Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga fungsional, aman dan atraktif untuk keperluan proses
belajar di sekolah. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi yang bersih dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar,
hampir dari separuh waktunya siswa-siswa bekerja, belajar dan bermain di sekolah, karena itu lingkungan sekolah sarana dan prasarana harus aman,
sehat, dan menimbulkan presefesi positif bagi siswa-siswanya. Dari pendapat para ahli di atas dapat dirangkum bahwa kepala sekolah
sebagai manajer adalah kepala sekolah yang melakukan kegiatan manajemen. Ia dapat membuat perencanaan, menyusun organisasi sekolah, memberikan
pengarahan, dan mengatur pembagian kerja, serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas kepala sekolah sebagai manajer meliputi: merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan.
3. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
a. Definisi
Motivasi sering diartikan sebagai sesuatu yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berasal dari bahasa latin “movere”
yang berarti dorongan atau daya penggerak Malayu Hasibuan, 2003:92. Sedangkan Marno Triyo Supriyatno 2008: 21 mengemukakan bahwa motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan. Pada dasarnya motivasi ini berangkat dari motif-
motif yang dimiliki oleh seseorang. Motif sendiri pada dasarnya adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, atau gerak hati dalam diri seseorang. Jadi
motivasi adalah suatu keadaan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Menurut Sobri, Asep dan Charul Rochman 2009: 23-24 motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela
untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan Supardi dan Sayiful Anwar dalam Sobri, Asep dan Charul Rocman, 2009: 23-24 mengartikan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan
secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar, Mulyasa, 2005: 120.
b. Faktor-faktor motivasi
Motivasi yang mengkaitkan imbalan dengan prestasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal Sondang P.
Siagian, 1989:294. Faktor yang mempengaruhi internal motivasi antara lain: 1 Persepsi seseorang mengenai diri sendiri.
2 Harga diri. 3 Harapan pribadi.
4 Kebutuhan. 5 Keinginan.
6 Kepuasan kerja. 7 Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal dari motivasi antara lain: 1 Jenis dan sifat pekerjaan.
2 Kelompok kerja dimana seseorang bergabung. 3 Organisasi tempat bekerja.
4 Situasi lingkungan pada umumnya. 5 Sitem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
c. Tujuan motivasi