14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 HASIL BELAJAR
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Sudjana  2009:  3,  mengemukakan  hasil  belajar  adalah  kemampuan- kemampuan  yang  dimiliki  peserta  didik  setelah  ia  menerima  pengalaman
belajarnya. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian  yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotoris. Belajar  dapat  membawa  perubahan  yang  pada  pokoknya  adalah
didapatkannya  kecakapan  baru.  Dengan  demikian,  hasil  belajar  dapat  diartikan sebagai  perubahan  kecakapan  dan  perilaku  yang  diperoleh  setelah  mengalami
aktivitas  belajar  Suryabrata,  2011  :232.  Sedangkan  menurut  Hamalik  2008: 159  mengungkapkan  bahwa  evaluasi  hasil  belajar  adalah  seluruh  kegiatan
pengukuran  pengumpulan  data  dan  informasi,  pengolahan,  penafsiran,  dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
oleh  siswa  setelah  dilakukan  kegiatan  belajar  dalam  upaya  mencapai  tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Hasil  belajar  adalah  pola-pola  perbuatan,  nilai-nilai,  pengertian-pengertian, sikap-sikap,  apresiasi,  dan  keterampilan.  Menurut  Gagne,  hasil  belajar  berupa
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik,
dan  sikap.  Sedangkan  menurut  Bloom,  hasil  belajar  mencakup  kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik Suprijono, 2011 :5-6.
Berdasarkan  pengertian  di  atas  maka  dapat  diartikan  bahwa  hasil  belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan dan
tersimpan  dalam  jangka  waktu  lama  atau  bahkan  tidak  akan  hilang  selama- lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk  pribadi individu  yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor –faktor  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  antara  siswa  yang  satu
dengan  yang  lain  berbeda.  Hasil  ini  menimbulkan  hasil  belajar  yang  dicapai masing-masing individu berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa, menurut Slameto 2010: 54-72 faktor-faktor tersebut adalah: a.  Faktor yang berasal dari luar eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi proses belajar, terdiri dari:
1.  Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa orang tua
mendidik,  relasi  antar  keluarga,  suasana  rumah  tangga  dan  keadaan  ekonomi keluarga.
a.  Cara orang tua mendidik anak Cara  orang  tua  mendidik  anaknya  besar  pengaruhnya  terhadap  belajar
anaknya.  Orang  tua  yang  kurang  atau  tidak  memperhatikan  pendidikan anaknya,  misalnya  mereka  acuh  tak  acuh  terhadap  belajar  anaknya,  tidak
memperhatikan  sama  sekali  akan  kepentingan-kepentingan  dan  kebutuhan anaknya dalam belajar akan menyebabkan anaknya tidak atau kurang berhasil
dalam belajarnya. b.  Relasi antar anggota keluarga
Demi  kelancaran  belajar  serta  keberhasilan  anak,  perlu  diusahakan  relasi yang  baik  di  dalam  keluarga  naka  tersebut.  Hubungan  yang  baik  adalah
hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
c.  Suasana Rumah Suasana  rumah  dimaksudkan  sebagai  situasi  atau  kejadian-kejadian  yang
sering  terjadi  di  dalam  keluarga  dimana  anak  berada  dan  belajar.  Suasana rumah  yang  gaduh  atau  ramai  dan  semrawut  tidak  akan  member  ketenangan
kepada  anak  yang  belajar.  Selanjutnya  agar  anak  dapat  belajar  dengan  baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.
d.  Keadaan ekonomi Keluarga Keadaan  ekonomi  keluarga  erat  hubungannya  dengan  belajar  anak.  Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan, pakaian,  perlindungan  kesehatan  dan  lain-lain,  juga  membutuhkan  fasilitas
belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-
buku  dan  lain  sebagainya.  Fasilitas  belajar  itu  hanya  dapat  terpenuhi  jika keluarga mempunyai cukup uang.
2.  Faktor sekolah a.  Model mengajar
Model  mengajar  adalah  suatu  cara  atau  jalan  yang  harus  dilalui  di  dalam mengajar.  Model  mengajar  mempengaruhi  belajar  siswa.  Model    mengajar
guru  yang kurang baik akan mempengaruhi belajr siswa yang tidak baik pula. Model mengajar yang kurang baik misalnya Karena guru kurang persiapan dan
kurang  menguasai  behan  pelajaran  sehingga  guru  menyajikan  materi  tidak jelas.  Guru  biasa  mengajar  dengan  model  ceramah.  Siswa  menjadi  bosan,
mengantuk,  pasif  dan  hanya  mencatat  saja.  Guru  haruslah  lebih  berani mencoba  model-model  baru  yang  dapat  membantu  meningkatkan  kegiatan
belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. b.  Kurikulum
Kurikulum  diartikan  sebagai  sejumlah  kegiatan  yang  diberikan  kepada siswa.  Kegiatan  itu  sebagian  besar  adalah  menyajikan  behan  pelajaran  agar
siswa  menerima  dan  mengembangkan  bahan  pelajaran.  Kurikulum  yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
c.  Relasi guru dengan siswa Proses  belajar  mengajar  terjadi  antara  guru  dengan  siswa.  Proses  tersebut
dipengaruhi  oleh  relasi  yang  ada  dalam  prose  situ  sendiri.  Guru  yang  kurang berinteraksi  dengan  siswa  secara  akrab  menyebabkan  proses  belajar  mengajar
itu kurang lancar.
d.  Disiplin sekolah Disiplin akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. Dengan
demikian  agar  siswa  belajar  lebih  maju,  siswa  harus  disiplin  di  dalam  belajar baik  di  sekolah  maupun  di  rumah.  Siswa  akan  disiplin  apabila  guru  dan  staf
yang lain disiplin pula. e.  Alat pelajaran
Alat  pelajaran  erat  hubungannya  dengan  cara  belajar  siswa,  karena  alat pelajaran  yang  dipakai  guru  waktu  mengajar  dipakai  pula  oleh  siswa  untuk
menerima  bahan  yang  diajarkan.  Alat-alat  tersebut  antara  alin  buku  di perpustakaan,  laboratorium  atau  media-media  lain.  Mengusahakan  alat
pelajaran  yang  baik  dan  lengkap  adalah  perlu  agar  siswa  dapat  mengajar dengan  baik  sehingga  siswa  dapat  menerima  pelajran  dengan  baik  serta  dapat
belajar dengan baik pula. 3.  Faktor masyarakat
a.  Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan  siswa  dalam  masyarakat  dapat  menguntungkan  terhadap
perkembangan pribadinya. Akan tetapi perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.
b.  Media massa Yang  termasuk  media  massa  adalah  bioskop,  radio,  televise,  surat  kabar,
majalah,  buku-buku,  komik,  dan  lain-lain.  Media  massa  yang  baik  memberi pengaruh  yang  baik  terhadap  siswa  dan  juga  terhadap  belajarnya.  Sebaliknya
media massa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
c.  Teman bergaul Pengaruh  dari  teman  bergaul  siswa  lebih  cepat  masuk  dalam  jiwanya
daripada yang tidak terduga. Teman bergaul  yang baik akan berpengaruh baik terhadap  diri  siswa,  begitu  juga  sebaliknya,  teman  bergaul  yang  jelek  pasti
mempengaruhi  sifat  yang  jelek  juga.  Agar  siswa  dapat  belajar  dengan  baik, maka  perlu  diusahakan  siswa  memiliki  teman  bergaul  yang  baik  dan
pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.
d.  Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan  masyarakat  sekitar  siswa  juga  berpengaruh  terhadap  belajar
siswa.  Maka  perlu  diusahakan  lingkungan  yang  baik  agar  dapat  member pengaruh  yang  positif  terhadap  anaknya  atau  siswa  sehingga  dapat  belajar
dengan sebaik-baiknya. b.  Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal
1.  Faktor jasmaniah a.  Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
b.  Cacat tubuh Cacat  tubuh  adalah  sesuatu  yang  menyebabkan  kurang  baik  atau  kurang
sempurna  mengenai  tubuh  atau  badan.  Keadaan  cacat  tubuh  juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu. Cacat itu
berupa  buta,  tuli,  setengah  tuli,  patah  kaki,  patah  tanggan,  lumpuh  dan  lain- lain.
2.  Faktor psikologis a.  Minat
Minat  adalah  kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan mengenang  beberapa  kegiatan.  Mnat  besar  pengaruhnya  terhadap  belajar,
karena  bila  bahan  pelajaran  yang  dipelajari  tidak  sesuai  dengan  minat  siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
b.  Intelengensi Intelengensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan  efektif,  mengetahui  menggunakan  konsep-konsep  yang  abstrak  secara
afaktif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. c.  Bakat
Bakat  adalah  kemampuan  untuk  belajar.  Bakat  mempengaruhi  belajar siswa. jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka
hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat dalam belajarnya.
d.  Perhatian Perhatian menurut Gozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu
pun  semata-mata  tertuju  kepada  suatu  objek.  Untuk  dapat  menjamin  hasil belajar  yang  baik,  maka  siswa  harus  mempunyai  perhatian  terhadap  bahan
yang dipelajarinya.
e.  Kematangan Kematangan  adalah  suatu  tingkat  fase  dalam  pertumbuhan  seseorang,
dimana  alat-alat  tubuhnya  sudah  siap  untuk  melaksanakan  kecakapan  baru. Belajarnya akan berhasil jika anak sudah siap matang.
3.  Faktor  kelelahan Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi  dua macam  yaitu kelelahan
jasmani  dan  kelelahan  rohani.Kelelahan  jasmani  terlihat  dengan  lemah lunglainya  tubuh  dan  timbul  kecenderungan  untuk  membaringkan  tubuh.
Kelelahan  rohani  dapat  dilihat  dengan  adanya  kelesuan  dan  kebosanan, sehingga  minat  dan  dorongan  untuk  menghasilkan  sesuatu  hilang.Agar  siswa
dapat  belajar  dengan  baik  haruslah  menghindari  jangan  sampai  terjadi kelelahan dalam mengajar.
2.2 TEORI BELAJAR