Kompetensi Pendahuluan Materi Pelatihan Pekerti.
74 pembelajaran. Gambaran tentang kegiatan pembelajaran hingga saat
ini masih dinyatakan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran masih didominasi dengan penyampaian
informasi bukan pemrosesan informasi. 2. Proses
pembelajaran banyak
berpusat pada
kegiatan mendengarkan dan menghafalkan, bukan interpretasi dan
pemaknaan terhadap apa yang dipelajari serta upaya membangun pengetahuan oleh mahasiswa.
3. Proses pembelajaran juga masih didominasi oleh pengajar, kurang memberikan suasana menyenangkan, kurang memberi peluang
mahasiswa untuk
berkreasi,serta kurang
mem-berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan dan
menunjukkan kemam-puannya yang beragam, sehingga tidak tercipta suasana belajar yang menggairahkan.
Suasana pembelajaran demikian terjadi karena kurangnya kemampuan pengajardosen dalam beberapa hal, seperti:
1. Kaitannya dengan penguasaan materidisiplin ilmu yang diajarkan,dosen kurang menguasai materi baru mutakhir, kurang
mampu mengorganisasikan
materi, tidak
berupaya mengembangkan materi, dan kurang berupaya memecahkan
adanya miskonsepsi materi yang diajarkan. 2. Kaitannya dengan penguasaan strategi pembelajaran,dosen
kurang memiliki wawasan tentang strategi pembelajaran, kurang wawasan dalam mengembangkan kompetensinya, kurang
menguasai penggunaan model-model pembelajaran, kurang mampu mengembang-kan perangkat pembelajaran.
75 3. Kaitannya dengan penyampaian dan pengelolaan pembelajaran,
dosen kurang mampu menerapkan strategi penyampaian pembelajaran,
kurang mampu
kontekstualisasi model
pembelajaran, kurang mampu mengelola pembelajaran. 4. Kaitannya dengan penguasaan evaluasi pembelajaran, dosen
kurang paham terhadap konsep mutu pembelajaran, penguasaan dalam menyusun alat penilaian kompetensi masih lemah, begitu
juga dengan pemanfaatan hasil evaluasi masih kurang memadai. 5. Kaitannya dengan pengenalan karakteristik peserta belajar
mahasiswa, dosen kurang berupaya mengenal bekal ajar awal mahasiswa, pengenalan aspek-aspek personal dan sosial
mahasiswa sangat minim, jarang melakukan diagnosis kesulitan belajar pada mahasiswa.
6. Kaitannya dengan aspek-aspek personal dan sosial,dosen kurang motivasi
diri dalam
melaksanakan tugasnya.Kepekaan,
ketanggapan, komitmen, keterbukaan, refleksi diri, dan kerja samakesejawatan dosen masih lemah.
Selama ini dalam pembelajaran dosen menganggap bahwa ilmu pengetahuan itu sebagai obyek yang tetap dan pasti. Pemahaman
mereka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diikuti dengan sikapnya terhadap ilmu pengetahuan yang mereka
ajarkan kepada mahasiswa. Di dalam mengajar sering kali dosen menyampaikan pengetahuan yang seolah-olah tidak terbantahkan.
Mahasiswa harus menerima dan mempelajarinya tanpa harus mempersoalkannya.
Dosen kurang
menyadari bahwa
ilmu pengetahuan adalah non obyektif, temporer dan selalu berubah.
Belajar dipandang sebagai perolehan pengetahuan. Dosen kurang menyadari bahwa belajar adalah pemaknaan pengetahuan. Mahasiswa
76 sendirilah yang semestinya memberi arti terhadap lingkungannya.
Dosen beranggapan bahwa mengajar
adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar mahasiswa. Mereka kurang
menyadari bahwa mengajar adalah menggali makna orang yang belajar.
Dosen mengharapkan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang sesuai dengan dirinya terhadap pengetahuan yang sedang
dipelajari. Sering kali mereka kurang menyadari bahwa mahasiswa akan dapat memiliki pemahaman yang berbeda-beda terhadap
pengetahuan yang dipelajari. Dengan Kenyataan demikian, maka mindakan difungsikan sebagai alat penjiplak struktur pengetahuan.
Seharusnya mind berfungsi sebagai alat menginterpretasi, sehingga muncul makna yang unik dalam diri setiap mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa sering dihadapkan pada aturan-aturan yang telah ditetapkan lebih dulu secara ketat, danpembiasaan atau disiplin sangat
dipentingkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses dan hasil belajar akan meningkat jika mahasiswa
dihadapkan pada lingkungan belajar yang bebas, karena kebebasan merupakan unsur penting untuk mengembangkan kreativitas dan
produktivitas belajar. Namun, dalam kenyataannyasering kali dosen menganggap bahwa kegagalan atau ketidakmampuan mahasiswa
dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang harus dihukum. Dosen tidak memandang bahwa kegagalan atau
keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.
Dengan pandangandemikian, maka tujuan pembelajaran sering menekankan pada penambahan pengetahuan. Mahasiswa
dikatakan telah belajar apabila ia mampu mengung-kapkan kembali
77 apa yang telah dipelajari.
Seharusnya tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas
kreatif-produktif dalam konteks nyata. Strategi pembelajaran yang selama ini dilakukan tampak diarahkan pada ketrampilan yang
terisolasi, mengikuti aturan kurikulum yang ketat, aktivitas belajar mengikuti buku teks dan menekankan pada hasil. Seharusnya strategi
pembelajaran diutamakan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna, mengikuti pandangan mahasiswa, aktivitas belajar dalam
konteks nyata dan menekankan pada proses. Demikian juga evaluasi pembelajaran yang selama ini dilakukan masih terlihat respon
mahasiswa pasif, menuntut satu jawaban benar, dan merupakan bagian yang terpisahkan dari kegiatan belajar. Seharusnya evaluasi
pembela-jaran adalah pada penyusunan makna secara aktif oleh mahasiswa, pemecahan ganda, dan evaluasi merupakan bagian utuh
dari kegiatan belajar. Dari uraian di atas, perlu ada pergeseran paradigma para
pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Beberapa teori belajar perlu dipahami dan dijadikan dasar serta prinsip-prinsip dalam
melaksanakan pembelajaran, agar pembelajaran sejalan dengan hakekat belajarsertaorang yang belajar, dan pembelajaran memiliki
landasan teoritik atau konseptual yang akurat. Pembelajaran yang dilaksanakan tidak sekedar membentuk perilaku yang sama seragam
agar tertib, teratur, taat dan pasti, tetapi mampu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Berbagai teori belajar dapat
dijadikan pijakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kesempatan ini teori-teori belajar yang akan diuraikan adalah teori belajar behavioristik,
teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, teori humanistik, dan motivasi belajar.
78