40
tindakan, dan 3 setelah tindakan dilakukan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan, menganalisis, mendiskusikan data yang diperoleh, dan menyusun
rencana tindakan yang diperoleh melalui kegiatan observasi. Apabila tindakan pertama berhasil dari penelitian masih belum sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya
memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil obsevasi.
Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama antara peneliti dengan guru kelas III. Silkus dihentikn jika
peneliti dan guru kelas III sepakat bahwa pembelajaran IPS yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah mampu meningkatkan sikap demokrasi siswa.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang, benda atau hal yang melekat pada variabel penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri
Pendowoharjo Sleman. Jumlah siswa kelas III sebanyak 25 anak yang terdiri dari 19 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan sikap demokrasi siswa pada mata pelajaran IPS.
41
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pendowoharjo Sleman, yang beralamat di Kleben Pandowoharjo Sleman 55512 Yogyakarta. Sekolah ini
memiliki 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. 2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 20132014,
yaitu mulai dari bulan Oktober sampai Desember 2013.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data guna memperoleh keterangan secara lengkap. Dalam
penelitian ini, sikap demokrasi diukur dengan menggunakan bentuk penilaian non
tes. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan:
1. Metode observasi atau pengamatan
Pardjono, dkk 2007: 43 berpendapat bahwa observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap sasaran
pengukuran, dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah sebelumnya disiapkan. Hal-hal yang ingin diungkapkan harus spesifik dan pedoman
pengisiannya praktis. Observasi dapat dilakukan oleh pihak yang diajak berkolaborasi dalam penelitian guru kelas atau orang lain. Pada penelitian ini
peneliti melakukan observasi terhadap 12 siswa dan guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual, serta dibantu dua orang dalam melakukan observasi,
42
yaitu satu orang melakukan pengamatan terhadap 13 siswa dan satu orang mengambil gambar sebagai dokumentasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses berlangsungnya pembelajaran. Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran IPS
menggunakan pembelajaran kontekstual berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi sistematik. Observasi ini dilaksanakan untuk
memperoleh data tentang aktivitas guru dalam menggunakan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPS dan aktivitas siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa berupa pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menunjukkan indiktor-indikator sikap
demokrasi. Penilaian dilakukan menggunakan lembar observasi sikap demokrasi yang digunakan berpedoman pada penilaian Skala Likert. Keterangan pemberian
skor yaitu: skor 1 tidak pernah melakukan, skor 2 jarang melakukan, skor 3 sering melakukan, danskor 4 selalu melakukan. Data yang dihasilkan melalui
pengamatan sering hanya menggambarkan apa yang nampak dari luar, belum menggambarkan data yang sesungguhnya yang belum terungkap. Oleh sebab itu
penilaian pengamatan perlu didukung dengan teknik penilaian yang lain misalnya wawancara dan dokumentasi .
2. Metode wawancara
Suharsimi Arikunto 2009: 132 mengemukakan bahwa wawancara atau interfiew adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh
informasi dari yang terwawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal- hal yang kurang bisa diamati pada saat observasi. Sebelum wawancara terlebih
43
dahulu dibuat pedoman wawancara agar jawaban yang diperoleh bisa mencakup semua variabel dengan keterangan lengkap dan mendalam. Pedoman wawancara
ada dua yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan pedoman wawancara terstruktur. Untuk memudahkan penganalisaan data maka hasil wawancara harus
dicatat sehingga tidak lupa. Suharsimi Arikunto 2009: 202 membedakan pedoman wawancara ada dua yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan
pedoman wawancara terstruktur. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara tidak terstruktur.
3. Metode dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pengambilan foto pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
sikap demokrasi siswa dan aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual
F. Instrumen Penelitian