Administrasi Pelayanan dan Fasilitas Kapal-Kapal Haji

November 1926 tengah malam di selundupkan ke Jeddah tanpa melalui paspor dan tiket, ia naik kapal Armenistan milik perusahaan pelayaran Nemazee. 74 Masalah lainnya adalah saat tertahannya surat jalan jama’ah Haji, beberapa kejadian yang dilaporkan oleh Konsulat Belanda di Jeddah bahwa banyak calon jama’ah Haji surat jalannya tertahan oleh agen Kapal, sehingga mereka terlantar di Tanjung Priok. Pada bulan September 1909 N.Scheltema ,Konsul Belanda di Jeddah yang menjabat antara periode 1905-1911 menerangkan permasalahan proses administrasi saat calon jama’ah Haji hendak melakukan pemberangkatan di Embarkasi Haji Tanjung Priok, Batavia untuk berangkat ke Jeddah. Dan berikut abstraksi proses verbal administrasi Haji yang di urus oleh agen perjalanan pengurusan Haji : “ Madsajoeti telah diberikan surat jalan ke Mekkah dari daerahnya di Bandung pada tanggal 19 Juni 1909 bernomor 223” “ Madbari telah diberikan surat jalan ke Mekkah dari daerahnya di Bandung pada tanggal 19 Juni 1909 bernomor 226” “ Saidin telah diberikan surat jalan ke Mekkah dari daerahnya di Pamekasan pada tanggal 16 Juli 1909 bernomor 33” “ H. Mohd Jasin diberikan surat jalan ke Mekkah dari daerahnya di Pamekasan pada tanggal 19 Juni 1909 bernomor 17” “ Said Alwi diberikan surat jalan ke Mekkah dari daerahnya di Pamekasan pada tanggal 06 Juli 1909 bernomor 1” Mereka semua akan berangkat dengan Kapal S.S. Wysses dari Tanjung Priok, Hindia Belanda. Madsajoeti dan Madbari yang sudah menerima surat dari H.Ishak, telah 2 minggu dari desa mereka pergi ke Batavia dan menerima karcis pulang pergi.menurut H.Ishak mereka harus ditinggalkan pada agen. Mereka tinggal 8 hari di Batavia dan berangkat dari Tanjung Priok menuju Mekkah. Setelah melakukan pemeriksaan kesehatan. Saidin menerangkan bahwa surat jalannya di Pamekasan ditulis oleh wedana atas permintaan dari H.Moh. Ramli dan surat jalan itu kemudian diberikan kepadanya dan diterangkan bahwa Saidin akan memperoleh surat jalan nanti di Tandjung Priok setelah adanya pemeriksaan kesehatan. 74 Akira Nagazumi.Pemberontakan Partai Komunis Indonesia dan Pengaruhnya atas Jama’ah Haji:1926-1927…1986:216 H. Mohd Jasin menerangkan bahwa untuk mendapat surat jalannya dia datang ke Surabaya mencari H.Mohd.Ramli. dia ke tempat agen maskapai kapal dan tinggal selama kurang lebih 6 hari di Surabaya kemudian pergi ke Batavia. diterangkan bahwa dia akan memperoleh surat jalan nanti lebih di sesuaikan setelah adanya pemeriksaan kesehatan di Tandjung Priok. Di ikuti oleh Said Alwi untuk mengurusi keperluannya dia pergi ke Surabaya ,dan surat pasnya oleh Kamal kepada H.Moh.Ramli telah disampaikan akan memperoleh surat jalannya nanti setelah adanya pemeriksaan kesehatan di Tandjung Priok. Dari pertama kali pemeriksaan kehadiran diri menjadi penting, karena akan mengambil suratnya dari pejabat setempat .” 75 Dengan merujuk laporan N.Scheltema, dimana sering di temukan kasus para jama’ah Haji yang surat jalannya tidak di berikan langsung oleh agen Haji. Pada pemberangkatan musim Haji tahun 1910 bahkan ada beberapa syekh yang meninggalkan calon jama’ah Haji. Perbuatan Syekh tersebut sangat merugikan jama’ah Haji sehingga biaya pengangkutan barang-barang ke Tanjung Priok dan penginapan di bawa lari. 76 Dan dampaknya kepada jama’ah haji adalah yang sudah lama tinggal di tempat berangkat Pelabuhan Tanjung Priok, terpaksa harus naik dengan kapal lain, dan berakibat jama’ah yang tiba di Jeddah tidak mempunyai data yang lengkap, karena itulah jama’ah haji mengajukan keluhannya. Maka pemerintah selanjutnya harus menegaskan agen kapal tidak diperkenankan untuk membawa berkas surat jalan calon jama’ah haji, mereka harus segera memberikan surat jalannya. Hal ini juga terjadi di Pelabuhan Embarkasi Padang, 77 Peraturan 75 Agenda. 2506509 GB. Tzg Ag.5848II di kutip dalam arsip laporan Mukhlis Paeni Tim Penyusun. Biro Perjalanan Haji Di Indonesia Masa Kolonial: Agen Herklots dan Firma Alsegoff Co. ANRI:Jakarta,2001.h.24-25 76 Surat dari Residen Batavia kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 28 Januari 1910 no.21934. Arsip MGS,28-3-1911. Dalam Mukhlis Paeni. et.al. Biro Perjalanan Haji . 2001:45-46 77 Hal ini sebenarnya sudah mulai ditegaskan pada musim Haji sebelumnya tahun 1908-1909, sehingga agen Kapal maupun Kapten Kapal tidak boleh membawa berkas surat jalan. untuk masalah surat jalan sangat penting untuk mengawasi jumlah calon jama’ah Haji. 78 Dalam balasan surat Direksi Perusahaan Pelayaran Nederland tanggal 22 Desember 1910 untuk menanggapi kiriman surat Menteri Luar Negeri tanggal 13 Desember 1910 No.24658 tentang surat jalan calon jama’ah Haji yang tidak diberikan langsung oleh agen. Pihak perusahaan juga menyesali salah satu tindakan pegawainya dalam kapal S.S. Lombok yang bertindak sewenang-wenang terhadap surat perjalanan jama’ah haji, menyebabkan reputasi buruk pada perusahaan karena diketahui yang bersangkutan tidak memberikan surat jalan kepada jama’ah haji dan perusahaan akan memberikan sanksi tegas kepada agen tersebut. 79 Karena hal ini akibatnya sering terdapat perbedaan data jumlah antara yang terdaftar di Konsulat dengan data pemerintah Hindia Belanda, seperti rekapitulasi jumlah haji tahun 1913: Perbedaan Data Jama’ah Haji Tahun 1912-1913 Tahun Hijriyah Era Tahun Masehi Data Sekretaris Umum Data Konsulat di Jeddah 80 1330 H 81 1331 H 82 20-12-1911 - 11-12-1912 11-12-1912 - 30-11-1913 26545 18694 24025 18353 Calon jama’ah haji juga sering mendapatkan masalah dengan tiket perjalanan yang sering menjadi permainan calo haji, dalam Ordonansi haji 1898 78 Arsip Nasional Republik Indonesia. Surat Menteri Luar Negeri No.24658 di ‘s-Gravenhage, 13 Desember 1910 kepada Direksi Stoomvaart Maatschappij Rotterdamsche Llyod di Rotterdam dan kepada Direksi Stoomvaart Maatschappij Nederland di Amsterdam Algemene Secretarie: Seri Grote Bundel 1891-1942. Tzg.Ag.No.6558. 79 Arsip Nasional Republik Indonesia. Surat Stoomvaart Maatschappij Nederland kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri Koloni di Amsterdam, 22 Desember 1910 Arsip Algemene Secretarie: Grote Bundel 1891-1942.Tzg.Ag.No.6558 80 Arsip Nasional Republik Indonesia. 1911 Pelgrimregister dalam Arsip Algemene Secretaries Tzg Agenda: Seri Grote Bundel, 1892-1942.No.6558 Tzg Ag.19115848-1911 81 Arsip Nasional Republik Indonesia. 1912-1913 Pelgrimregister dalam Arsip Algemene Secretaries Tzg Agenda: Seri Grote Bundel, 1892-1942.No.6697 Tzg Ag.191339374 82 Indisch Verslag 1931.Deel II:Statistisch Jaaroverzicht van Nederlansch Indie.Batavia: Landsrukkerij,1931.h.130 tidak tercantum tentang ketentuan tiket kapal, oleh karena itu calo haji bisa beroperasi dengan bebas. 83 Agen-agen perjalanan yang melakukan praktek percaloan terhadap jama’ah Haji sebenarnya telah lama mendapat peringatan dari pemerintah Hindia Belanda, terutama calo-calo yang berdomisili di Singapura. 84 Foto 3.a Inspeksi Surat Jalan Jama’ah Haji oleh Konsulat Belanda di Jeddah 85 Perbaikan soal keadaan ini di lakukan pasca masa perang Dunia ke-I di rumuskan sejak 1920 dan di tetapkan dalam peraturan yang secara jelas baru tertera dalam Ordonansi Haji 1922 No.698 ,dalam pasal 21-24 tentang agen Haji. bahwa keharusan membeli tiket Kapal atau surat bukti kepada agen Haji yang berwenang. Tiap-tiap surat bukti harus jelas pemberitahuan, harga berlaku, nama agen Haji yang memberangkatkan. Surat bukti tempat dari agen Haji untuk dewasa harus berwarna putih, untuk awak kapal dikenakan biaya separuh dan berwarna merah serta untuk anak-anak bebas biaya dan diberi warna biru. Dalam 83 M.Saleh Putuhena.Historiografi Haji.op.cit.2007:175 84 Surat dari Konsulat Belanda di Singapura kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 18 September 1906 No.16548 dalam arsip Cl.28-7-1906 no.18864 85 Inspeksi Surat Jalan Jama’ah Haji oleh Konsulat Belanda di Jeddah. Dalam gambar sekretaris Drogman Agoes Salim ada disebelah kiri, dan Konsul N.Scheltema periode 1905-1911 di tengah. Di sebelah kanan fungsionaris lainnya, Ahmad bin Hoesen. sumber foto: Archief van het Consulaat te Djeddah TurkijeSaoedi-Arabië, 1873-1930 Den Haag,2003. ketentuan ini dilarang secara tegas melakukan pekerjaan sebagai agen Haji tanpa izin Kepala Departemen Kelautan, karena agen Haji di angkat oleh Kepala Departemen Kelautan. Di sini Kepala Departemen Kelautan diberi wewenang sebagai wakil agen di Hindia Belanda untuk menyampaikan bukti perizinan untuk menjadi agen Haji. 86 Sejak dahulu perusahaan-perusahaan Kongsi Tiga berkali-kali mencoba mengharuskan Pemerintah Pusat memberlakukan ketetapan karcis pulang-pergi untuk penumpang Haji. Harga karcis pulang-pergi Jeddah-Batavia pada musim haji tahun 19131914 sebesar f 185. 87 Akan tetapi enam tahun kemudian, pada musim haji 1920 M, naik menjadi f 350. Sementara perusahaan pelayaran Inggris yang berpangkal di Singapura juga mengambil keuntungan dengan mengangkut jama’ah Haji Hindia Belanda. Perusahaan Holt Line milik Inggris menetapkan tarif sebesar f 260. Bila harga-harga tiket kapal-kapal Kongsi Tiga sudah termasuk harga makan selama pelayaran, namun bagi kapal Inggris belum termasuk. 88 Para pimpinan perusahaan memberi pertimbangan secara keamanan agar Jama’ah Haji akan selalu terlindung dari kekurangan sarana saat perjalanan pulang. Penerapan karcis pulang pergi kerap menjadi pro dan kontra antara Penasehat urusan pribumi yaitu C.Snouck Hurgronje yang berkali-kali memberikan surat pernyataan kepada Pemerintah agar jangan hanya mementingkan aspek ekonomi atau kepentingan perusahaan-perusahaan Pelayaran 86 Staatsblad 1922 No.698. Pasal 21-24 87 Untuk anak-anak di bawah umur 12 tahun di berikan tanpa harga. Lihat Regeerings Almanak over het jaar 1914….Tweede Gedeelte.1915:236 88 M.Saleh Putuhena. Historiografi Haji Indonesia….2007:325 semata, namun membatasi kebebasan Jama’ah Haji. 89 Dalam ordonansi Haji 1922 ketetapan harga karcis pulang pergi untuk semua perusahaan pelayaran di umumkan oleh Departemen terkait sebesar f 150 untuk tiap-tiap pembelian harus atas nama agen haji resmi. 90

2. Ruangan dan Kesehatan di atas Kapal

Dalam sejarah perjalanan haji sejak abad ke-19 problem atas penyebaran penyakit endemik dalam aktivitas perkapalan telah menjadi perhatian dunia internasional, umumnya penumpang yang tidak mendapat ruangan karena penuh akibatnya jama’ah yang tinggal di atas geladak kapal bahkan dalam gudang kapal lebih sering terkena penyakit menular. 91 Karena itu upaya untuk pencegahan penyakit endemik terus di berlakukan untuk kapal pengangkutan jama’ah haji saat di Pelabuhan maupun saat masuk Karantina haji. Di sini peran para Dokter Haji Pelgrimsart sangat penting karena praktik untuk menjaga kebersihan harus sudah disosialisasikan baik diatas kapal ataupun saat di Jeddah sebagai bekal jama’ah nanti. 92 Peran seorang nahkoda kapal juga sangat dibutuhkan dalam penjagaan kesehatan penumpang selama di Kapal selain peran Dokter Kapal atau Dokter Haji. sebelum berangkat mereka harus disuntik dan selama di kapal harus mendapatkan makanan yang layak. Di Pelabuhan Hindia Belanda seperti Tanjung Priok, Nahkoda kapal harus bisa menerangkan kepada komisi penguji dari personalia dokter kapal dari mana dia mendapat diploma, lalu dapat menerangkan proses mendapatkan surat 89 Surat Snouck Hurgronje No.41a kepada yang Mulia Menteri Daerah Jajahan di Leiden, 21 Juli 1907. Nasihat-Nasihat C.Snouck Hurgronje:Jilid VIII.1993:h.1530-1531 90 Staatsblad 1922 No.698.Pasal 22 ayat 3 91 Wibowo Priyanto,dkk.Sejarah Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda...2009:131-132 92 Staatsblad 1898 No.294 yang di kutip oleh Liesbeth Hesselink.Healers On The Colonial Market:Native Doctors and Midwives in The Dutch East Indies. 2011:302 keterangan untuk layak berlayar, dan menjelaskan kondisi kapal selama 21 hari berlayar apakah di pelabuhan singgah sudah berjangkit penyakit pest, kolera, dan penyakit endemik lain .lalu dalam Kapal apakah ada penumpang yang terjangkit penyakit atau berhubungan dengan Kapal yang berpenyakit dsb. 93 Hal-hal di atas juga di perbantukan oleh dokter kapal, pada ketentuan tahun 1887, seorang Dokter HajiPilgrimsart harus bisa menjaga kesehatan lebih dari 200 jama’ah haji dalam suatu kapal saat melakukan perjalanan ke Jeddah. 94 Laporan Konsulat Belanda tahun 1914 di Jeddah memaparkan banyak jama’ah haji asal Hindia Belanda yang meninggal di tanah Mekkah diketahui karena kondisi fisik yang kurang baik semenjak berada di pelayaran kapal haji dan saat tiba di Jeddah. Oleh karena itu Konsulat Belanda mengusulkan kepada Direktur Pengajaran, Keagamaan dan Kerajinan agar menanggulangi permasalahan yang terus terjadi ini. 95 Pada tahun-tahun berikutnya, kondisi sanitasi kapal-kapal Haji milik Hindia Belanda masih belum memuaskan, sering kali kejadian meninggalnya jama’ah haji saat perjalanan keberangkatan atau kepulangan disebabkan oleh kondisi kapal yang tidak sesuai dengan faktor-faktor higienis dalam pelayanan kesehatan pada pelabuhan haji di Hindia Belanda. Menurut wartawan harian Java Bode yang memberitakan perjalanan haji bupati Wiranatakoesoema tahun 1924 menuliskan “bahwa perusahaan pelayaran tidak dapat dipersalahkan, tetapi yang 93 Bijblad op het Staatsblad van Nederlansch Indie. No.7399.Batavia: Landsrukkerij,1912. h.292-293 94 Liesbeth Hesselink.Healers on the Colonial Market...2011:177, aturan tersebut kemudian disempurnakan pada Ordonansi Haji tahun 1922, minimal harus ada 2 orang dokter untuk menjaga kesehatan 1000 jama’ah selama di dalam Kapal Haji. Stb 1922 No.698 95 Surat Konsulat Belanda di Jeddah No.10234 kepada yang Mulia Gubernur Jenderal di Buitenzorg tertanggal 25 Februari 1914. Arsip Algemene Secretarie: Grote Bundel 1891- 1942.Tzg.GB.Agenda. No.6798 jelas memang kapal yang digunakan adalah kapal pengangkut barang”. Kapal- kapal haji adalah kapal-kapal pengangkut barang yang dilengkapi akomodasi untuk penumpang. karena bila menggunakan kapal-kapal penumpang, maka biaya karcis bagi penumpang akan menjadi terlalu tinggi. 96 Meskipun ada ketetapan syarat-syarat kapal haji ,namun keadaaan di atas kapal jauh dari yang di inginkan oleh penumpang tampak seperti pemindahan para penumpang pada waktu pemuatan batu bara di atas kapal, sedangkan sebelum di gunakan oleh para penumpang tempat-tempat itu tidak bersihkan terlebih dahulu kemudian pengaturan cahaya ventilasi yang tidak selalu efektif dalam dek kapal. 97 Di ketahui definisi kapal yang terinfeksi penyakit adalah kapal yang telah terjangkit wabah kolera, pest dan demam kuning saat di atas kapal baik sebelum keberangkatan ,selama perjalanan atau saat kedatangan selama di karantina. Terminologi ini adalah rekomendasi tertulis dalam konvensi sanitasi internasional yang berlaku untuk Negara koloni penyelenggara haji. Bila awak kapal kedapatan demikian maka dapat bertahan di karantina antara 5 hari sampai 14 hari. 98 Dalam peristiwa ini dalam kebijakan pelayaran haji sebelumnya tahun 1898 telah kita ketahui sebelum Kapal bertolak pergi ke Jeddah, akan diberikan sertifikat Kapal Haji oleh komisi penguji Kapal Haji de Comissie tot Keuring van Pelgrimsschepen sebagai bentuk kelayakan berlayar. 99 Setelah Kapal tiba di Stasiun Karantina Kamaran, persyaratan itu di teliti kembali oleh Dinas Kesehatan Internasional yang berkedudukan di Iskandaria. Dalam beberapa kasus 96 De Indische Gids 1924 h.1035 .dalam Kees van Dijk.Perjalanan Jama’ah Haji..1997:84 97 Surat kawat Snouck Hurgronje kepada yang mulia Menteri Luar Negeri di Leiden, 23 Desember 1908. Gobee,E dan C,Adriaanse. Nasihat-Nasihat C.Snouck Hurgronje.. 1993:.h.1568 98 Jan Hendrik Ziesel.De Pelgrims Quarantaine in de Rood e Zee…1929:45-47 99 Tentang syarat daftar ukur Kapal lihat dalam Staatsblad 1898 no.294 dan Staatsblad 1922 no.698 Pasal 21