33
demokrasi yang tinggi. Selain itu untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, pembelajaran harus memaksimalkan penerapan tujuh komponen pembelajaran
kontekstual yaitu: 1 konstruktivisme, 2 menemukan, 3 bertanya, 4 masyarakat belajar, 5 pemodelan, 6 refleksi, dan 7 penilaian nyata. Dengan
memaksimalkan penerapan pembelajaran kontekstual sikap demokrasi pada siswa kelas III di SD Pendowoharjo Sleman dapat berkembang dengan baik sehingga
siswa dapat memilki sikap demokrasi yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual sangat tepat apabila digunakan untuk meningkatkan
sikap demokrasi siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Dari teori-teori yang dikemukakan di atas, maka sebelum dilakukan pengambilan data, dalam penelitian dirumuskan terlebih dahulu hipotesis
tindakan sebagai dugaan awal peneliti yaitu “Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan sikap demokrasi siswa kelas III SDN P
endowoharjo Sleman .”
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam menafsirkan beberapa istilah yang ada dalam penelitian ini, maka definisi operasional penelitian ini
adalah: 1.
Sikap demokrasi siswa adalah suatu kesiapan atau kecenderungan peserta didik untuk bertingkah laku mengutamakan kepentingan bersama, menghargai
pendapat orang lain secara wajar, jujur, dan terbuka. 2.
IPS adalah pembelajaran di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang dimulai dari
34
lingkungan terdekat hingga lingkungan terjauh sehingga dapat meningkatkan sikap demokrasi.
3. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah, diujicobakan
dalam situasi sebenarnya dengan melihat kekurangan dan kelebihan serta melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan ini
dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas. Penelitian tindakan
kelas classroom action research merupakan suatu penelitian tindakan di bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran, Kasihani Kasbolah 1998:15.
Penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk penelitian kolaboratif. Sesuai pendapat Suharsimi Arikunto, dkk 2009: 17
menyatakan bahwa dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Dalam penelitian kolaborasi disarankan kepada guru yang
belum pernah atau jarang melakukan penelitian. Penelitian kolaborasi akan menciptakan kerjasama antara guru kelas dengan peneliti dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Dengan demikian, mulai dari perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat. Kemudian peneliti memantau, mencatat, dan