Manfaat Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

mendayagunakan catatan R.A.A.Wiranata Koesoema seorang Bupati Bandung yang berangkat dengan Kapal Sitoebondo dari Embarkasi Tanjung Priok pada bulan Maret tahun 1924. Naskah edisi Melayu terbitan Balai Poestaka ini hanya terdapat 1 buah di PNRI dengan kode 719, berjudul Perdjalanan Saja ke Mekah. Dan buku penting yang menjadi pedoman penulis adalah karya M.Dien Majid terbitan tahun 2008 berjudul Berhaji di Masa Kolonial pembahasannya cukup fokus pada permasalahan ordonansi Haji dari tahun 1825 hingga 1922, walaupun buku ini tidak membahas ordonansi Haji 1898. Dalam kajian penelitian buku ini lebih di titik beratkan pada perjalanan haji di akhir abad ke-19, sedangkan penulisan skripsi ini mencoba fokus pada abad ke-20. namun sampai saat ini penulis masih menjadikan buku ini sebagai referensi utama karena selain membahas faktor-faktor terbentuknya ordonansi tetapi juga pembahasan menarik lainnya adalah masalah swastanisasi haji masa kolonial yang sangat jarang dilirik oleh para pemerhati sejarah haji masa kolonial. Kompilasi surat nasehat-nasehat C.Snouck Hugronje dari tahun 1889-1936 Jilid VIII terbitan tahun 1993 yang dibukukan oleh E.Gobee dan C.Adrianse. ini adalah kumpulan nasehat dalam bentuk surat-surat Snouck semasa menjadi penasehat urusan Arab dan pribumi persoalan pelanggaran perusahaan-perusahaan pelayaran haji. Untuk karya tulisan surat-menyurat Snouck tersebut lebih banyak di pakai penulis sebagai gambaran umum permasalahan-permasalahan haji masa colonial. Edisi jilid VIII tentang serba-serbi haji ini Snouck sangat keras mengkritik konsep karcis pulang-pergi untuk jamaah haji. Surat-surat Hurgronje tersebut sering menjadi acuan pemerintah dalam membuat kebijakan haji. Tentang angka atau statistik jamaah yang meninggal dalam perjalanan pulang-pergi Kapal haji Hindia Belanda dan Karantina bagi jamaah Haji, serta persaingannya dengan Kapal Haji milik Inggris tulisan disertasi Jan Hendrik Ziesel terbitan universitas Amsterdam tahun 1929 menjadi acuan, yang berjudul De Pelgrims Quarantaine in de Roode Zee Karantina Haji di Laut Merah, menurutnya jamaah dalam kapal haji Hindia Belanda lebih sering terkena penyakit cacar sesuai laporan petugas kesehatan. Tema lain yang membahas perjalanan Haji Hindia Belanda adalah karya Johan Eisenberger yang penulis jadikan juga sebagai rujukan utama berjudul Indie en de Bedevaart naar Mekka, Pribumi dan Perjalanan Haji ke Mekkah terbitan tahun 1928 soal ordonansi Haji dan pengangkutan jamaah Haji dari Hindia Belanda ke Jeddah, menurutnya ordonansi pelayaran haji yang jelas hanya ada 2 di Hindia Belanda yaitu ordonansi Haji 1898 dan 1922. Pengangkutan jamaah haji menurutnya dapat berjalan lancar setelah berdirinya maskapai dalam Negeri Hindia Belanda tahun 1888 yaitu Koninklijke Paketvaart Maatschappij KPM di mana pola kerjasama yang baik antara KPM tiga maskapai pelayaran haji Kongsi Tiga. Soal kesehatan jamaah Haji juga penulis mengambil rujukan kajian perjalanan haji abad ke-19 dari seorang dokter karantina “P.Adriani, dalam bukunya De Bedevaarten naar Arabie en de Verspreiding der Epidemische Ziekten :eene epidemologische studie voor Medici en Politici, dimana menurutnya pertimbangan-pertimbangan konvensi sanitasi internasional harus menjadi landasan kuat kebijakan haji di Hindia Belanda sebagai bentuk pencegahan wabah penyakit endemik untuk jamaah haji oleh pemerintah.