3 Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya
memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu. 4 Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah
itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
5 Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting.
b. Tujuan supervisi
Menurut Piet Sahertian 1981: 24 dikemukakan beberapa tujuan dari supervisi, yaitu:
1 Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. 2 Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid.
3 Membatu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar. 4 Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran
modern. 5 Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid.
6 Membatu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7 Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8 Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9 Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan
seterusnya. 10 Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam
pembinaan sekolah. Fungsi supervisi menurut Swearingen dalam Piet Sahertian, 1981: 26
sebagai berikut: 1 Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2 Melengkapi kepemimpinan sekolah. 3 Memperluas pengalaman guru-guru.
4 Mestimulasi usaha-usaha yang kreatip. 5 Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.
6 Menganalisa situasi belajar dan mengajar. 7 Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff.
8 Mengintegrasikan tujuan
pendidikan dan
membantu meningkatkan
kemampaun guru mengajar.
c. Teknik supervisi
Menurut Sayiful Sagala 2010: 174-191 secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan
teknik kelompok. 1 Teknik Perseorangan
a Mengadakan kunjungan kelas classroom visition.
Kunjungan kelas ini dilakukan oleh supervisor dengan tujuan untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-
syarat metodik yang sesuai. Setelah kunjungan selesai, selanjutnya diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang
bersangkutan, serta memberikan saran-saran yang diperlukan. b Observasi kelas observation visits.
Guru ditugaskan untuk melihatmengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran. Misalnya
cara menggunakan alat atau media yang baru. Sebagai demonstran dapat ditunjuk seorang guru dari sekolah sendiri atau sekolah lain, yang
dianggap memiliki kecakapan atau ketrampilan mengajar sesuai dengan tujuan kunjungan kelas yang diadakan.
c Inter Visitasi. Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah atau kunjungan antar sekolah
sejenis merupakan suatu kegiatan yang terutama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentnag usaha perbaikan
dalam proses belajar mengajar. d Menilai diri sendiri.
Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi
guru. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru.
e Demontrasi mengajar. Suatu upaya supervisor membantu guru yang disupervisi dengan
menunjukkan kepada mereka bagaimana mengajar yang baik, yang melakukan demontrasi mengajar adalah pengawas sekolah, kepala
sekolah, teman sejawat guru atau orang yang ahli di bidang mengajar dengan mempraktikan penggunaan metode-metode mengajar yang tepat,
metode mengajar yang baru, dan penggunaan alat-alat bantu mengajar, penggunaan alat evaluasi dan sebaginya.
f Buletin Supervisi. Buletin supervisi salah satu bentuk alat komunikasi dalam bentuk tulisan
yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan memperbaiki situasi belajar-mengajar.
2 Teknik Kelompok a Pertemuan orientasi.
Pertemuan orientasi adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan atau kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru latih
terutama guru baru yang bertujuan menghantar guru tersebut memasuki suasana kerja yang baru sebagai pendidik.
b Rapat guru.
Rapat guru yang dipimpin oleh supervisor akan menghasilkan guru yang baik, jika direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan yang dicapai dalam rapat.
c Studi kelompok antar guru. Hubungan kelompok antar guru yang dikembangkan menjadi studi
kelompok yang terbangun dalam sistem pendidikan akan menciptakan komunitas belajar yang demokratik dan adil secara sosial. Keberhasilan
studi kelompok guru ini sangat ditentukan kemauan dan kemampuan supervisor memfasilitasi studi kelompok ini dengan menyediakan sumber-
sumber seperti buku, bahan ajar dan sumber lainnya. d Diskusi sebagai proses kelompok.
Diskusi adalah suatu pertukaran pikiran atau pendapat melalui proses percakapan antara atau lebih individu tentang suatu masalah untuk dicari
alternatif pemecahannya.
e Workshop Lokakarya. Suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi sejumlah guru atau pendidik
yang mempunyai masalah yang realtif sama ingin dipecahkan bersama melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat
perseorangan. f Tukar menukar pengalaman.
Suatu teknik perjumpaan dimana guru saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan yang lainnya. Guru yang baru mengikuti
program peningkatan kualitas mengajar seperti pelatihan menyusun silabus, menyusun RPP, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
model dan strategi pembelajaran dan menyampaikan pengalamannya pada rekan-rekannya di sekolah.
g Diskusi panel. Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau
pendengar. Dalam diskusi tersebut suatu masalah dihadapkan kepada sejumlah ahli guru, pengawas sekolah, dosen yang memiliki keahlian
dibidang masalah yang sedang didiskusikan. h Seminar.
Seminar merupakan pertemuan ilmiah untuk menyajikan karya tulis baik berupa
makalah maupun
hasil-hasil penelitian.
Seminar juga
menginformasikan dan membahas berbagai informasi, ide, konsep dan temuan penelitian melalui suatu forum seminar.
d. Indikator kepala sekolah sebagai supervisor