Kadar Lemak Sifat Kimia Kelobot Jagung

3.08 3.70 2.61 2.93 1.98 2.04 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 K ad ar a bu Lapisan luar lapisan tengah lapisan dalam Jenis lapisan kelobot jagung kering super sweet pioneer Gambar 16. Grafik nilai kadar abu basis kering kelobot jagung Analisa ragam dengan selang kepercayaan 99 pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa jenis lapisan kelobot jagung dan jenis varietas jagung berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu kelobot jagung. Hasil uji lanjut Newman-Keuls menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara kadar abu kelobot jagung antara lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam.

e. Kadar Serat Kasar

Hasil penelitian menunjukkan kelobot jagung kering lapisan luar memiliki kadar serat kasar basis kering yang lebih tinggi dibandingkan kelobot jagung lapisan tengah dan dalam yaitu sebesar 45,84 untuk kelobot jagung varietas super sweet dan 50,87 untuk kelobot jagung varietas pioneer. Diduga karena lapisan luar mempunyai kandungan selulosa yang lebih besar. Menurut Fennema 1985 kandungan serat kasar yang tinggi menunjukkan kandungan selulosa yang tinggi. Kandungan selulosa yang tinggi menyebabkan kandungan gugus-gugus –OH juga tinggi sehingga akan banyak terbentuk ikatan antar serat yang membuat kadar seratnya tinggi. Begitu juga dengan kadar serat kelobot jagung pioneer lebih tinggi daripada kelobot jagung super sweet karena kelobot jagung pioneer memiliki kandungan selulosa yang lebih besar sehingga akan lebih banyak membentuk ikatan antar serat yang membuat kadar seratnya tinggi. Hasil pengkuran kadar serat kasar dapat dilihat pada Gambar 17. 45.84 50.87 41.88 47.64 38.56 39.89 10 20 30 40 50 60 K ad ar s era t k as ar Lapisan luar lapisan tengah lapisan dalam Jenis lapisan kelobot jagung kering super sweet pioneer Gambar 17. Grafik nilai kadar serat kasar basis kering kelobot jagung kering Kadar serat kelobot jagung segar lebih rendah daripada kelobot jagung kering. Diduga karena kelobot jagung segar walaupun memiliki kandungan selulosa yang tinggi, tetapi juga memiliki kadar air yang tinggi sehingga ikatan antar serat yang terbentuk tidak banyak dan membuat nilai kadar serat kasarnya rendah. Hasil pengukuran kadar serat kasar kelobot jagung dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisa ragam dengan selang kepercayaan 99 pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa jenis lapisan kelobot jagung dan jenis varietas jagung berpengaruh nyata terhadap nilai kadar serat kasar kelobot jagung. Hasil uji lanjut Newman-Keuls menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara kadar serat kasar kelobot jagung antara lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam.

f. Kadar Karbohidrat

Penentuan karbohidrat dengan cara perhitungan kasar proximate analysis atau disebut juga carbohydrate by difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan secara kasar dimana kandungan karbohidrat diketahui bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan. Menurut Fennema 1985, karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati. Karbohidrat yang biasa terdapat dalam serealia dan umbi-umbian adalah polisakarida. Hasil penelitian menunjukkan kelobot jagung kering lapisan dalam memiliki kadar karbohidrat basis kering yang lebih tinggi dibandingkan kelobot jagung lapisan tengah dan luar yaitu sebesar 55,84 untuk kelobot jagung varietas super sweet dan 53,09 untuk kelobot jagung varietas pioneer karena kelobot jagung lapisan luar memiliki kadar serat yang lebih tinggi. Menurut Fennema 1985, kadar serat yang tinggi menunjukkan kandungan selulosa yang tinggi dimana selulosa termasuk dalam kelompok karbohidrat sebagai penyusun dinding sel tanaman. Kelobot jagung varietas pioneer memiliki nilai kadar karbohidrat yang lebih rendah dibandingkan kelobot jagung varietas super sweet. Hal ini berhubungan dengan proses pengeringan yang terjadi pada kelobot jagung. Kelobot jagung varietas pioneer mengalami proses pengeringan yang lebih lama sehingga karbohidrat yang diubah menjadi CO 2 dan H 2 O pada proses respirasi kelobot jagung akan semakin banyak. Hasil pengukuran kadar karbohidrat basis kering kelobot jagung dapat dilihat pada Gambar 18.