HASIL HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kelobot jagung yang dibiarkan kering di pohon, kadar air lapisan luar lebih besar daripada lapisan tengah dan lapisan dalam. Hal
ini diduga karena dinding sel kelobot jagung lapisan luar lebih tebal sehingga dapat menghambat pelepasan air dari dalam bahan. Selain itu,
penurunan kadar air yang rendah pada lapisan luar bisa juga dikarenakan uap air pada lapisan yang ada dibawahnya menjenuhkan atmosfir pada
permukaan lapisan luar sehingga memperlambat pengeluaran air selanjutnya.
Kadar air kelobot jagung varietas pioneer lebih besar dibandingkan kelobot jagung varietas super sweet. Hal ini karena kelobot jagung
varietas pioneer memiliki nilai tebal yang lebih besar daripada varietas super
sweet. Selain itu berkaitan juga dengan dugaan tebal dinding sel kelobot jagung varietas pioneer yang lebih besar sehingga menyebabkan
proses pengeluaran air berjalan lama. Hasil pengujian kadar air pada penelitian utama, kelobot jagung
varietas super sweet segar lapisan luar, tengah dan dalam bernilai 83,83, 80,9 dan 72,85 dikeringkan selama 4 jam menggunakan
cabiner drier pada suhu 50
˚C sehingga kadar airnya mencapai 8,85 untuk lapisan luar, 8,00 untuk lapisan tengah dan 7,63 untuk lapisan
dalam. Pengujian kadar air kelobot jagung varietas pioneer segar lapisan luar, tengah dan dalam bernilai 85,43, 82,06 dan 77,87
dikeringkan selama 4 ½ jam menggunakan cabiner dryer pada suhu 50
˚C sehingga kadar airnya mencapai 9,44 untuk lapisan luar, 8,37 untuk lapisan tengah dan 7,75 untuk lapisan dalam. Nilai kadar air ini
merupakan nilai yang paling mendekati kadar air acuan untuk kelobot jagung lapisan luar, tengah dan dalam pada varietas super sweet dan
pioneer selama proses pengeringan. Perbedaan kadar air kelobot jagung
kering dapat dilihat pada Gambar 8.
8.66 9.10 7.83 8.23
7.34 7.65
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
ka dar
a ir
Lapisan luar lapisan tengah
lapisan dalam Jenis lapisan kelobot jagung
super sweet pioneer
Gambar 8. Grafik nilai kadar air kelobot jagung kering Proses pengeringan kelobot jagung pada cabinet dyer menggunakan
suhu 50 ˚C bertujuan untuk memperkecil kerusakan bahan akibat
pengeringan. Menurut Casey 1952 pengeringan dengan menggunakan alat pengering, biasanya menggunakan suhu 50 sampai 70
˚C tergantung pada bahannya. Bila suhunya terlalu tinggi maka bisa menyebabkan
terjadinya case hardening pada bahan. Pengeringan kelobot jagung dapat menurunkan kadar air karena pada
proses pengeringan suhu udara yang dialirkan di sekeliling bahan lebih tinggi dari suhu bahan dan menyebabkan tekanan uap air dalam bahan
lebih tinggi daripada tekanan uap air di udara sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke udara.
Analisa ragam dengan selang kepercayaan 99 pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa jenis lapisan kelobot jagung dan jenis varietas
jagung berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air kelobot jagung. Hasil uji lanjut Newman-Keuls menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
nyata antara kadar air kelobot jagung antara lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam.