“... selama ini tidak ada peningkatan warga belajar, dari awal program sampai program selesai jumlahnya tetap 10 mas.. 10 orang
warga belajar itu kan sudah orang pilihan untuk ikut bergabung dalam program keaksaraan fungsional, mereka berasal dari daerah
sekitar Dusun Karen Tirtomulyo sini, jadi kami merasa mereka layak untuk bergabung dalam program keaksaraan fungsional dan kami
undang” CW.2
Hal serupa juga diungkapkan oleh “Sd” sebagai warga belajar keaksaraan fungsional :
“...jumlah teman saya nggeh ajeg 10 orang itu mas, mereka kan rumahnya satu dusun dengan saya jadi lebih enak kalau mau
berangkat bisa berangkat bareng mas” CW.3
Dari hasil wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada peningkatan jumlah warga belajar keaksaraan fungsional di PKBM
Mandiri. Jumlah warga belajar tetap 1 kelompok yang terdiri dari 10 warga belajar, 10 warga belajar tersebut memang sudah orang yang dipilih dari
pihak PKBM untuk diundang dan bergabung dalam program keaksaraan fungsional. Jadi jumlah warga belajar tetap 10 orang tersebut sampai lulus.
c. Kondisi Warga Belajar Keaksaraan Fungsional Setelah Lulus
Kondisi warga belajar keaksaraan fungsional di PKBM Mandiri setelah mereka lulus yaitu warga belajar sudah bisa memgoperasikan alat
komunikasi HP sendiri, bisa membuka rekening sendiri di bank, membuat KTP sendiri, dan sudah bisa menulis surat sendiri, hal ini seperti
yang diungkapkan oleh “FE” selaku Tutor keaksaraan fungsional PKBM Mandiri:
“...setelah lulus warga belajar sudah bisa sms sendiri mas, menghubungi anaknya yang kerja diluar kota.. kalau dulu kan
biasanya minta tolong ke tetangga atau saudaranya agar minta ditelponin anaknya, sudah bisa ngambil uang kiriman di bank
87
sendiri.. kalau mereka ingin buat rekening sekarang sudah bisa buka rekening sendiri, kalau mau buat KTP atau memperpanjang sudah
bisa sendiri mas, dan juga sudah bisa menulis surat kalau biasanya ada yang suka ngirim surat ke saudaranya” CW.2
Hal sama juga dijelaskan oleh “YS” selaku ketua PKBM Mandiri Kretek:
“...contoh simpelnya gini mas, dulu mereka sebelum ikut program ada warga belajar yang tidak bisa mengenal bentuk huruf.. kemudian
setelah mereka lulus sudah bisa lancar membaca, menulis, berhitung, dulu mereka ngisi slip penarikan uang di bank gak bisa harus minta
tolong sama tetangga,, nah sekarang kalau mau ngambil uang di bank tinggal berangkat sendiri ngisi slip penarikan sendiri, warga
belajar rata-rata sekarang kalau sudah lulus sudah bisa menggunakan handphone.. setelah lulus warga belajar juga sudah bisa mengenal
informasi dan teknologi” CW.1
Hal serupa juga diungkapkan oleh “Ms” selaku warga belajar keaksaraan fungsional di PKBM Mandiri:
“...sekarang setelah lulus sudah bisa membaca KTP sendiri mas, nama, tempat, tanggal lahir, jadi seumpama kalau ada yang tanya
sudah tidak malu lagi karena tidak bisa membaca sekarang.. sekarang kalau mau nelpon saudara dan keluarga juga sudah bisa
sendiri mas.. gak minta-minta tolong lagi kayak dulu, sudah bisa membaca informasi yang biasanya ditempel-tempel di dinding itu
lho mas” CW.3
Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan warga belajar keaksaraan fungsional di PKBM Mandiri setelah
lulus adalah sudah mengenal huruf dari yang tadinya belum mengenal, lancar membaca dan menulis, menjalani segala kebutuhan hidup secara
mandiri, serta warga belajar sudah mengenal IT ilmu teknologi sebab warga belajar sudah dapat menggunakan alat komunikasi sendiri.
88
d. Keadaan Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Setelah