, mengeksplorasi pengalaman pribadi dan pengalaman membaca sebelumnya, dan mengekspresikan gagasannya sebagai langkah ke depan dari tema yang ada. Peningkatan yang paling menonjol adalah dalam masalah memperluas wawasan dari bacaan. Dari kualitas jawaban esai dalam tes awal, siswa kurang mampu menjawab dengan baik, setelah tes akhir siswa semakin mampu menjawab dengan baik. Dalam tes esai untuk setiap siklusnya, selalu meningkat bahkan hasil tes pada siklus ketiga siswa yang mendapat nilai minimal 75 sejumlah 20 siswa dari 25 siswa seluruhnya. Peningkatan kemampuan siswa juga dilihat dari penilaian proses. Dan kondisi awal dan dijalankannya siklus-siklus penelitian tampak adanya perubahan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan guru selama proses belajar di kelas. Peningkatan yang tampak pada siswa adalah secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, jumlah siswa yang menanggapi pertanyaan guru semakin rneningkat. Secara kualitas, jawaban siswa juga semakin lengkap, luas, tepat, dalam, dan baik. Siswa semakin mampu menguasai bacaan. Demikian inti cuplikan wawancara informal dengan siswa. Mereka merasa lebih senang membaca menggunakan model ini, apalagi bacaannya berganti-ganti. Guru juga merasakan peningkatan kemampuan siswa dalam proses maupun hasil. Jikaguru member tugas siswa mengerjakan dengan cepat dan serius.

3. Kegiatan Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran

Siswa adalah bagian penting dalam penelitian yang selalu mendapat perhatian. termasuk kegiatan belajar yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan belajar siswa dengan penerapan pendekatan proses ini ternyata dapat dibuat lebih variatif. Di awal siklus siswa masih dibimbing penuh oleh guru dan terkesan bahwa guru mendominasi proses pembelajaran. Siswa masih belajar secara individual. Pada siklus kedua, adanya kerja berpasangan ternyata menjadikan kegiatan belajar siswa lebih efektif. Mereka dapat berdiskusi dengan teman sebangku dan guru tidak lagi berperan penuh membimbing siswa. Dalam siklus ketiga, guru menugaskan siswa agar bekerja secara berkelompok. Hasil kerja mereka lebih baik dan optimal, kerja kelompok berjalan baik sehingga guru tinggal mengontrol saja sesekali membantu dalam kelompok. Hal ini memberikan kebebasan pada siswa untuk beraktivitas dalam proses belajar. Tentu saja aktivitas yang tidak merugikan. Peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan. Penerapan pendekatan proses ini juga mengubah rasa ketergantungan pada buku paket. Siswa lebih tertarik dan bergairah belajar dengan sumber lain yang biasa mereka jumpai. Media yang berupa bahan materi dari luar buku paket cukup menarik minat siswa, sehingga mereka dapat lebih serius belajar.

4. Suasana Kelas dalam Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman

Dampak lain yang ditimbulkan dari penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran membaca adalah penciptaan suasana kelas yang berbeda. Pada saat kondisi awal kelas masih terasa belum kondusif. Siswa cenderung ramai, keluar masuk, tidak serius dan tidak mau belajar. Pada siklus pertama, siswa tampak hanya tertarik pada bagian awal saja, tetapi selanjutnya melakukan kegiatan yang lainnya di luar belajar. Mereka tampak tidak serius. Suasana kelas pada siklus pertama masih terkesan ramai. Berikut potongan catatan lapangan tentang hal itu. Guru melanjutkan dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang jenis paragraf. Pengajar juga memberikan pertanyaan sesuai dengan bacaan. Siswa menjawabnya dan sesekali berdiskusi dengan teman yang di dekatnya. Siswa sudah mulai menilai pengalaman membaca. Semakin menjelang akhir pelajaran, siswa semakin ramai. Akhirnya bel pelajaran berbunyi dan siswa mulai gaduh. Suasana agak mereda dalam siklus kedua. Guru sudah mulai lengkap memberikan langkah-langkah proses membaca sehingga siswa lebih antusias. Mereka tenang mengikuti pelajaran dan mematuhi instruksi guru. Sebagian siswa masih belum serius belajar, waktu pembelajaran belum selesai para siswa mulai bosan dan suasana menjadi ramai. Pada siklus ketiga kelas dapat dikendalikan, suasana belajar kondusif. Siswa belajar dengan serius, santai, dan senang. Dengan diskusi kelompok mereka merasa dimudahkan dan bebas beraktivitas. Pelajaran membaca menjadi menyenangkan. Berikut ini inti pernyataan siswa yang diperoleh dari dialog siswa dengan pengamat. Pengamat menyampaikan kesimpulan dialognya dengan siswa bahwa siswa lebih suka belajar menggunakan model pendekatan proses karena bacaan tidak melulu dari buku tetapi diambilkan bacaan dari koran yang isinya lebih actual. Demikian pula hasil analisis angket yang terdapat dalam lampiran 1 juga menunjukkan adanya kegairahan siswa belajar. Sebagian besar siswa menyatakan senang dengan belajar membaca yang sekarang dilakukan karena berbagai sebab, antara lain media bervariasi, mudah dipahami, banyak kegiatan belajarnya, ada kegiatan praktik yang menyenangkan, dan suasana kelas menjadi menyenangkan. Para siswa berharap suasana kelas tetap menyenangkan. Hal-hal baru yang menyenangkan agar tetap berjalan. Dengan suasana kelas yang menyenangkan akan membantu dan mendukung siswa dalam menyerap pelajaran, termasuk memahami bacaan dengan lebih baik.

Dokumen yang terkait

Peningkatan apresiasi puisi dengan media Mind mapping pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010-2011 ptk di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

3 17 294

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan ketrampilan membaca pemahaman cerpen dengan metode sq3r pada siswa kelas IX A Madrasah Stanawiyah (MTs) Mathla'ul anwar 2 Kota Bogor

0 7 102

Peningkatan pemahaman bacaan cerita anak terjemahan melalui teknik peta pikiran (mind map) pada siswa kelas VII tahun pelajaran 2011-2012 (PTK di MTs Annajah Petukangan)

0 11 188

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Hubungan antara persepsi siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar (studi penelitian di kelas X Akuntansi SMK Lebak Bulus Jakarta)

1 5 79

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111