Sarana Transportasi Laut Perkembangan Ekonomi dan Infrastruktur Pelabuhan di Batavia
dan Minyak Kelapa. Bahan-bahan tersebut di antara beberapa bahan pokok yang menjadi komoditas dagang makanan yang di ekspor dari Pelabuhan Tanjung
Priok. Dalam hal lain di pelabuhan ini juga cukup banyak produksi perkapalan.
79
Memasuki tahun 1912 sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pesat di Hindia Belanda, Pelabuhan Tanjung Priok memiliki transaksi perdagangan
hingga f 201.114.233 pada tahun 1913,
80
serta ada ribuan kapal yang datang hilir mudik ke pelabuhan Tanjung Priok, berikut data yang didapat:
Tabel 2.a
Data Jumlah Kapal Masuk Pelabuhan Tanjung Priok
81
Tahun Jumlah Kapal Masuk
Netto 1912
1666 2.786.557
1913 1606
2.929.841 1914
1687 5.106.886
Karena di rasa luas pelabuhan yang terlalu kecil, dan kebutuhan untuk menampung jumlah kapal yang terus meningkat, kemudian pada tahun 1912
pelabuhan mengalami perluasan dengan pembangunan satu pelabuhan luar dan tiga kuala basinkolam dalam.
82
periode kedua pembangunan kolam pelabuhan II tahun 1914 dan kolam pelabuhan III IV sejajar pantai dibangun tahun 1915
sampai dengan tahun 1920, dengan mengalami perluasan sehingga dapat lebih menampung kapal-kapal milik berbagai perusahaan pelayaran.
83
Perluasan itu dengan pendirian stasiun, serta terusan air kali ancol kali mati sepanjang 9 Km
79
Laporan dagang Hindia Belanda dalam Handbook of The Netherlands East Indies 1930. Buitenzorg: Division of Commerce of the Agriculture, Industry and Commerce,1939.h.149
80
Jaarverslag van der Haven Tandjong Priok 1913.Weltevreden:F.B.Smits,1914.h.4
81
Jaarverslag van der Haven Tandjong Priok 1912 -1914
82
Pelabuhan Luar mencakup perairan seluas 140 hektar ditutupi 2 dam ,dan tanggul pelabuhan yang panjang keseluruhannya 4500 meter.
83
De Haven van Tandjong-Priok dalam De Indische Gids edisi 15 Juli 1924.h.735
yang di gali dari Ciliwung untuk menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan kota lama oud Batavia.
84
Perkembangan perusahaan-perusahaan pelayaran sangat sibuk hilir mudik di Pelabuhan Tanjung Priok, baik perusahaan dalam Negeri milik Hindia Belanda
atau perusahaan-perusahaan pelayaran milik swasta asing. Dalam laporan tahunan pelabuhan hingga tahun 1915 setidaknya ada 10 Negara yang Kapal-kapal
dagangnya sering mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok baik dalam kepentingan angkutan komoditas dagang maupun jasa pengangkutan penumpang antar Negara.
Kapal atau armada dagang tersebut di antaranya Belanda dengan 192 armada, Prancis 5 armada, Inggris 117 armada, Swedia 1 armada, Norwegia 5 armada,
Denmark 2 armada, Cina 5 armada, Jepang 32 armada, Amerika 1 armada, dan Jerman 6 armada. Dengan rekapitulasi hingga mencapai 1623 kedatangan ke
Pelabuhan ini dalam waktu satu tahun, dan di dominasi oleh angkutan milik dalam negeri Koninklijke Paketvaart MaatschappijKPM dengan 366 armadanya.
85
Kapal-kapal milik KPM yang berdiri sejak 1888 di Tanjung Priok sangat dominan dalam lalu lintas di teluk Batavia dengan beberapa nama kapalnya
menggunakan nama Belanda. untuk trayek antar Pelabuhan semisal Rumphius, dengan tonnase 1246 M
3
,melayani rute Surabaya- Batavia setiap 14 hari. Kemudian kapal Droogdok dengan tonnase 966 M3, melayani rute Belawan Deli-
Batavia dan sebaliknya.
86
Rute Batavia-Deli juga menjadi trayek perusahaan
84
Kompleks Pelabuhan antara Tanjung Priok dan Batavia Weltevreden dihubungkan dengan suatu jalan raya dan rel kereta listrik yang terdiri atas dua jalur. Handbook of The Netherlands East
Indies 1930 …..1939:h.411
85
Jaarverslag van Haven Tandjong Priok 1915.Weltevreden:F.B.Smits,1916.h.118-119
86
Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie over het jaar 1914. Tweede Gedeelte. Weltevreden: Landsrukkerij,1915.h.218-219
swasta Firma van Nie en Co. dengan Kapal de Weert bertonnase 965 M
3
.
87
Trayek lainnya dengan tonnase 1019,35 M
3
-1019,55 M
3
dengan rute Pelabuhan Surabaya-Batavia-Tegal- Bagan Api Api- Singapura, dan kembalinya.
88
Kapal- kapal ini sangat membantu angkutan calon jamaah antar pulau untuk mengantar
ke Pelabuhan Embarkasi.
89
Sedangkan perusahaan-perusahaan swasta dengan bendera Inggris yang menjadi saingan terberat Belanda, turut bisnis di Pelabuhan Tanjung Priok dan
beberapa pelabuhan di Hindia Belanda dalam transaksi barang dan jasa, beberapa perusahaan besarnya terpisah pengklasifikasiannya dengan perusahaan pelayaran
di daerah jajahan Singapura seperti Blue Funnel, A.Holt, atau Nemazee.
90
Beberapa Perusahaan-perusahaan pelayaran dengan bendera Inggris lainnya seperti Oceaan S.S. Co, China Mutual S.N.Co, Asiatic S.N.Co, British Indie
S.N.Co, Burns Philip Line, W.Austr J.S., Australia-East Indies Line, Sun Shipping
Co, Prince Line, Hain S.S., Andere, dan sebagainya.
91
Selanjutnya beberapa perusahaan dengan bendera dan asal dari negeri Belanda ,antara lain Mij Nederland, Rotterdamsche Llyod, Java-Bangelen lijn,
Java New York lijn, Java-Pacific lijn, Mij Oceaan, Ned.Kol.Petroleum.Mij, Java- China Japan lijn
cabang, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan pelayaran Mij Nederland
dan Rotterdamsche Llyod adalah perusahaan besar yang paling aktif sejak akhir abad ke-19 bersama KPM. Satu perusahaan pelayaran Belanda yang
87
Regeerings Almanak 1914…Tweede Gedeelte.1915:226-227
88
Regeerings Almanak 1914…Tweede Gedeelte.1915:224-225
89
Johan Eisenberger.Indie en de Bedevaart naar Mekka.Leiden:M.Dubbeldeman.1928.h.24
90
Perusahaan-perusahaan pelayaran Inggris tersebut sering turut serta dalam pengangkutan jamaah haji di Pelabuhan Tanjung Priok antara tahun 1921-1929
91
Jaarverslag van Haven Tandjong Priok over het jaar 1912. 1913:12.
besar lainnya adalah Java-China-Japan-Line perusahaan pelayaran yang didirikan pada tahun 1911.
92
Dalam kurun waktu antara tahun 1917 hingga 1926 intensitas jumlah kapal yang merapat ke Pelabuhan Tanjung Priok terus meningkat, menandakan semakin
ramainya transaksi perdagangan di Pelabuhan ini. Berikut data hilir mudik jumlah kedatangan Kapal ke Pelabuhan Tanjung Priok:
Tabel 3.a
Data Tonnase Jumlah Kapal Masuk Pelabuhan Tanjung Priok
93
Tahun Jumlah kedatangan Kapal di
Pelabuhan Kubik meter
Bruto 1917
1918 1919
1920 1921
1922 1923
1924 1925
1926 1402
1386 1641
1751 1901
1996 2144
2197 2243
2399 10 427 970,-
9 258 829,- 13 379 796,-
15 134 860,- 17 909 137,-
17 919 653,- 19 808 537,-
21 514 976,- 22 239 673,-
24 350 489,-
Di pelabuhan tersebut mobilitas kapal-kapal milik maskapai pelayaran Koninklijke
Paketvaart Maatschappij KPM, Stoomvaart Maatschappij Nederland SMN,
dan Rotterdamsche Llyod RL yang paling dominan. Dalam satu minggu saja rata-rata terdapat 20 Kapal dari tiga maskapai pelayaran ini yang melakukan
bongkar muat di Tanjung Priok.
94
Saat itu Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan internasional terbesar di wilayah Hindia Belanda. Dalam pemberitaan majalah pemerintah De
92
Statistiek van de Scheepvaart in Nederlandsch-Indie over het Jaar 1928. semengesteld bij hoofdkantoor van Scheepvaart
Weltevreden: bij F.B. Smits, 1929.h.2-5
93
Jaarverslag van Haven Tandjong Priok 1926. Weltevreden:Landsrukkerij,1927.h.8
94
Dalam ketentuan bongkar muat, bongkar muat barang-barang dalam Kapal di Pelabuhan dilakukan pada malam hari dan hari libur.Razief.Pasar Tenaga Kerja ,Pengawasan dan Upah di
Pelabuhan Tanjung Priok….2010:241
Indische Gids pada tanggal 15 Juli 1924 disebutkan jenis-jenis pelabuhan baik
ukuran besar maupun ukuran sedang yang berada dalam teritorial Hindia Belanda, di antaranya yaitu:
Tabel 4.a Jenis dan Ukuran Pelabuhan di Hindia Belanda
95
Jenis Pelabuhan Nama Pelabuhan
Wilayah Ukuran Besar
Tandjong-Priok Batavia Surabaya
Semarang Cilacap
Belawan-Deli Medan Emmahaven Padang
Makassar Tanah Jawa
Sumatra Celebes
Ukuran Sedang Cirebon
Banyuwangi Banjarmasin
Pontianak Bengkulu
Palembang Amboina
Menado Tanah Jawa
Borneo Sumatra
Amboina Celebes
Pelabuhan ini sangat vital untuk memfasilitasi ekspor dan impor Jawa Barat bahkan Hindia Belanda, data ekspor dan impor pada tahun 1928
transaksinya menyumbang 9,7 dari keseluruhan perdagangan pelabuhan di Hindia Belanda, transaksi perdagangannya dapat mencapai f 521.624,21,-.
96
pemasukan Pelabuhan di peroleh dari tarif Bea cukai, tarif retribusi Kapal, penyewaan peralatan Pelabuhan, tarif perbaikan kapal-kapal di Pelabuhan, dan
pendapatan lainnya. Pemasukan tersebut untuk pemeliharaan dan pengawasan Pelabuhan Tanjung Priok, bahkan sekaligus perawatan pelabuhan lama Batavia.
97
95
De Haven van Tandjong-Priok dalam De Indische Gids edisi 15 Juli 1924.
96
Handbook of The Netherlands Indie 1930.1939:411
97
Notulen der 113
de
Vergadering van de Commissie van Bijstand in het Belang van het Beheer van de Haven Tandjong-Priok, Op Vrigdag 16 December 1927 in het Gebouw der Koninklijke
Paketvaart Maatschappij te Weltevreden. Weltevreden:Landsrukkerij,1928.h.1150-1153
Setelah memasuki masa depresi ekonomi di Hindia Belanda sejak awal tahun 1930-an perusahaan pelayaran dan pengangkutan mengalami kemerosotan
drastis, berdampak semakin menurunnya jumlah kedatangan kapal ke Pelabuhan dan otomatis menurunnya nilai transaksi perdagangan di Pelabuhan Tanjung
Priok. Antara tahun 1930-1932 penurunannya hingga 9 dari tahun-tahun sebelumnya.
98
Demikian angin liberalisasi bertiup di Hindia Belanda hingga kekuasaan Belanda berakhir. meskipun ada sedikit pengetatan pada tahun 1930-an ketika
terjadi depresi ekonomi dan serbuan produk Jepang. Dan hingga tahun 1936 Batavia dengan 94 pelabuhan lainnya di Hindia Belanda di tetapkan sebagai
pelabuhan internasional. Hal ini merepresentasikan lalu lintas pelayaran, dan perdagangan internasional berkembang pesat di sebagian besar wilayah Hindia
Belanda. Dalam bidang pelayaran domestik, pemerintah Kolonial Belanda juga memberikan kesempatan yang luas kepada perusahaan pelayaran swasta
melakukan pelayaran domestik. Pengendoran monopoli Belanda itu juga sejalan dengan semakin kuatnya armada pelayaran KPM dalam pelayaran domestik.
99
Batavia sebagai EmbarkasiDebarkasi Haji
Pelabuhan Tanjung Priok, di Batavia di tetapkan sebagai salah satu Pelabuhan Embarkasi dan Debarkasi haji Pelgrims Haven dalam ordonansi
pelayaran Haji tahun 1898 dan 1922.
100
Dan semenjak lama di ketahui Pelabuhan Tanjung Priok di Batavia menjadi tempat keberangkatan calon jamaah haji dari
98
De haven van Tandjong Priok, Al Maar door Achteruit. dalam De Indische Gids 1932
99
Singgih Tri Sulistyono.Dinamika Kemaritiman dan Integrasi Negara Kolonial dalam kumpulan tulisan Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid IV:Kolonisasi dan Perlawanan.
Jakarta.KEMENDIKBUD,2012.h.109
100
Lihat Staatsblad 1898 26 October No.294 dan Staatsblad 10 November 1922 No.698
Jawa, dan Madura dan beberapa jamaah dari daerah Timur, yang rata-rata presentasenya antara 75-80 sebelum tahun 1922. Seperti laporan Pelabuhan
tahun 1921 ada 23.665 jamaah berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok dari total jamaah haji asal Hindia Belanda masa itu yang berjumlah 28.795 jamaah.
101
Pelabuhan yang jaraknya cukup jauh dari kehidupan kota akses untuk ke pelabuhan para calon jamaah harus menumpang transportasi Kereta api bila
menggunakan jalur darat dan harus transit terlebih dahulu di stasiun kota Batavia, kemudian turun di Stasiun Tanjung Priok. Bila melalui jalur laut calon jamaah
harus menumpang kapal-kapal KPM untuk menuju Pelabuhan, atau ada alternatif lain menggunakan perahu-perahu nelayan melalui Sungai atau Pelabuhan lama
Batavia melalui kanal Ancol keluar di Dermaga 1 Pelabuhan Tanjung Priok. Semenjak pertama kali pemerintah menetapkan tempat-tempat Pelabuhan
haji tahun 1898 banyak jamaah haji dari daerah bagian Tengah dan Timur Pulau Jawa naik kapal haji dari Pelabuhan Tanjung Priok. Namun sebelum perluasan
kolam dalam Pelabuhan Tanjung Priok dan masih kurangnya akses transportasi menuju Batavia dari pedalaman desa, hingga tahun 1912 beberapa calon jamaah
haji dari daerah selatan kadang dari pelabuhan di daerahnya menggunakan kapal pos langsung menuju Pelabuhan Singapura untuk mencari kapal haji ke Jeddah.
Hal tersebut seperti terlihat pada tahun 1905 ,dimana banyak orang Priangan yang menumpang kapal melalui Pelabuhan Ratu untuk langsung menuju Singapura.
Bahkan karena hal itu beberapa kapal milik Kongsi Tiga menjemput hingga ke
101
Jaarverslag van der Haven Tandjong Priok 1921.Weltevreden:F.B.Smits,1922.h.27
Pelabuhan di selatan Jawa Barat tersebut untuk mengangkut jamaah haji dan kemudian menghubungkan satu trayek baru yaitu Pelabuhan Ratu-Jeddah.
102
Dalam perkembangannya Pelabuhan Tanjung Priok selalu menjadi pelabuhan paling ramai yang dikunjungi perusahaan pelayaran yang juga
memfasilitasi pengangkutan jamaah haji menuju ke Jeddah. Tidak hanya perusahaan-perusahaan Kongsi Tiga yang di kontrak pemerintah Hindia Belanda
untuk mengangkut jamaah haji,
103
bahkan ada beberapa agen perusahaan pelayaran milik swasta yang memfasilitasi pengangkutan jamaah haji, baik milik
perseroan Arab maupun Inggris.
104
Di ketahui sejak abad ke-19 tempat yang sering menjadi embarkasi atau debarkasi jamaah haji adalah Pelabuhan Batavia, Singapura, Penang dan Padang.
Namun kesibukan pengangkutan jamaah haji lebih banyak di antara dua pelabuhan utama masing-masing Negara, Hindia Belanda dengan mengandalkan
Tanjung Priok di wilayah Batavia, sementara Inggris mengandalkan Pelabuhan yang telah di buat tahun 1819 yaitu Singapura, seperti tergambar berikut ini :
Tabel 5.a Kapal
-Kapal Haji yang datang ke Tanjung Priok dan Singapura Tahun 1893 Kepulangan
Tanggal berangkat dari Pel. Jeddah
Nama Kapal Jumlah Jamaah
Haji Tujuan Akhir
10 Juli 1893 10 Juli 1893
15 Juli 1893 Amarapura
Lyilops Drenta
1186 22
115 Tj.Priok,Batavia
Tj.Priok,Batavia Tj.Priok,Batavia
102
Ini mungkin salah satu kasus yang ketahuan oleh pemerintah .Surat Snouck Hugronje kepada yang mulia Gubernur Jenderal di Batavia,
tertanggal 20 Januari 1905.Nasehat-Nasehat C.Snouck ….Jilid VIII.1993:1502-1503
103
Perusahaan-perusahaan pelayaran yang disebut Kongsi Tiga di kontrak sejak 1873 dan mempunyai hak penuh a
tas pengangkutan jamaah Haji Hindia Belanda sejak 1874. Lihat “Politik Haji 1899” dalam Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje Jilid VIII. Jakarta: INIS, 1993. h.110
104
Perusahaan pelayaran Inggris dan Arab telah melaksanakan bisnis jasa pengangkutan jamaah Haji dari Batavia ke Jeddah sejak tahun 1858. Bahkan orang-orang Arab di ketahui sejak
masa-masa sebelumnya. Lihat S.Keijzer. De Bedevaart den Inlanders naar Mekka.Leiden:Gualth Kolff,1871.h.61-62
17 Juli 1893 21 Juli 1893
25 Juli 1893 26 Juli 1893
26 Juli 1893
1 Agustus 1893 5 Agustus 1893
6 Agustus 1893 7 Agustus 1893
30 Agustus 1893 13 Septem. 1893
28 Oktober 1893
17 Novem. 1893 Knight of John
Sentor Argamenan
Ocampo Glaucus
Laertes Soenda
Arion Samoa
Bellerophon Dencalion
Antenor Patroekes
1084 268
204 1012
304 222
150 100
2500 325
800 117
7 Singapura
Tj.Priok,Batavia Singapura
Singapura Tj.Priok,Batavia
Singapura Tj.Priok,Batavia
Singapura Tj.Priok,Batavia
Tj.Priok,Batavia Tj.Priok,Batavia
Tj.Priok,Batavia Tj.Priok,Batavia
Sumber:Data M.Dien Majid,2008
105
Sebagai pelabuhan utama Hindia Belanda pada abad 20 pengawasan kesehatan terus di galakkan pun demikian sebagai Pelabuhan pemberangkatan
Haji yang di tetapkan dalam ordonansi Haji 1898 dan 1922.
106
Setelah ordonansi Haji 1922 di tetapkan Tanjung Priok bersama beberapa Pelabuhan lainnya seperti:
Makassar, Surabaya, Palembang, Emmahaven, Sabang ,Belawan-Deli Stb 1927 No.508,
dan Semarang Bijblad No.10236,11018,11780 selain menjadi tempat pemberangkatan jamaah haji juga menjadi tempat pemeriksaan kondisi kesehatan
jamaah haji sebelum naik ke kapal haji.
107
Saat berkecamuknya penyakit endemik pada musim-musim haji, hal ini telah menjadi permasalahan kompleks karena sebenarnya warga-warga di daerah
Batavia sendiri sering terjangkit penyakit menular seperti kolera, cacar, disentri, tipus, pes, malaria dan sebagainya, yang pada awalnya di akibatkan karena
sanitasi kanal-kanal kota yang kurang baik dan prilaku warganya yang kurang bisa menjaga kebersihan. Di sisi lain penyakit endemik yang mendera jamaah haji
105
M.Dien Majid.Berhaji di Masa Kolonial.2008:122
106
Lihat Stb 1898 No.289 dan Stb 1922 No.698
107
Regeerings Almanak voor Nederlandsch Indie 1938: Eerste Gedeelte. Batavia: Landsrukkerij,1938.h.279
dalam perjalanan kapal-kapal pengangkutan haji ada indikasi juga di bawa oleh jamaah haji itu sendiri dari tempat tinggalnya di Batavia seperti kolera.
108
Hal demikian yang membuat pemerintah meningkatkan pengawasan kesehatan baik di dalam kota maupun di kawasan transit Pelabuhan walaupun
penanggulangannya terlihat lamban. Di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok sendiri terdapat poliklinik dan rumah sakit, dalam kurun waktu 4 tahun antara 1922-1925
rumah sakit ini cukup sibuk dalam menangani pasien meningitis dan umumnya paling banyak adalah buruh pelabuhan yang terkena malaria.
109
Dan selama itu saja sudah ada 345 orang yang meninggal dunia karena tidak tertolong.
110
Dalam pengklasifikasian Direktur Pendidikan ,Keagamaan dan Kerajinan Hindia Belanda, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai percontohan pelabuhan karena
memenuhi kualifikasi sebagai Pelabuhan kelas 1 yang fasilitasnya memenuhi standar kesehatan, dengan memiliki fasilitas untuk penempatan dokter-dokter
Pelabuhan dan stasiun Karantina di dekatnya serta kelengkapan alat-alat penunjang kesehatan lainnya.
111
Dalam penanganannya Dokter-dokter pelabuhan akan memeriksa kesehatan jamaah sesaat sebelum naik ke kapal haji agar dapat
diberikan suntikan serum sementara untuk kekebalan tubuh.
Pelabuhan Tanjung Priok secara fungsional bagi jamaah haji terintegrasi dengan dengan Stasiun Tanjung Priok sebagai akses menuju Pemerintahan Pusat
108
Pada tahun 1927 terdapat 2 hingga 30 orang terjangkit penyakit epidemi kolera. Lihat Jan Hendrik Ziesel.De Pelgri
ms Quarantaine in de Roode Zee…1929:21
109
Wabah awal yang mengagetkan pada tahun 1917 karena ada 123 orang yang meninggal. banyak buruh pelabuhan yang meninggal akibat tidak punya tempat tinggal seperti orang-orang
Banten. Untuk ini lihat Jaarverslag van Tandjong Priok 1918.Weltevreden:J.B.Santos,1919.h.3
110
Di Batavia sendiri paling banyak meninggal akibat penyakit Malaria hingga 200an orang. Dan kebanyakan adalah orang dewasa di atas 16 tahun lihat. Jaarverslag van Haven Tandjong
Priok 1925. Weltevreden:Landsrukkerij,1926.h.4
111
Lihat Staatsblad 1911 No.277.Batavia:Landsrukkerij,1912.pasal 15-16. Lihat juga Bijblad op het Staatsblad van Nederlansch Indie.Deel XLV No. 7400.
Batavia:Landsrukkerij,1912
di Batavia dan sarana infrastruktur kesehatan yaitu Karantina Haji, yaitu Pulau Kuiper dan Onrust yang berada di seberang pantai utara Batavia.
112
Karantina ini telah di fungsikan sebagai sarana kesehatan sejak tahun 1911 oleh pemerintah
kolonial sebagai upaya penanggulangan penyebaran penyakit endemik dan di gunakan juga untuk pengawasan kesehatan jamaah haji baik sebelum
pemberangkatan maupun untuk jamaah yang pulang dari Mekkah.
113