Prinsip Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi

4 upaya pembiasaan yang biasanya memerlukan waktu yang lama. Dengan prinsip petama consistency dan kedua contious improvement maka prinsip pembudayaan mutu akan dengan mudah tumbuh dalam komunitas prodi. Penetapan standar mutu oleh pemerintah mungkin juga berubah menyesuaikan dengan perkembangan pendidikan tinggi secara internasional dan cenderung semakin tinggi agar segera dapat mengejar ketertinggalan dengan PT luar negeri. Saat ini pemerintah juga baru menyusun rencana kebijakan tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi SNPT yang saat ini masih di Kantor Kementerian. Pemerintah juga sudah mengeluarkan Perpres nomor 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI yang harus juga menjadi acuan penjaminan mutu PT. Pentahapan dan penjejangan dalam pencapaian standar mutu PT bukan hanya mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini, tetapi PT juga dapat mengacu pada standar mutu internasional meskipun pemerintah tidak menetapkan. Dengan kata lain pencapaian standar mutu PT dapat melampaui standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Perguruan tinggi yang bermutu, secara umum diartikan sebagai perguruan tinggi yang mampu: 1 menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misi; 2 memenuhi kebutuhan stakeholders, berupa: kebutuhan sosial societalneeds, kebutuhan dunia kerja industrial needs, dan kebutuhan profesional professional needs; serta 3 secara berkelanjutan menetapkan tingkat mutu berikutnya, setelah mutu yang ditetapkan telah tercapai. Pada dasarnya upaya peningkatan mutu adalah upaya pembentukan budaya mutu agar dapat keberlanjutan upaya 5 penjaminan mutu terus dapat dilakukan. Budaya mutu dapat terbangun melalui proses penjaminan mutu secara internal oleh perguruan tinggi sendiri dan secara periodik dikendalikan atau diaudit dari institusi independen di luar perguruan tinggi, agar hasilnya objektif.

C. Ruang LingkupStandar Mutu Pendidikan Tinggi

Saat ini lembaga pejamin mutu eksternal untuk PT di Indonesia masih dilakukan oleh BAN PT. BAN PT menggunakan tujuh standar dalam menentukan peringkat akreditasi program studi, yaitu visi dan pencapaiannya, tata pamong dan kepemimpinan, kemahasiswaan dan alumni, sumber daya manusia, kurikulum dan pembelajaran, pembiayaan dan prasarana, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 1. Visi dan Misi Prodi Organisasi yang baik harus memiliki visi, misi, dan tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Visi, misi dan tujuan serta stretagi pencapaiannya harus bisa dijelaskan pada boring akreditasi. Demikian pula prosedur penyusunannya dan strategi pencapaiannya, mekanisme perumusan visi, misi, dan tujuan. Pimpinan prodi, dosen, karyawan, dan dosen memiliki akses informasi yang sama mengenai visi, misi, dan tujuan prodi agar prodi dapat bergerak maju dengan irama yang sama. Stakeholders juga perlu mendapatkan informasi tentang visi, misi, dan tujuan agar mereka mengetahuinya sehingg hubungan dengan mereka tidak ada hambatan. Melalui media sosialisasi yang baik maka semua yang terlibat dalam organisasi dan stakeholders dijangkau dengan baik. 2. Tata Pamong dan Kepemimpinan 6 Standar yang kedua adalah tata pamonggovernance, kepemimpinan, dan penjaminan mutu. BAN PT memandang perlu tata pamong ini ditetapkan sebagai salah satu aspek yang dinilai. Tata pamong program studi harus mencerminkan pelaksanaan good university governance dan mengakomodasi nilai, norma, struktur, fungsi dan aspirasi stakeholders prodi. Kepemimpinan prodi harus mampu memberikan inspirasi, arah, motivasi secara efektif untuk mencapai tujuan, melaksakana misi, dan mewujudkan visi menggunakan strategi yang dikembangkan bersama. Tata pamong yang baik dapat dilihat dari lima indicator, yaitu kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggunjawab, dan adil. Sistem tata pamong berjalan secara efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama, serta dapat memelihara dan mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan peran dalam program studi. Tata pamong didukung dengan budaya organisasi yang dicerminkan dengan ada dan tegaknya aturan, tatacara pemilihan pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur pelayanan administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan studio. Sistem tata pamong input, proses, output dan outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang baik harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dengan peraturan dan prosedur yang jelas. Pelaksanaan tata pamong harus bisa dijelaskan secara ringkas sistem dan pelaksanaan tata pamong di program studi untuk membangun sistem tata pamong yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil