33 Aspek aktivitas siswa dalam kegiatan emosional terintegrasi dalam semua
tahap pembelajaran inkuiri yang dilakukan guru baik pada tahap orentasi, merumuskan hipotesis sederhana, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
merumuskan kesimpulan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode inkuiri terbimbing
yang ingin ditingkatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA
Langkah Kegiatan Kegiatan Siswa
Orientasi Kegiatan visual, lisan, mendengarkan
Merumuskan Hipotesis Sederhana Kegiatan lisan, menulis, mental
Mengumpulkan Data Kegiatan visual, menulis, menggambar,
metrik Menguji Hipotesis
Kegiatan metrik, mental Merumuskan Kesimpulan
Kegiatan mental, lisan, menulis
G. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran seharusnya menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan aktivitas untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oemar
Hamalik 2010: 91 mengemukakan bahwa penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat supaya siswa dapat mencari pengalaman
sendiri dan langsung mengalami sendiri. IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang mengantarkan siswa dalam proses
perubahan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu diperlukan adanya partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman. Sri Sulistyorini dan Supartono 2007: 8 menyatakan bahwa konsep pendidikan dalam pembelajaran
34 IPA yaitu pendekatan atau metode pembelajaran harus memberi kemungkinan
agar siswa dapat menunjukkan keaktifan penuh dalam belajar active learning. Berdasarkan observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Terbahsari nampak
bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA cenderung masih rendah. Hal tersebut ditandai dengan kurangnya partisipasi aktif siswa khususnya dalam
mengajukan pertanyaan kepada guru. Ketika diberi kesempatan bertanya, tidak ada satu siswapun yang bertanya. Namun ketika guru mengajukan pertanyaan,
beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Pembelajaran berlangsung secara teacher centered yang menempatkan guru sebagai subjek
pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara verbal melalui metode konvensional yaitu ceramah, diksui, tanya jawab, dan penugasan. Hal
tersebut menjadikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA cenderung rendah. Proses pembelajaran IPA seharusnya menekankan siswa aktif mencari dan
menemukan sendiri suatu konsep. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yang membimbing dan mengarahkan siswa dalam upaya memperoleh suatu
pengetahuan. Siswa seharusnya aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang meliputi aktivitas mengamati, mengajukan pertanyaan, mendengarkan penjelasan
guru, mengemukakan pendapat, mengajukan berbagai kemungkinan pemecahan masalah, melakukan percobaan, menemukan jawaban berdasarkan hasil percobaan
dan merumuskan kesimpulan. Pemilihan metode yang tepat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu, guru perlu menentukan metode yang sesuai untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
35 pembelajaran IPA sehingga siswa dapat aktif mencari dan menemukan sendiri
suatu konsepmateri pembelajaran melalui bimbingan guru. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD adalah metode inkuiri
terbimbing guided inquiry. Wina Sanjaya 2009: 196 mengemukakan bahwa ciri utama dalam penerapan
metode inkuiri terbimbing yakni dalam prosesnya lebih menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu. Metode inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
terlibat dalam pemecahan masalah melalui langkah-langkah yang sistematis. Selain itu, metode inkuiri terbimbing akan menjadikan siswa memiliki kecakapan
bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis melalui langkah-langkah metode ilmiah sehingga mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Adapun
langkah-langkah penerapan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA di SD meliputi 1 orientasi; 2 merumuskan masalah, 3 merumuskan hipotesis
sederhana; 4 mengumpulkan data; 5 menguji hipotesis; dan 6 merumuskan kesimpulan. Dengan demikian, melalui metode inkuiri terbimbing diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri Terbahsari.
36 Berikut ini adalah bagan kerangka pikir dalam penelitian ini.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
H. Hipotesis Tindakan