58 1.
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana
prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
2. Pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keberadaannya
selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Gaspar Dado 2009 mengenai keefektifan pengelolaan laboratorium IPA SMPMTs di Kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1 pengelolaan laboratorium IPA SMPMTs di Kabupaten Nagekeo adalah cukup efektif, yang
didukung oleh perencanaan efektif, pengorganisasian kurang efektif, pelaksanaan cukup efektif, pengawasan dan evaluasi kurang efektif, dan 2 keefektifan
pengelolaan laboratorium cenderung menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif.
Penelitian Rahmatun 2010 mengenai keefektifan manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas akademik di SMK Negeri 2 Kasihan
Bantul. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa manajemen sarana dan prasarana di SMK N 2 Kasihan Bantul dilaksanakan dengan sangat baik. Hal itu ditunjukkan
dengan tingkat kesesuaian sebesar 90 dengan standar sarana prasarana yang
59 ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008. Pengelolaan sarana dan
prasarana dilihat dari perencanaan tergolong sangat baik, dilihat dari adanya identifikasi kebutuhan terlebih dahulu, perencanaan pengadaan, perencanaan
sesuai dengan ketersediaan dana, penundaan pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan prioritas atau kebutuhan sekolah. pengorganisasian sarana dan
prasarana termasuk dalam kategori sangat baik, dilihat dari identifikasi tujuan- tujuan dan sasaran penggunaan sarana dan prasarana, mengkaji kembali tujuan
penggunaan sarana dan prasarana, memberikan informasi mengenai penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. Penggunaan sarana dan prasarana termasuk
dalam kategori baik, dilihat dari kesesuaian dengan jumlah kelas, jumlah siswa, jumlah ruang, keefektifan penggunaan, kehati-hatian, manfaat sarana dan
prasarana. Pengkoordinasian sarana dan prasarana termasuk dalam kategori baik, dilihat dari adanya petugas khusus, petugas menjalin kerjasama dengan warga
sekolah. Pengendalian sarana dan prasarana termasuk dalam kategori baik, dilihat dari pemantauan, inventarisasi, penggunaan sarana dan prasarana, perawatan, dan
menyediakan waktu untuk melakukan perawatan. Pengelolaan sarana dan prasarana sangat efektif dalam meningkatkan kualitas akademik, dilihat dari sikap
siswa, pengetahuan siswa, dan keterampilan masing-masing termasuk dalam kategori sangat tinggi, pencapaian KKM yang lebih tinggi. Faktor-faktor yang
menjadi pendukung yakni: 1 kerjasama yang baik, 2 administrasiinventarisasi yang baik, 3 perawatan secara berkala. Sementara faktor penghambat yakni: 1
keterbatasan sumber daya manusia, 2 keterbatasan dana yang dimiliki sekolah,
60 dan 3 rendahnya kesadaran sebagian guru untuk terlibat dalam pengelolaan
sarana dan prasarana khususnya perawatan dan koordinasi.
F.
Kerangka Berpikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2. berikut.
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
Sekolah Menengah Pertama SMP merupakan salah satu lembaga atau institusi pendidikan yang mempersiapkan lulusan atau output yang berkualitas
sesuai dengan tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, keberadaan sarana prasarana merupakan faktor penunjang yang harus
ada dan diperhatikan mengingat sarana prasarana merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. Kekurangan atau
Proses Pengelolaan Sarana dan
Prasarana
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
penggunaan Pengawasan
Aspek Pokok 1.
Pengadaan 2.
Perawatan 3.
Penggunaan Permendiknas No.
24 Tahun 2007 Tujuan
Pembelajaran Keefektifan
Pengelolaan
61 belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki dapat
menghambat berlangsungnya usaha-usaha pendidikan yang pada akhirnya akan berdampak langsung pada interaksi antara tenaga pendidik dengan peserta didik
yakni kekurang gairahan dalam pembelajaran sehingga berpengaruh pada kualitas pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua perangkat, fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung maupun tidak langsung dipergunakan
untuk menunjang proses pendidikan demi tercapainya tujuan dan keberhasilan proses belajar mengajar. Sarana pendidikan terlibat langsung dalam proses
pembelajaran sehingga berfungsi sebagai alat yang dapat memperlancar serta mempermudah penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar guru dan
siswa. Dalam keadaan tertentu, fungsi sarana pendidikan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Jika sarana yang dibutuhkan tidak ada, maka proses
pembelajaran tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai.
Sarana dan prasarana yang lengkap sesuai dengan standar sarana prasarana yang telah ditetapkan untuk Sekolah Menengah Pertama SMP tidak akan
bermakna dan tidak menjamin tercapainya keberhasilan pendidikan ketika sarana prasarana tersebut tidak difungsikan dan dikelola dengan baik. Agar sarana
prasarana memberikan kontribusi penting dalam pengembangan kualitas akademik siswa, maka sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah harus dikelola
dengan baik, terutama dalam hal pengadaan, perawatan, dan pemakaian sarana prasarana. Keefektifan pengelolaan sarana dan prasarana dapat diteliti dari
62 keefektifan
fungsi-fungsi manajemen,
yakni mulai
dari perencanaan,
pengorganisasian, penggunaan atau pengarahan, serta pengendalian sarana dan prasarana pendidikan. Pengelolaan sarana prasarana pendidikan yang baik akan
memberikan dampak positif bagi sekolah khususnya dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebaliknya, ketidakmampuan sekolah dalam mengelola sarana
prasarana pendidikan akan mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
G. Pertanyaan Penelitian