dengan resiko dan pengembalian return yang memadai, dan dengan
cara atau prosedur yang mudah.
2.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan  kelompok  mendapatkan  apa  yang  mereka  butuhkan  dan  inginkan
dengan  menciptakan,  menawarkan,  dan  secara  bebas  mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain Kotler, 2002.
William  J.  Stanton  dalam  Angipora  2002,  mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar, yaitu:
a.  Dalam arti kemasyarakatan Pemasaran  adalah  setiap  kegiatan  tukar-menukar  yang  bertujuan  untuk
memuaskan keinginan manusia. b.  Dalam arti bisnis
Pemasaran  adalah  sebuah  sistem  dari  kegiatan  bisnis  yang  dirancang untuk
merencanakan, memberi
harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.
Rangkuti 1997, menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan  yang  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor  sosial,  budaya,  politik,
ekonomi,  dan  manajerial.  Akibat  dari  pengaruh  berbagai  faktor  tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan
dan  keinginan  dengan  menciptakan,  menawarkan,  dan  menukarkan  produk yang memilki nilai komoditas.
2.3. Produk
2.3.1. Pengertian Produk
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan Kotler, 2002. Produk meliputi benda fisik, jasa  orang, tempat, organisasi, dan  gagasan. Sedangkan
William  J.  Stanton  dalam  Angipora  2002,  mendefinisikan  produk dalam dua pengertian dasar, yaitu:
1.  Pengertian sempit Produk  adalah  sekumpulan  atribut  fisik  nyata  tangible  yang
terkait dalam sebuah bentuk yang dapat didefinisikan. 2.  Pengertian luas
Produk  adalah  sekumpulan  atribut  yang  nyata  tangible  dan tidak nyata intangible didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan,  dan  pelayanan  dari  pabrik  serta  pengecer  yang mungkin  diterima  oleh  pembeli  sebagai  sesuatu  yang  bisa
memuaskan keinginannya. Usaha untuk merencanakan produk yang akan ditawarkan ke
pasar memiliki berbagai tingkatan Angipora, 2002, yaitu : 1.  Produk  utamainti  core  benefit  adalah  produk  yang
sesungguhnya  dibeli  konsumen  karena  memilki  manfaat  utama atau sesungguhnya.
2.  Produk dasar basic product atau sering disebut produk generik adalah  produk  yang  mencerminkan  versi  dasar  fungsional  dari
suatu produk. 3.  Produk  yang  diharapkan  expected  product  yaitu  suatu
kumpulan  atribut  dan  kondisi  yang  biasanya  diharapkan  dan disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut.
4.  Produk  yang  ditingkatkan  augmented  product  atau  sering disebut  dengan  produk  tambahan,  yaitu  suatu  pelayanan
tambahan  yang  diberikan  untuk  memenuhi  keinginan  pelanggan dan  bahkan  melampaui  harapan  mereka.  Sehingga  mampu
membedakan penawaran
perusahaan dengan
penawaran perusahaan pesaing.
5.  Produk  potensial  potetential  product  yaitu  semua  tambahan yang mencaup segala peningkatan dan transformasi pada produk
yang mungkin dilakukan dimasa mendatang.
2.3.2. Klasifikasi Produk
Produk yang beredar di pasar, baik barang maupun jasa dapat digolongkan beberapa jenis. Berdasarkan daya tahan dan wujudnya,
maka produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok Kotler, 2002, yaitu :
1.  Barang tidak tahan lama atau sering disebut barang yang terpakai habis  non  durable  goods  adalah  barang  yang  secara  normal
biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contoh: sabun, garam, minuman, dan makanan ringan.
2.  Barang tahan lama durable goods adalah barang berwujud yang biasanya  secara  normal  dapat  bertahan  lama  sehingga  dapat
dipergunakan dalam banyak pemakaian. Contoh:  pakaian,  lemari  es,  televisi,  komputer,  dan  peralatan
mesin lainnya. 3.  Jasa  services  adalah  suatu  aktivitas,  manfaat,  atau  kepuasan
yang  ditawarkan  untuk  dijual.  Jasa  merupakan  benda  tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Contoh: lembaga pendidikan, bengkel, dan hotel. Selain klasifikasi produk berdasarkan daya tahannya, produk
juga  dapat  diklasifikasikan  berdasarkan  tujuan  pemakaian  dapat digolongkan  menjadi  dua  golongan  besar  yaitu  barang  konsumsi
consumer  goods  dan  barang  industri  industrial  goods  Angipora, 2002, yaitu :
1.  Barang konsumsi consumer goods Barang  konsumsi  adalah  barang-barang  yang  dibeli  untuk
dikonsumsi  sendiri  atau  dipakai  secara  bersama  dengan  anggota keluarga  lainnya.  Barang  ini  umumnya  dibeli  berdasarkan  atas
kebiasaan  membeli  dari  konsumen.  Barang  konsumsi  dibedakan menjadi empat yaitu:
a.  Convinience  goods  adalah  barang-barang  yang  biasanya sering dibeli konsumen dengan harga yang relatif murah dan
hanya  menggunakan  sedikit  upaya  untuk  mendapatkannya.
Biasanya  konsumen  membeli  produk  tersebut  secara  teratur dengan  tanpa  rencana,  karena  secara  umum  sudah
mengetahui secara jelas merek produk yang populer. Contoh: permen, minuman ringan, dan sabun.
b.  Shopping  goods  adalah  barang-barang  yang  dalam  proses pemilihan  dan  pembeliannya  terlebih  dahulu  dibandingkan
oleh  konsumen  diantara  berbagai  alternatif  barang  yang tersedia. Karakteristik pembanding yang digunakan meliputi:
harga, merek, kesesuaian, kualitas, dan gaya, atau mode. Contoh: mesin cuci, televisi, dan telepon selular.
c.  Speciality  goods  adalah  barang-barang  yang  memiliki karakteristik  tertentu  atau  identifikasi  merek  yang  unik
dimana  sekelompok  konsumen  bersedia  untuk  melakukan usaha khusus untuk membelinya. Dalam kasus ini, konsumen
mengorbankan  waktu,  tenaga,  dan  biaya  untuk  mencari penyalur yang mampu menyediakan barang yang diinginkan.
Contoh:  mobil,  restoran  mewah,  dan  perawatan  kesehatan yang spesial.
d.  Unsougt  goods  adalah  barang-barang  yang  tidak  diketahui konsumen,  namun  secara  normal  konsumen  tidak  berpikir
untuk membelinya. Contoh: ensiklopedia, batu nisan, dan tanah kuburan.
2.  Barang industri industrial goods Barang  industri  adalah  barang  yang  dibeli  oleh  kalangan
industriawan  yang  akan  digunakan  untuk  mendukung  berbagai keperluan,  misalnya  untuk  proses  produksi  dan  untuk  proses
penjualan.  Barang-barang  yang  termasuk  jenis  ini  adalah  bahan baku  dan  suku  cadang,  barang  modal,  serta  perlengkapan  dan
jasa bisnis.
2.4. Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,  yang pada dasarnya  bersifat  intangible  tidak
berwujud  fisik  dan  tidak  mengakibatkan  kepemilikan  sesuatu  Kotler, 2002.  Lovelock  dan  Lauren  1999,  mendefinisikan  jasa  sebagai  kegiatan
ekonomi  yang  menciptakan  dan  memberikan  manfaat  bagi  pelanggan  pada waktu  dan  tempat  tertentu,  sebagai  hasil  dari  tindakan  mewujudkan
perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Konsumen dapat  menggunakan lima dimensi kualitas  untuk menilai
kualitas jasa, yaitu : 1.  Reliability Keandalan
Kemampuan  untuk  memberikan  jasa  secara  akurat  sesuai  dengan  yang dijanjikan.
2.  Responsiveness Cepat tanggap Kemampuan  karyawan  untuk  membantu  konsumen  menyediakan  jasa
dengan cepat sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. 3.  Assurance Jaminan
Pengetahuan  dan  kemampuan  karyawan  untuk  melayani  dengan  rasa percaya diri.
4.  Emphaty Empati Karyawan  harus  memberikan  perhatian  secara  individual  kepada
konsumen dan mengerti kebutuhan konsumen. 5.  Tangible Keberwujudan
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan alat-alat komunikasi.
2.5. Perilaku Konsumen