dari  sumber-sumber  pribadi  atau  publik.  Akan  tetapi  kebanyakan konsumen  lebih  dipengaruhi  oleh  sumber  pribadi  ketika  mengambil
keputusan jasa, barang atau merek apa yang akan dibeli.
2.6.2. Evaluasi Alternatif
Tahap ketiga dari proses keputusan adalah evaluasi alternatif pre-purchase  alternative  evaluation.  Evaluasi  alternatif  adalah
proses  mengevaluasi  pilihan  produk  dan  merek,  dan  memilihnya sesuai  dengan  yang  diinginkan  konsumen.  Pada  proses  evaluasi
alternatif,  konsumen  membandingkan  berbagai  pilihan  yang  dapat memecahkan masalah yang dihadapinya Sumarwan, 2002.
Pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya  mengenai  alternatif  produk  yang  dipertimbangkan
tersebut.  Proses  evaluasi  alternatif  akan  mengikuti  pola  model pengambilan  keputusan  the  decision-making  perspective,  model
eksperiental  the  experiental  perspective,  atau  model  perilaku  the behavioral  perspective.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada  Tabel  2.  Jika
konsumen berada dalam kondisi keterlibatan tinggi terhadap produk high-involvement decision making, maka proses evaluasi alternatif
akan  memilki  tahapan  sebagai  berikut:  pembentukan  kepercayaan, kemudian pembentukan sikap, dan keinginan berperilaku behavioral
intentions Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2002. Tabel 2. Proses evaluasi alternatif
Model Pengambilan Keputusan
Proses Evaluasi Alternatif
1. Keterlibatan tinggi Membandingkan kepercayaan
terhadap atribut Membandingkan sikap yang
muncul
2. Keterlibatan rendah Membandingkan sejumlah kecil
kepercayaan atribut 3. Model eksperiensial
Membandingkan sikap yang muncul
4. Model perilaku Proses perbandingan tidak
dilakukan sebelum pembelian Sumber: Mowen dan Minor 1998 dalam Sumarwan 2002
2.6.3. Pembelian
Tahap  ini  merupakan  tahap  akhir  dari  proses  keputusan pembelian,  yaitu  dilakukan  setelah  konsumen  mengumpulkan
informasi  tentang  merek-merek  alternatif,  mengevaluasinya,  dan memutuskan  merek  mana  yang  paling  diinginkan.  Konsumen
sekarang  harus  memutuskan  dimana  membeli  produk  itu.  Memilih sumber  yang  dimanfaatkan  untuk  membeli  produk  secara  mendasar
melibatkan  proses  mental  yang  sama  seperti  halnya  keputusan pembelian produk.
Menurut  Kotler  2002,  ada  dua  faktor  yang  berada  diantara niat dan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah
sikap  atau  pendirian  orang  lain.  Seberapa  jauh  faktor  ini mempengaruhi  alternatif  yang  disukai  seseorang  tergantung  pada
intensitas  dari  pendirian  negatif  orang  lain  terhadap  alternatif  yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan
orang lain. Semakin kuat sifat negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin
menyesuaikan  maksud  pembeliaannya.  Faktor  kedua  yang  dapat mempengaruhi  maksud  dan  keputusan  pembelian  adalah  faktor
situasi  yang  sudah  diantisipasi.  Adanya  faktor  situasi  yang  tidak diantisipasi  ini  akan  dapat  mengubah  rencana  pembelian  suatu
produk yang akan dilakukan konsumen.
2.6.4. Hasil