perubahan dalam pengetahuan, sikap atau perilaku, 3 perubahan sikap dan perilaku.
2.8. Atribut Produk
Atribut produk adalah semua fitur baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud suatu barang atau jasa  yang dapat dinilai konsumen. Salah
satu  perbedaan  yang  mendasar  antara  barang  dan  jasa  adalah  bahwa  jasa lebih  sulit  dinilai  oleh  konsumen.  Menurut  Lovelock  1999,  ada  tiga
kategori  karakteristik  produk  yang  berbeda  yaitu  pencarian,  pengalaman, dan kepercayaan.
Atribut  pencarian  adalah  karakteristik  yang  memungkinkan pelanggan  menilai  produk  dan  jasa  sebelum  membelinya.  Karakteristik
tersebut berupa gaya, warna, tekstur, rasa, bunyi, dan harga, calon pelanggan dapat  melihat,  mencoba,  merasakan  produk  tersebut  sebelum  membelinya.
Tahap ini membantu pelanggan mengerti dan menilai apa yang akan didapat setelah mengkonsumsi barang dan jasa.
Atribut  pengalaman  adalah  fitur  kinerja  produk  yang  hanya  dapat dinilai  pelanggan  selama  penyerahan  jasa.  Dalam  hal  ini  pelanggan  tidak
dapat  mengandalkan  informasi  dari  teman,  keluarga,  atau  nara  sumber  lain sewaktu menilai jenis produk ini.
Atribut  kepercayaan  adalah  fitur-fitur  produk  yang  mungkin  tidak dapat  dinilai  pelanggan  bahkan  setelah  membeli  dan  mengkonsumsinya.
Contohnya  pasien  umumnya  tidak  dapat  menilai  seberapa  baik  seorang dokter gigi mengerjakan pembedahan gigi yang kompleks.
Atribut  produk  dapat  dibedakan  ke  dalam  atribut  fisik  dan  atribut abstrak.  Atribut  fisik  menggambarkan  ciri-ciri  fisik  dari  suatu  produk,
misalnya  ukuran  dari  handphone  panjang,  lebar,  dan  tebal  dalam  mm. Atribut  abstrak  menggambarkan  karakteristik  subjektif  dari  suatu  produk
berdasarkan persepsi konsumen Sumarwan, 2002.
2.9. Sikap
Sikap  attitudes  konsumen  adalah  faktor  penting  yang  akan mempengaruhi  keputusan  konsumen.  Konsep  sikap  sangat  terkait  dengan
konsep  kepercayaan  belief  dan  perilaku.  Menurut  Mowen  dan  Minor dalam  Sumarwan  2002,  menyebutkan  bahwa  istilah  pembentukan  sikap
konsumen  consumer  attitude  formation  seringkali  menggambarkan
hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku.
Engel,  Blackwell  dan  Miniard  dalam  Sumarwan  2002, mengemukakan  bahwa  sikap  menunjukkan  apa  yang  konsumen  sukai  dan
yang tidak disukai. Definisi lain dikemukakan oleh Loudon dan Della Bitta 1993  ”an  enduring  organization  of  motivational,  emotional,  perceptual,
and cognitive process with respect to some aspect of the individual world”.
Definisi  tersebut  menggambarkan  pandangan  kognitif  dari  psikolog sosial,  dimana  sikap  dianggap  memiliki  tiga  unsur  yaitu  kognitif
pengetahuan,  afektif  emosi,  perasaan,  dan  konatif  tindakan. Berdasarkan  beberapa  definisi  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  sikap
merupakan  ungkapan  perasaan  konsumen  tentang  suatu  objek  apakah disukai  atau  tidak,  dan  sikap  juga  bisa  menggambarkan  kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.
2.9.1. Fungsi Sikap
Schiffman dan
Kanuk dalam
Sumarwan 2002,
mengemukakan  empat  fungsi  dari  sikap  yaitu  fungsi  utilitarian, fungsi  mempertahankan  ego,  fungsi  ekspresi  nilai,  dan  fungsi
pengetahuan.  Keempat    fungsi  sikap  tersebut  dapat  digunakan sebagai  metode  untuk  mengubah  sikap  konsumen  terhadap  produk,
jasa atau merek. 1.  Fungsi Utilitarian The Utilitarian Function
Sikap  berfungsi  mengarahkan  perilaku  untuk  mendapatkan penguatan  positif  positive  reinforcement  atau  menghindari
risiko  punishment,  karena  itu  sikap  berperan  seperti  operant
conditioning. Manfaat produk bagi konsumen yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut.
2.  Fungsi Mempertahankan Ego The Ego-Defensive Function Sikap  berfungsi  untuk  melindungi  seseorang  citra  diri-self
images  dari  keraguan  yang  muncul  dari  dalam  dirinya.  Sikap tersebut  berfungsi  untuk  meningkatkan  rasa  aman  dari  ancaman
yang  datang  dan  menghilangkan  keraguan  yang  ada  dalam  diri konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih
baik  untuk  meningkatkan  citra  diri  dan  mengatasi  ancaman  dari luar.
3.  Fungsi Ekspresi Nilai The Value-Expressive Function Sikap  berfungsi  untuk  menyatakan  nilai-nilai,  gaya  hidup,  dan
intensitas  sosial  dari  seseorang.  Sikap  akan  menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen.
4.  Fungsi Pengetahuan The Knowledge Function Keingintahuan  adalah  salah  satu  karakter  yang  penting.
Pengetahuan  yang  baik  mengenai  suatu  produk  seringkali mendorong  seseorang  untuk  menyukai  produk  tersebut.  Karena
itu sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.
2.9.2. Model Sikap
Menurut Sumarwan 2002, ada tiga model sikap yaitu :
1.  Model Tiga Komponen Tricomponent Model Peter  dan  Olson  1999,  mengemukakan  model  analisis
konsumen a framework for consumer analysis yang disebutnya sebagai  tiga  unsur  analisis  konsumen  three  elements  of
consumer analysis. Ketiga unsur tersebut adalah consumer affect dan  cognition,  consumer  behavior,  dan  consumer  environment.
Model ini mengungkapkan bagaimana hubungan masing-masing ketiga  unsur  tersebut.  Solomon  1999  menyebut  tricomponent
model  sebagai  Model  Sikap  ABC.  A  menyatakan  sikap  affect,
B  adalah perilaku  behavior,  C  adalah  kepercayaan  cognitive. Sikap  menyatakan  perasaan  seseorang  terhadap  suatu  objek
sikap.  Perilaku  adalah  kecenderungan  seseorang  untuk melakukan  sesuatu,  sedangkan  kognitif  adalah  kepercayaan
seseorang terhadap objek sikap. Model ABC menganggap bahwa afektif, kognitif, dan perilaku adalah berhubungan satu sama lain.
2.  Model Sikap Multiatribut Fishbein Teori-teori  sikap  mengemukakan  bahwa  sikap  konsumen
terhadap  suatu  produk  akan  mempengaruhi  perilaku  atau tindakan  konsumen  terhadap  produk  tersebut.  Pengukuran  yang
paling  populer  digunakan  oleh  para  peneliti  konsumen  adalah model  sikap  multiatribut  Fishbein,  yang  terdiri  atas  tiga  model
yaitu  the  attitude-toward-object  model,  the  attitude-toward- behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model
sikap  multiatribut  menjelaskan  bahwa  sikap  konsumen  terhadap suatu  objek  sikap  produk  atau  merek  sangat  ditentukan  oleh
sikap  konsumen  terhadap  atribut-atribut  yang  dievaluasi.  Model ini  secara  singkat  menyatakan  bahwa  sikap  seorang  konsumen
terhadap  suatu  objek  akan  ditentukan  oleh  sikapnya  terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.
3.  Model Sikap Angka Ideal The Ideal-Point Model Model  sikap  lainnya  yang  sering  digunakan  untuk  menganalisis
sikap konsumen terhadap suatu produk adalah model sikap angka ideal  the  ideal-point  model.  Engel,  Blackwell,  dan  Miniard
dalam  Sumarwan  2002,  mengemukakan  bahwa  model  angka ideal  akan  memberikan  informasi  mengenai  sikap  konsumen
terhadap  merek  suatu  produk  dan  sekaligus  bisa  memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen.
2.10. Hasil Penelitian Terdahulu
Skripsi  tentang  perilaku  konsumen  terhadap  Kospin  JASA Pekalongan belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun alat analisis yang
digunakan  dalam  penelitian  ini  merupakan  alat  analisis  yang  banyak digunakan dalam penelitian mengenai perilaku konsumen.
Wijayanti  et  al,  2004  melakukan  penelitian  pada  BMT  Baitul  Mal Wattamwil  di  Purwokerto  mengenai  faktor-faktor  motivasi  yang
dipertimbangkan  dalam  memilih  sisitem  perbankan  syariah.  Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor motivasi internal dan
eksternal menjadi pertimbangan konsumen dalam menyimpan dana di BMT. Faktor  motivasi  internal  tersebut  terbagi  atas  lima  faktor,  yaitu:  faktor  1
menjalankan Syariat  Islam, faktor 2  hasil  bagi  yang halal, faktor 3  rela memberi bantuan, faktor 4 bagi hasil yang jujur, serta faktor 5 kemauan
diri  sendiri.    Faktor  motivasi  eksternal  tersebut  terbagi  atas  enam  faktor, yaitu: faktor 1 promosi, faktor 2 orang lain, faktor 3 anggota keluarga,
faktor  4  pelayanan,  faktor  5  informasi  keuangan  yang  transparan,  dan faktor  6  kecepatan  transaksi.  Teknik  analisis  yang  digunakan    dalam
penelitian ini adalah analisis faktor. Hanifeliza,  2004  menganalisis  faktor-faktor  yang  mempengaruhi
total  tabungan  masyarakat  yang  dihimpun  perbankan  di  Indonesia.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perkembangan tabungan masyarakat
yang  dihimpun  perbankan  di  Indonesia  periode  1994  sampai  dengan  2003, untuk  menganalisis  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  total  tabungan
masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia dan menganalisis faktor yang  paling  responsif  mempengaruhi  total  tabungan  masyarakat  Indonesia.
Penelitian  ini  menggunakan  data  sekunder  yang  diperoleh  dari  Bank Indonesia BI, BPS, CSIS serta instansi-instansi terkait lainnya. Data yang
diperoleh  dianalisis  dengan  menggunakan  metode  kuadrat  terkecil  atau Ordinary Least Square OLS. Program yang digunakan adalah program E-
views 4.1. hasil penelitian menunjukan bahwa selama jangka waktu sepuluh tahu  mulai  dari  tahun  1994  sampai  2003,  tabungan  masyarakat  yang
dihimpun  perbankan  di  Indonesia  terus  mengalami  peningkatan  setiap
tahunnya. Faktor-faktor
yang signifikan
mempengaruhi tabungan
masyarakat  adalah  tingkat  suku  bunga  riil,  inflasi,  dummy  slope,  jumlah bank,  populasi,  besarnya  tabungan  masyarakat  pada  periode  sebelumnya,
sedangkan pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan.  Faktor  yang  paling  responsif  mempengaruhi  total  tabungan
masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia adalah jumlah perbankan yang ada di Indonesia.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Wijayanti  et  al  membagi  faktor- faktor  yang  menjadi  pertimbangan  dalam  menyimpan  dana  berdasarkan
faktor  motivasi  eksternal  dan  internal.  Sedangkan  dalam  penelitian  ini faktor-faktor  yang  mempengaruhi  dalam  pemilihan  Kospin  JASA
Pekalongan  terdiri  dari  tiga  faktor  yaitu  faktor  perbedaan  individu,  faktor pengaruh  lingkungan,  dan  faktor  atribut  jasa.  Penelitian  ini  menggunakan
alat  analisis  yang  digunakan  Wijayanti  et  al  sebagai  acuan.  Sedangkan penelitian Hanifeliza digunakan sebagai bahan masukan untuk memperoleh
hasil yang lebih maksimal.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran