Tabel 24: Data Komparasi Hasil Penelitian Prestasi Belajar
Nilai Kriteria
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Peningkatan rata-rata f
f f
Kondisi awal ke Siklus I
Siklus I ke Siklus II
81 – 100
Sangat tinggi
1 3,85
10 38,46
9 34,61
58,98 1,31
66 – 80
Tinggi 2
7,69
8 30,77
11 42,31
56 – 65
Cukup 5
19,23
6 23,08
3 11,54
46 – 55
Rendah 6
23,08
1 3,85
2 7,69
46 Sangat
rendah 12
46,15
1 3,85
1 3,85
Rata-Rata 46,27
73,56 74,52
Siswa Tuntas 5
22
21
Siswa Tidak Tuntas 21
4 5
Nilai tertinggi 87,5
93,75 100
Nilai terendah 25
43,75 37,5
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa komparasi hasil penelitian prestasi belajar siswa adalah kondisi awal 12 siswa 46,15
memiliki prestasi sangat rendah, 6 siswa 23,08 memiliki prestasi rendah, 5 siswa 19,23 memiliki prestasi cukup, 2 siswa 7,69
memiliki prestasi tinggi, 1 siswa 3,85 memiliki prestasi sangat tinggi dengan rata rata nilai 46,27. Sedangkan siswa yang tuntas mencapai KKM
yaitu sebanyak 5 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa. siklus I 1 siswa 3,85 memiliki prestasi sangat rendah, 1 siswa 3,85
memiliki prestasi rendah, 6 siswa 23,08 memiliki prestasi cukup, 8 siswa 30,77 memiliki prestasi tinggi, 10 siswa 38,46 memiliki
prestasi sangat tinggi dengan rata rata nilai 73,56. Sedangkan siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu sebanyak 22 siswa dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 4 siswa. Pada siklus II 1 siswa 3,85 memiliki prestasi rendah, 2 siswa 7,69 memiliki prestasi sangat rendah, 3 siswa 11,54
memiliki prestasi cukup, 11 siswa 42,31 memiliki prestasi tinggi, 9
siswa 34,61 memiliki prestasi sangat tinggi dengan rata-rata nilai 74,52. Sedangkan siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 21 siswa
dan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa. Selain itu, nilai peningkatan rata- rata prestasi belajar dari kondisi awal ke siklus I adalah 58,98
, dan pada nilai rata-rata siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebesar
1,31. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Gambar 20: Diagram Data Komparasi Prestasi Belajar
Secara lebih rinci, Kenaikan nilai prestasi belajar siswa secara perorangan dapat dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 25: Data Kenaikan Nilai Prestasi Belajar Setiap Siswa
No Kode siswa
Kondisi Awal
Siklus I Siklus
II Perubahan
Kondisi Awal Siklus I
Naik N Turun T
Perubahan Siklus I ke
Siklus II Naik N
Turun T N
T N
T
1. A1
50
81,25 75
31,25
6,25
2. A2
62,5
93,75 93,75
31,25
- -
3. A3
87,5
93,75 100
6,25
6,25
4. A4
37,5
75 87,5
37,5
12,5
5. A5
31,25
75 68,75
43,75
6,25
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II Sangat tinggi
3,85 38,46
34,61 Tinggi
7,69 30,77
42,31 Cukup
19,23 23,08
11,54 Rendah
23,08 3,85
7,69 Sangat rendah
46,15 3,85
3,85 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
6 A6
25
50 56,25
25
6,25
7. A7
46,88
81,25 87,5
34,37
6,25
8. A8
28,13
56,25 56,25
28,12
- -
9. A9
40,63
62,5 68,75
21,87
6,25
10. A10
46,88
87,5 75
40,62
12,5
11. B1
25
62,5 50
37,5
12,5
12. B2
56,25
81,25 68,75
25
12,5
13. B3
28,13
56,25 50
28,12
6,25
14. B4
68,75
93,75 93,75
25
- -
15. B5
46,88
68,75 62,5
21,87
6,25
16. B6
50
81,25 87,5
31,25
6,25
17. B7
50
75 75
25
- -
18. B8
40,63
75 100
34,37
25
19. B9
28,13
62,5 75
34,37
12,5
20. B10
37,5
43,75 37,5
6,25
6,25
21. C1
43,75
75 68,75
31,25
6,25
22. C2
46,88
75 75
28,12
- -
23. C3
28,13
68,75 68,75
40,62
- -
24. C4
78,13
87,5 93,75
9,37
6,25
25. C5
53,13
62,5 87,5
9,37
25
26. C6
65,63
87,5 75
21,87
12,5
Rata-rata 46,27
73,56 74,52
Peningkatan rata-rata kondisi awal siklus I
58,98 Peningkatan rata-rata
siklus I ke siklus II 1,31
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari kondisi awal siklus I sebanyak 26 siswa mengalami peningkatan atau dapat dikatakan
bahwa nilai semua siswa meningkat. Kenaikan tertinggi berjumlah 43,75 yaitu pada 1 siswa dan kenaikan terendah berjumlah 6,25 yaitu pada 2
siswa. Secara keseluruhan peningkatan rata-ratanya adalah 58,98. Pada nilai siklus I ke siklus II sebanyak 10 siswa mengalami peningkatan, 10
siswa mengalami penurunan dan 6 yang lainnya tidak mengalami perubahan. Kenaikan tertinggi berjumlah 25 yaitu pada 2 siswa dan
kenaikan terendah berjumlah 6,25 yaitu pada 6 siswa. Penurunan tertinggi berjumlah 12,25 yaitu pada 4 siswa dan penurunan terendah
berjumlah 6,25 yaitu pada 6 siswa. Secara keseluruhan rata-rata siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata 1,31.
Dengan demikian, secara umum prestasi belajar dalam pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkat. Berdasarkan
data tersebut maka dapat dibuktikan bahwa hipótesis yang menyatakan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun ruang kelas V SD Kanisius Minggir terbukti.
C. Pembahasan
Dari data minat belajar yang diperoleh melalui angket yang dibagikan pada masing-masing siswa. Pada kondisi awal menunjukkan bahwa siswa
memiliki minat sangat tinggi yaitu sebanyak 11 siswa atau 42,31 dengan rata-rata 48,62, pada siklus I siswa memiliki minat sangat tinggi yaitu
sebanyak 13 siswa atau 50 dengan rata-rata 51,54 dan pada siklus II siswa memiliki minat sangat tinggi yaitu sebanyak 15 siswa atau 57,69 dengan
rata-rata 52,81. Peningkatan rata-rata yang terjadi pada kondisi awal ke siklus I adalah 6,01 dan peningkatan rata-rata yang terjadi pada siklus I ke siklus
II adalah 2,42. Selain minat belajar, peneliti juga menganalisis prestasi belajar. Data
prestasi belajar diambil dari banyaknya siswa yang tuntas mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 60. Pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 5
siswa atau 19,23 dan yang tidak tuntas 21 siswa atau 80.77 dengan rata- rata nilai 46,27. Peningkatan terjadi pada siklus I 22 siswa atau 84,62 siswa
tuntas dan 4 siswa atau 15,38 siswa tidak tuntas dengan rata-rata nilai 73,56. Pada siklus II terjadi penurunan jumlah siswa yang tuntas. Penurunan
tersebut adalah siswa yang tuntas turun menjadi 21 siswa atau 80,76 dan siswa yang tidak tuntas bertambah menjadi 5 siswa atau 19,23 tetapi terjadi
peningkatan nilai rata-rata dengan rata-rata nilai 74,52. Walaupun pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami penurunan tetapi perlu diketahui
bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 1,31.
Kegiatan belajar menggunakan pendekatan PMRI dapat membuat siswa untuk aktif, kreatif, menyenangi matematika, dengan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, dengan materi dan kegiatan yang kontekstual. Perilaku siswa sebelum penelitian menunjukan bahwa minat belajar dan prestasi
belajar rendah hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang merasa bosan, sama sekali tidak tertarik dan bahkan benci terhadap matematika karena
menganggap matematika itu sebagai ilmu yang sulit dipahami. Setelah diadakan pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II terdapat
perubahan pada perilaku siswa yaitu siswa menjadi tertarik dan berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika dan akhirnya prestasi belajar
siswa menjadi meningkat. Berdasarkan uraian di atas, peningkatan ini sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan yang dituangkan dalam hipotesis yaitu penggunakan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar
dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika khususnya dalam
materi sifat-sifat bangun ruang pada kelas V semester genap tahun pelajaran 2011 2012 di SD Kanisius Minggir.
109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar matematika materi
sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir hal ini dapat dilihat dari persentase minat belajar siswa yaitu pada kondisi awal sampai
siklus II. Pada kondisi awal tidak ada siswa 0 yang memiliki minat sangat rendah, 1 siswa 3,85 memiliki minat rendah, 3 siswa 11,54
memiliki minat cukup, 11 siswa 42,31 memiliki minat tinggi dan 11 siswa 42,31. Pada siklus I tidak ada 0 siswa memiliki minat yang
sangat rendah dan rendah, 2 siswa 7,69 memiliki minat cukup, 11 siswa 42,31 siswa memiliki minat tinggi, dan 13 siswa 50. Pada
siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi sangat rendah, rendah, 1 siswa 3,85 memiliki minat cukup, 10 siswa 38,46 memiliki
motivasi tinggi dan 15 siswa 57,69. Selain itu peningkatan juga terjadi pada skor rata-rata minat belajar pada kondisi awal sebesar 48,62, pada
siklus I sebesar 51,54 dan pada siklus II sebesar 52,81. 2. Pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi
sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir hal ini dapat dilihat pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 5 siswa atau 19,23
dan yang tidak tuntas 21 siswa atau 80.77 dengan rata-rata nilai 46,27. Peningkatan terjadi pada siklus I 22 siswa atau 84,62 siswa tuntas dan 4
siswa atau 15,38 siswa tidak tuntas dengan rata-rata nilai 73,56. Pada siklus II terjadi penurunan jumlah siswa yang tuntas. Penurunan tersebut
adalah siswa yang tuntas turun menjadi 21 siswa atau 80,76 dan siswa yang tidak tuntas bertambah menjadi 5 siswa atau 19,23 tetapi terjadi
peningkatan nilai rata-rata dengan rata-rata nilai 74,52. Walaupun pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami penurunan tetapi perlu
diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 1,31.
B. Saran
Melalui penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk kemajuan belajar di SD Kanisius Minggir antara lain:
1. Bagi Guru a. Hendaknya guru memanfaatkan model pembelajaran dengan
pendekatan PMRI sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam proses belajar
mengajar. b. Penerapan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dalam
pembelajaran matematika perlu dikembangkan sebagai variasi pembelajaran matematika yang relevan sehingga dapat meningkatkan
minat belajar dan prestasi belajar. 2. Bagi Mahasiswa PGSD atau Calon Guru
Model pembelajaran dengan pendekatan PMRI sudah terbukti dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika materi sifat-
sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir. Jadi, sebaiknya mahasiswa dapat menggunakan model pembelajaran ini saat praktek di
SD pada matapelajaran matematika. 3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini meneliti penyebab rendahnya minat belajar dan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun ruang pada kelas V
SD Kanisius Minggir. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian serupa.