Komponen Esensial Kurikulum Materi Pelatihan Pekerti.

38 evaluasi. Keempat komponen esensial tersebut bersifat saling interaksi dan mengait. Oleh karena itu, setiap komponen kurikulum tersebut akan memiliki pengaruh atau terpengaruh terhadap atau dari komponen kurikulum lainnya. Visualisasinya sebagai berikut. Gambar 2. Komponen esensial kurikulum TUJUAN KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN EVALUASI Tujuan atau kompetensi merupakan target yang ingin dicapai oleh sekolah. Tujuan atau kompetensi memuat sejumlah pengetahuan, nilai-sikap, dan ketrampilan yang ingin diberikan kepada peserta didik. Tujuan atau kompetens dikembangkan dari tiga sumber, yaitu perkembangan ilmu dan teknologi, kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik. Materi merupakan obyek dari rumusan tujuan atau kompetensi. Materi memuat konsep, dalil-dalil, hukum, prinsip, dan 39 fakta. Setiap materi memiliki struktur dan organisasi yang khas, yang memuat ruang lingkup dan urut-urutan penyajiannya. Pembelajaran merupakan proses kegiatan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik secara beragam sesuai karakteristik materi dan tujuannya. Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar. Dua komponen esensial kegiatan pembelajaran yaitu jenis aktivitas belajar peserta didik dan metode pembelajarannya. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kualitas proses dan hasil kurikulum. Evaluasi perlu dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang relevan untuk kepentingan pencapaian tujuannya. Hasil evaluasi akan digunakan sebagai bahan untuk pertimbangan menetapkan kualitas dan sekaligus melakukan refleksi atas kekuatan dan kelemahan kurikulum yang berlangsung.

F. Kaitan Kurikulum dengan Pembelajaran

Adakah kaitan antara kurikulum dengan pembelajaran? Jawabannya ada. Kaitan di antara keduanya beragam. Oliva 1992 menggambarkan ada empat model hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran, yaitu model dualistik, interlooking saling kait mengait, concentric, dan siklis. Model hubungan dualistik antara kurikulum dengan pembelajaran digambarkan bahwa keduanya saling terpisah dan tak saling ada hubungan. Hal ini bisa terjadi karena guru dalam menyelenggarakan pembelajaran tak mengacu pada kurikulum sebagai pedoman pembelajaran. 40 Model hubungan interlooking kurikulum dengan pembelajaran ini digambarkan bahwa kurikulum memiliki kaitan dengan pembelajaran dan sebaliknya pembelajaran selalu merupakan penjabaran dari kurikulum. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bicara kurikulum tentu bicara juga tentang pembelajarannya. Model concentric kurikulum dengan pembelajaran digambarkan bahwa di dalam kajian kurikulum ada sub bagian kajian pembelajaran dan tatkala melakukan kajian terhadap pembelajaran di dalamnya ada sub kajian tentang kurikulum. Oleh karena itu, di antara keduanya memiliki corak atau pola hubungan yang khas. Model siklis kurikulum dengan pembelajaran digambarkan bahwa kurikulum merupakan pedoman pembelajaran dan hasil pembelajaran akan digunakan sebagai bahan perbaikan dan pengembangan kurikulum selanjutnya. Model hubungan ini senantiasa akan berlangsung sepanjang keduanya saling membutuhkan. Berdasarkan keempat model hubungan tersebut, dapat dikatakan bahwa pada umumnya, kurikulum menyoal tentang “what”, sedangkan pembelajaran menyoal “how”.Kurikulum dan pembelajaran saling berhubungan, tetapi keduanya berbeda.Kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan dan bergantung.Kurikulum dan pembelajaran dapat dipelajari dan dikaji secara terpisah, akan tetapi tak dapat berfungsi secara sendiri-sendiri.