Kekuatan Tarik Sifat Mekanis Kelobot Jagung

b. Pemanjangan

Nilai pemanjangan diukur pada kondisi kelembaban relatif udara 80 dengan suhu 27 ˚C. Nilai persen pemanjangan kelobot jagung lapisan luar lebih rendah daripada lapisan tengah dan dalam. Hal ini diduga karena serat yang terdapat pada lapisan luar adalah serat yang tebal dan kaku sehingga akan cepat putus dan menyebabkan nilai pemanjangan yang rendah. Nilai persen pemanjangan kelobot jagung pioneer lebih rendah daripada kelobot jagung super sweet karena jagung pioneer diduga memiliki serat yang cenderung tebal dan kaku sehingga akan cepat putus dan menyebabkan nilai pemanjangan yang rendah. Hasil pengukuran kekuatan tarik sejajar serat dapat dilihat pada Gambar 21 dan kekuatan tarik tegak lurus serat dapat dilihat pada Gambar 22. 10.31 8.47 12.13 10.51 14.53 13.69 2 4 6 8 10 12 14 16 P em anj anga n se ja ja r s er at Lapisan luar lapisan tengah lapisan dalam Jenis lapisan kelobot jagung kering super sweet pioneer Gambar 21. Grafik nilai pemanjangan sejajar serat kelobot jagung kering 18.89 17.00 19.05 18.03 21.58 20.17 5 10 15 20 25 P em anj anga n t eg ak l u ru s s era t Lapisan luar lapisan tengah lapisan dalam Jenis lapisan kelobot jagung kering super sweet pioneer Gambar 22. Grafik nilai pemanjangan tegak lurus serat kelobot jagung kering Nilai persen pemanjangan tegak lurus serat lebih besar daripada sejajar serat karena pada proses pengeringan sebagian air pada kelobot jagung akan keluar dan mengakibatkan ukuran sel menjadi mengerut sehingga pada saat pengukuran kekuatan tarik tegak lurus serat kelobot jagung yang tadinya mengerut akan memanjang sebelum putus dan menyebabkan nilai pemanjangan yang tinggi. Analisa ragam dengan selang kepercayaan 99 pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa jenis lapisan kelobot jagung dan jenis varietas jagung berpengaruh nyata terhadap nilai pemanjangan sejajar serat dan tegak lurus serat kelobot jagung. Hasil uji lanjut Newman-Keuls menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pemanjangan sejajar serat dan tegak lurus serat kelobot jagung antara lapisan luar dengan lapisan dalam dan lapisan tengah dengan lapisan dalam. Untuk pemanjangan sejajar serat dan tegak lurus serat tidak terdapat perbedaan nyata antara kelobot lapisan luar dengan lapisan tengah.

c. Laju Transmisi Uap Air

Hasil penelitian menunjukkan nilai laju transmisi uap air pada kelobot jagung kering varietas super sweet lebih besar daripada kelobot jagung kering varietas pioneer. Nilainya berkisar antara 534,72 gm 2 24 jam sampai 587,2 gm 2 24 jam dengan rata-rata 570,8 gm 2 24 jam untuk kelobot jagung varietas pioneer. Pada kelobot jagung kering varietas super sweet nilai laju transmisi uap air berkisar antara 593,64 gm 2 24 jam sampai 709,8 gm 2 24 jam dengan rata-rata 665,49 gm 2 24 jam. Laju transmisi uap air kelobot jagung kering diukur pada kelembaban relatif udara 86 dengan suhu 25,5 ˚C. Hasil pengukuran laju transmisi uap air kelobot jagung kering dapat dilihat pada Gambar 23. 665.49 570.80 520 540 560 580 600 620 640 660 680 L aju tr an sm is i ua p a ir g m 2 24 ja m super sweet pioneer Jenis kelobot jagung kering Gambar 23. Grafik nilai laju transmisi uap air kelobot jagung kering lapisan luar Pengujian laju transmisi uap air dilakukan pada lapisan luar kelobot jagung varietas pioneer dan lapisan luar kelobot jagung varietas super sweet . Nilai laju transmisi uap air pada kelobot jagung kering varietas pioneer lebih besar daripada kelobot jagung varietas super sweet. Hal ini karena komponen-komponen yang terdapat dalam kelobot jagung seperti kadar air, protein, lemak, serat kasar dan karbohidrat mempengaruhi nilai laju transmisi uap air. Jika kandungan air, protein, karbohidrat dan selulosa dalam suatu bahan tinggi maka akan menyebabkan laju transmisi uap airnya tinggi. Hal ini dikarenakan air, protein, karbohidrat dan selulosa bersifat polar sehingga akan mudah larut karena sama-sama bersifat polar. Lemak bersifat non polar sehingga uap air dan lemak tidak akan larut, dan ini akan menyebabkan nilai laju transmisi uap airnya rendah. Menurut Robertson 1993, nilai laju transmisi uap air tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat kepolaran bahan tetapi juga dipengaruhi oleh kerapatan bahan. Diduga kelobot jagung pioneer memiliki kerapatan yang lebih besar dibanding kelobot jagung super sweet sehingga nilai laju transmisi uap airnya lebih rendah. Kelobot jagung pioneer memiliki kandungan air yang lebih tinggi dari pada kelobot jagung super sweet tetapi kelobot jagung pioneer diduga memiliki kandungan selulosa yang tinggi juga sehingga akan memiliki banyak gugus -OH. Gugus –OH yang ada dalam selulosa membentuk suatu ikatan hidrogen, ikatan yang terbentuk akan menghambat masuknya uap air sehingga nilai laju transmisinya rendah. Selain itu kelobot jagung pioneer juga memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi sehingga akan membuat nilai laju transmisi uap airnya rendah. Berdasarkan Uji-T nilai laju transmisi uap air kelobot jagung super sweet dan kelobot jagung pioneer tidak berbeda nyata. Uji-T dapat dilihat pada Lampiran 7.

d. Laju Transmisi Oksigen

Hasil penelitian menunjukkan nilai laju transmisi oksigen pada kelobot jagung kering varietas pioneer dan varietas super sweet tidak terukur karena melebihi batas maksimum alat yang digunakan. Alat pengukur laju transmisi oksigen speedivac 2 yang digunakan mempunyai batas pengukuran antara 0 sampai 240 ccm 2 24 jam. Tingginya nilai laju transmisi oksigen kelobot jagung dikarenakan bahan terlalu poros, sehingga oksigen dapat keluar masuk dengan bebas.