11 Tabel 3. Rekomendasi suhu, kelembaban relatif, dan daya simpan tiap jenis buah
Jenis buah Suhu
C RH Daya simpan
minggu Alpukat, Pisang
13.3 85-90
2 Pisang raja sere hijau
12.8-13.3 85-90
3-4 Cavendish hijau
12.8-14.4 85-90
3-4 Cavendish matang
12.8 85-90
1 Langkatan hijau
12.8-15.6 85-90
4 Langkatan matang
15.6 85-90
1.5 Jeruk 8.9-10
90 2
Jambu 8.3-10 85-90
2-5 Pepaya 10
85-90 3
Rambutan 10 85-90
1-2.5
Sumber: Satuhu, 1995
F. Pemeraman
Pematangan buatan artificial ripening merupakan suatu usaha untuk mengatur proses pematangan sehingga tidak hanya mengandalkan proses
pematangan alami. Pematangan buatan dilakukan secara komersial untuk dapat memenuhi permintaan pasar terhadap buah masak optimum.
Pemeraman bertujuan untuk mempercepat dan menyeragamkan kematangan buah, dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu hasil pemeraman
diantaranya tingkat kematangan buah, suhu, dan kelembaban ruang pemeraman serta adanya gas etilen. Efek pemberian gas etilen pada buah non klimakterik
yaitu menaikkan laju respirasi yang mengakibatkan meningkatnya laju pematangan buah, selain itu berhubungan juga dengan jumlah konsentrasi gas
yang diberikan serta tidak berpengaruh terhadap waktu terjadinya puncak klimakterik. Pada buah klimakterik pemberian etilen akan mempercepat
tercapainya puncak klimakterik tetapi tidak mempengaruhi laju respirasi Winarno, 2002.
Zat yang biasa digunakan untuk mempercepat kematangan buah adalah karbit, gas asetilen dan gas etilen. Pemeraman buah dengan karbit telah umum
dilakukan karena karbit atau kalsium karbida CaC
2
mudah diperoleh di pasar bebas. Reaksi air dengan karbit yang berupa gumpalan atau serbuk akan
menghasilkan gas asetilen yang mempercepat kematangan buah-buahan. Dosis karbit yang umum digunakan untuk pemeraman adalah 1 – 2 kg per ton buah dan
12 biasanya karbit dibungkus dengan kertas atau daun lalu diletakkan dalam wadah
bersama buah yang akan diperam Satuhu, 1995.
G. Etilen
Menurut Abeles 1973 etilen ethene adalah suatu gas hidrokarbon dengan ikatan rangkap dan memiliki berat molekul 28.05, merupakan suatu gas
tidak berwarna dengan bau manis seperti eter. Disamping itu etilen mudah terbakar dengan batas ambang antara 2.75-28.60 di udara dan dapat larut dalam
air sekitar lima kali daripada di udara. Dalam fase gas pada konsentrasi 1 ppm dan temperatur 0
C, kemolaran etilen dalam air adalah 10.1x10
-9
dan 4.43x10
-9
pada temperatur 25
C Abeles, 1973. Winarno dan Wirakartakusumah 1981 menyatakan bahwa etilen adalah
suatu gas yang digolongkan sebagai hormon yang aktif dalam proses pematangan karena dapat memenuhi syarat yakni dihasilkan oleh tumbuhan, bersifat mobil
dalam jaringan tanaman dan merupakan senyawa organik. Etilen tidak hanya berperan dalam proses pematangan tetapi juga proses pertumbuhan, seperti pada
sistem pembungaan, akan dapat mempercepat proses pemekaran kuncup.
H. Hubungan Etilen Dengan Pematangan Buah