Total Padatan Terlarut TPT

30 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K e ker as an N 100 ppm, 20 C 100 ppm, 25 C 100 ppm, suhu ruang 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K eker as an N 200 ppm, 20 C 200 ppm, 25 C 200 ppm, suhu ruang a. 100 ppm b. 200 ppm 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K e ker as an N 0 ppm, 20 C 0 ppm, 25 C 0 ppm, suhu ruang 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K eker a san N 100 ppm, 20 C 200 ppm, 20 C 0 ppm, 20 C c. 0 ppm d. 20 C 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K e ke rasa n N 100 ppm, 25 C 200 ppm, 25 C 0 ppm, 25 C 5 10 15 20 25 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari K e ker asa n N 100 ppm, suhu ruang 200 ppm, suhu ruang 0 ppm, suhu ruang e. 25 C f. suhu ruang Gambar 14. Perubahan kekerasan buah pepaya IPB 1 setelah pemeraman

2. Total Padatan Terlarut TPT

Menurut Muchtadi dan Sugiyono 1992, bila pati terhidrolisis maka akan terbentuk glukosa sehingga kadar gula dalam buah akan meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa aktifitas enzim yang mengubah pati, hemiselulosa, dan propektin yang terdapat pada buah pepaya dipengaruhi oleh konsentrasi etilen dan suhu selama pemeraman. Kenaikan TPT terjadi karena karbohidrat terhidrolisis menajdi senyawa glukosa dan fruktosa, sedangkan penurunan TPT terjadi karena kadar gula sederhana yang mengalami perubahan menjadi alkohol, aldehid, dan asam Winarno dan Wirakartakusumah, 1981. 31 Proses hidrolisis pati menjadi gula dan air selama respirasi buah dipengaruhi oleh rangsangan gas etilen yang diberikan serta suhu selama pemeraman. Menurut Pantastico 1986, besarnya laju perombakan pati menjadi gula dipengaruhi oleh suhu dan enzim. Proses pematangan buah biasanya meningkatkan jumlah gula sederhana yang memberi rasa manis, penurunan asam-asam organik dan senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan masam, dan kenaikan zat-zat atsiri yang memberi aroma khas pada buah. TPT akan meningkat dengan cepat ketika buah mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan terjadinya hidrolisa pati yang tidak larut dalam air menjadi gula yang larut dalam air. Selanjutnya dalam proses penuaan semakin berlanjut penurunan TPT, hal ini diduga karena hidrolisa pati sudah sedikit sekali sedangkan respirasi meningkat dan sintesa asam yang mendegradasi gula tetap berlangsung. Hasil pengukuran TPT buah pepaya IPB 1 setelah pemeraman dengan adanya perlakuan penambahan etilen 100, 200, dan 0 ppm pada suhu peram 20 C, 25 C dan pada suhu ruang menunjukkan pola yang berbeda-beda, ada yang mengalami penurunan dari hari ke-1 sampai hari ke-2 kemudian mengalami peningkatan pada hari ke-3 perlakuan dengan pemberian 0 ppm etilen pada suhu peram 25 C dan pemberian etilen sebanyak 100 ppm pada suhu ruang, ada yang mengalami peningkatan dari hari ke-1 menuju hari ke-2 dan mengalami penurunan pada hari ke-3 seperti pada perlakuan pemberian etilen sebanyak 200 ppm pada suhu peram 25 C dan pada suhu ruang, dan ada yang dari hari ke-1 sampai hari ke-3 setelah pematangan TPT mengalami peningkatan perlakuan dengan pemberian etilen 100 ppm pada suhu 25 C dan 0 ppm pada suhu ruang, dapat dilihat pada Gambar 15. 32 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari Tot a l p a da ta n t e rl a rut b ri x 100 ppm, 20 C 100 ppm, 25 C 100 ppm, suhu ruang 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari T o ta l pa da ta n t e rl a rut b ri x 200 ppm, 20 C 200 ppm, 25 C 200 ppm, suhu ruang a. 100 ppm b. 200 ppm 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari To ta l pa da ta n t e rl a ru t b ri x 0 ppm, 20 C 0 ppm, 25 C 0 ppm, suhu ruang 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari Tot a l pa da ta n t e rl a rut b ri x 100 ppm, 20 C 200 ppm, 20 C 0 ppm, 20 C c. 0 ppm d. 20 C 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari Tot a l pa da ta n t e rl a rut 100 ppm, 25 C 200 ppm, 25 C 0 ppm, 25 C 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 Lama penyimpanan setelah pemeraman hari Tot a l pa da ta n t e rl a ru t b ri x 100 ppm, suhu ruang 200 ppm, suhu ruang 0 ppm, suhu ruang e. 25 C f. Suhu ruang Gambar 15. Perubahan TPT buah pepaya IPB 1 setelah pemeraman Nilai TPT tertinggi dicapai oleh pepaya yang diberi perlakuan konsentrasi etilen 100 ppm pada suhu ruang yaitu sebesar 12.7 o brix pada hari ke-2 setelah pemeraman Lampiran 6. Berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 16 dan uji lanjut Duncan dengan taraf 5 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian etilen dan suhu selama pematangan buatan berpengaruh nyata p 0.05 terhadap TPT 33 buah pepaya IPB 1. Penurunan TPT tertinggi pada suhu ruang dengan konsentrasi etilen 200 ppm.

3. Susut Bobot