Perencanaan Keefektifan Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 1

100

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam proses perencanaan harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik dari karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya, beserta harganya. Informan 2 dalam penelitian ini mengemukakan bahwa perencanaan sangat penting adanya supaya sarana prasarana tersebut tidak salah sasaran dan tidak menimbulkan pemborosan. Misal untuk pengadaan sarana dan prasarana yang kurang direncanakan mungkin saja tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kalau perencanaan di sekolah ini boleh dikatakan sudah berjalan dengan baik, karena setiap akan mengadakan barang sekolah selalu merencanakannya terlebih dahulu bersama tim perencanaan. Dalam rangka pengadaan sarana dan prasarana sekolah mengambil berbagai dasar pertimbangan, seperti pernyataan yang disebutkan oleh informan 1 yaitu dengan melihat perbandingan anggaran tahun itu dengan barang yang dibutuhkan serta melihat kondisi stok barang apakah harus membeli yang baru untuk mengganti yang lama atau mengadakan perbaikan jika ada kerusakan. Artinya perencanaan sarana dan prasarana di sekolah ini dilakukan untuk menghindari salah sasaran pengadaannya dan menghindari terjadinya pemborosan dana serta menghindari pengadaan sarana dan prasarana yang kurang bermanfaat. Terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ini melaksanakan dengan sangat teliti karena dalam pengadaan barang tim pengadaan akan mencermati setiap poin-poin serta mendahulukan mana yang lebih penting terlebih dahulu. 101 Adapun prosedur pengadaan barang yaitu pertama, Kepala Sekolah membentuk tim pengadaan barang yang dikepalai oleh kepala sekolah dan beranggotakan wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana, staf pengelola, guru-guru serta komite sekolah. Selanjutnya tim ini akan mencermati RKAS dimana akan ditemukan poin-poin apa saja yang dibutuhkan pengadaan barang. Tim pengadaan barang dalam konteks pelaksanaan terdiri dari tiga komponen yaitu; 1 pengadaan barang, 2 pemeriksa barang, dan 3 penerima barang serta penginventarisir barang. Setelah diadakan barang akan dicatat diinventarisasikan dan kemudian diserahkan kepada masing-masing bidangnya untuk selanjutnya dapat didistribusikan dan digunakan sebagaimana mestinya. Menurut Informan 3 dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada 3 Juni 2014, dalam melaksanakan pengadaan barang tentunya berdasarkan kebutuhan sekolah. Sekolah akan terus berusaha untuk melengkapi semua fasilitas yang dibutuhkan sekolah, akan tetapi sering terdapat banyak kendala misalnya dana. Jika kebutuhan yang dibutuhkan sekolah banyak akan tetapi dananya terbatas maka akan dilakukan seleksi dulu mana yang lebih urgent dan harus segera diadakan. Untuk fasilitas yang lain dapat dilakukan penundaan terlebih dahulu. Pernyataan informan 3 tersebut menunjukkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah ditentukan oleh skala prioritas kebutuhan dibandingkan dengan ketersediaan dana. Apabila dana yang dimiliki terbatas sementara kegiatan yang diagendakan untuk pengadaan sarana dan prasarana banyak maka dapat didahulukan mana yang lebih penting terlebih dahulu sementara kebutuhan lain yang dapat ditunda pengadaannya dapat dilakukan 102 penundaan pengadaan sarana dan prasarana. Selanjutnya akan dievaluasi mengapa tertunda dan akan dimasukkan ke dalam RKAS selanjutnya. Sumber dana untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tentunya berasal dari berbagai sumber, baik itu dari bantuan Pemerintah maupun iuran komite sekolah. Kepala sekolah menegaskan bahwa untuk sumber dana pengadaan sarana dan prasarana sekolah itu yang pertama dari dana BOS serta ada investasi dari masyarakat sebagai stakeholder sekolah yang tentunya tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka didapat bahwa perencanaan di SMP Negeri 1 Ngadirejo sudah efektif karena sesuai dengan indikator keefektifan perencanaan yaitu pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sekolah memiliki sarana dan prasarana sekolah yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan dana yang efisien. Perencanaan yang dilakukan di SMP N 1 Ngadirejo juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana 2012: 189, bahwa untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran dilalui tahap-tahap yaitu sebagai berikut: 1 mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya, 2 mengadakan seleksi menurut skala prioritas kebutuhan, 3 mengadakan inventarisasi, 4 mengadakan seleksi terhadap alat pelajaranmedia yang masih dapat dimanfaatkan, 5 mencari dana, 6 penunjukkan seseorang. 103

b. Pengorganisasian