Persediaan Konsumsi Pelayanan dan Fasilitas Kapal-Kapal Haji

masalah tersebut mungkin menjadi hal yang biasa saja bagi direksi-direksi perusahaan kapal uap dan sebenarnya telah diketahui oleh pejabat Konsul ataupun Pemerintah Dalam Negeri sendiri, menurut Hurgronje karena tidak ada pengaduan atau tuntutan secara rinci kepada Pemerintah maka hal itu di biarkan saja. 135 Oleh karena masalah-masalah yang sering timbul demikian usaha perbaikan dalam Kebijakan pemerintah tentang rincian persediaan makanan dan air minum di tegaskan kembali oleh pemerintah dalam Ordonansi haji tahun 1922, pada lampiran A antara lain di cantumkan: Tabel 17.a Persediaan Konsumsi untuk per penumpang dalam kelas rendah 136 Nama Satuan Jumlah Ikan Segar… Telur Asin .. Sayur Mayur. Kacang ijo …. Beras…. Kecap …. Cabai segar… Bawang segar Jenis Minyak Kelapa…. Cuka…. Garam…. Bubuk Kopi …. Teh… Gula Jawa …. Gula… Air Minum… Kg Stk Kg Kg Kg Liter Kg Kg Liter Liter Kg Kg Kg Kg Kg Liter 0,1 1 0,0002 0,05 0,5 0,007 0,01 0,03 0,01 0,01 0,01 0,015 0,04 0,004 0,03 5 Dalam pembagian porsi makanannya hanya sedikit berbeda dengan ketentuan sebelumnya. untuk 2 orang anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun, maka di hitung untuk 1 paket konsumsi ukuran orang dewasa. Porsi ini tidak 135 Surat kawat Snouck Hurgronje kepada yang mulia Menteri Luar Negeri di Leiden, 23 Desember 1908. Gobee,E dan C,Adriaanse. Nasihat-Nasihat C.Snouck Hurgronje.. 1993:.h.1568 136 Lampiran A dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie 1922 No.698 hanya untuk di atas kapal namun juga saat menjalani 2 hari di Karantina dengan ekstra tambahan kuota beras dan gula. Untuk beberapa makanan lainnya perlu tempat penyimpanan semisal untuk porsi telur asin yang hanya dibagikan sebanyak 12 buah, dengan tambahan 2 Kg daging sapi, saus tomat serta sarden kalifornia. Dalam 1 hari diberikan 1 telur asin, dan daging sapi sekitar 0,1 Kg. 137 Selama perjalanan dalam kapal haji melewati tiap-tiap Pelabuhan luar, harus bisa mencukupi juga kebutuhan sayur-mayur ,termasuk juga bumbu-bumbu untuk sayuran tersebut tersedia di atas kapal untuk para jama’ah haji. Untuk tambahan bentuk penyedap, persediaan cuka harus cukup. Untuk makanan- makanan ringan seperti Kacang ijo di sediakan minimal 3 kali makan per minggu. Untuk minuman penumpang, per orang diberikan tidak kurang dari 1,25 Liter air per hari dalam satu waktu perjalanan. 138 Namun apabila penumpang merasa ragu dengan kualitas air minum ,maka harus membeli dari nahkoda atau dapat di peroleh melalui pompa air hasil penyulingan di pelabuhan embarkasi. 139

C. Pengangkutan Jama’ah Haji

1. Keberangkatan

Kesibukan musim Haji masa kolonial biasanya dimulai pada bulan Rajab untuk persiapan keberangkatan. Dari bulan Rajab sampai Zulkaidah demikian musim-musim Haji hingga kepulangan 6 bulan. Jama’ah Haji yang tiba terlebih dahulu tiba lalu menunggu disana hingga saat yang ditentukan yaitu bulan 137 Perubahan mengesankan yang terjadi pada ordonansi perubahan tahun 1927, ketika ditetapkan telur asin atau ikan asin diganti dengan ikan kaleng saus tomat, dimana setiap kaleng berisi 6 ekor ikan sarden dan seberat 1satu pon Inggris. Staatsblad 1927 No.286 138 Lampiran Pasal 9 ayat 1 a Staatsblad 1922 No.698. 139 Staatsblad 1922 No.698. Pasal 42 Dzulhijjah tepatnya tanggal 10 sebagai “Hari Raya Haji.” 140 Untuk beberapa kloter terakhir kapal haji baru berangkat dari Hindia Belanda pada bulan Sya’ban atau awal Ramadhan dan kadang Kapal Haji baru tiba paling lambat di Pelabuhan Jeddah memasuki pertengahan bulan Ramadhan atau selambat-lambatnya bulan Syawal seperti perjalanan Bupati Wiranatakoesoema tahun 1924. 141 Sehingga sudah sering kali para jama’ah haji ini akan merayakan 2 Hari Raya besar dalam 1 tempat di Mekkah yaitu setelah puasa Ramadhan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha atau yang biasa di sebut Lebaran Haji. 142 Kesibukan demikian terjadi di daerah-daerah,para agen menawarkan jasa maskapainya terhadap jama’ah untuk meraup untung. Untuk di wilayah Batavia sendiri cukup banyak kantor agen-agen perusahaan pelayaran sehingga memudahkan jama’ah haji secara geografis. 143 Bagi mereka yang berasal dari desa menerima surat jalannya masing-masing melalui syekh yang juga sebagai kepala rombongan. Bersama mereka Syekh mengambil surat jalan di kantor perusahaan kapal yang akan membawa ke Mekkah, kemudian agen perusahaan mengirimkan surat jalan ke Kepala Pelabuhan Tanjung Priok untuk di daftar, agen lainnya memberikan karcis jalan kembali pada syekh yang diberikan lagi kepada kepala 140 Henri Chambert Loir, et.al.Naik Haji di Masa Silam, Jilid II1900-1950..op.cit.2013:530 141 R.A.A. Wiranatakoesoema meninggalkan Bandung tanggal 23 Maret dan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Batavia tanggal 25 Maret, kemudian ia tiba di Jeddah tanggal 13 April. Pada tahun 1924 1239 H bulan Ramadhan berlangsung dari tanggal 6 April sampai 4 Mei. Maka Idul Fitri bertepatan pada tanggal 5 Mei, Hari Wukuf sendiri jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah atau 12 Juli. Henri Chambert Loir, et.al . Naik Haji di Masa Silam…Jilid II, 2013:565 142 Pada masa ituKolonial bulan Ramadhan telah masuk pertengahan musim Haji 2 bulan menjelang bulan Haji yaitu Dzulhijjah. Lihat Howard M Federspiel. Sultans, Shamans and Saints: Islam and Muslims in Southeast Asia. Honolulu:University Of Hawai’i Press,2007.h.73 143 Regeerings Almanak voor Nederlandsch Indie 1927.Twee Gedeelte,Weltevreden: Landsrukkerij,1928.h.845-847 Pelabuhan yang sama. Pada hari keberangkatan ,surat jalan ini diberikan pada orang yang berhak oleh Kepala Pelabuhan. 144 Pelabuhan di Batavia yang semenjak ordonansi Haji 1898 ditetapkan sebagai embarkasi haji pelgrimshaven untuk berangkat ke Jeddah. Sebenarnya ini sangat menyulitkan bagi calon jama’ah haji yang berasal jauh dari luar daerah Jawa sepeti di tulis Putuhena 145 : “Jama’ah Haji yang tinggal dikota pelabuhan embarkasi dan sekitarnya, tentu langsung saja ke pelabuhan pada hari pemberangkatan kapal, sedangkan mereka yang lebih jauh memilih berangkat ke kota embarkasi beberapa hari sebelum kapal haji bertolak ke Jeddah.Sebagian jama’ah Haji menuju ke pelabuhan atau kota lain untuk berganti kendaraan. Tidak jarang mereka harus melalui beberapa pelabuhan transfer sebelum tiba di pelabuhan embarkasi.” Sejak ketetapan 1898 sampai akhir tahun 1903 ,jama’ah Haji yang akan berangkat ke Jeddah langsung dari Hindia Belanda harus melalui pelabuhan Haji Batavia dan Padang. Selanjutnya pada tahun 1904 Sabang 146 ditetapkan menjadi tambahan pelabuhan Haji melalui Stb 1904 No.97. 147 Untuk menjangkau beberapa daerah pada ordonansi Haji 1922 menetapkan 6 pelabuhan sebagai pelabuhan embarkasi Haji pelgrimshaven, yaitu Makassar, Surabaya, Tanjung Priok, Emmahaven Padang, Palembang dan Sabang. 148 kemudian pada tahun 1927 Pelabuhan Belawan Deli, Medan di beri kewenangan sebagai Pelabuhan Haji. 149 Jama’ah Haji Hindia Belanda yang berangkat dari Embarkasi Tanjung Priok, Batavia jumlahnya cukup besar. Karena berasal dari berbagai daerah di 144 Surat dari Residen Batavia kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 28 Januari 1910 no.21934. Arsip MGS,28-3-1911 no.273GB.TZG.Ag.58481911 145 M.Saleh Putuhena berdasarkan Indisch Verslag 1921 .Historiografi Haji.,op.cit.2007:172 146 Sabang dekat dengan daerah konflik Perang Aceh, pelabuhan ini terdapat di pulau Rubiah. Sabang dipilih sebagai pelabuhan Haji untuk menekan jama’ah Haji agar tidak ke Singapura. 147 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1904 No.97.Batavia:Landsrukkerij,1905 148 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1922 No.698.Batavia:Landsrukkerij,1923.Pasal 2 149 Staatsblad 1927 no.508 dalam Kees van Dijk. Perjalanan Jama’ah Haji Indonesia. 1997:82