Sementara beberapa jalan kereta api yang telah dibangun pemerintah Hindia Belanda yakni: jalur Buitenzorg-Jogjakarta dengan cabang-cabangnya,
jalur Batavia-Tanjung Priuk. Serta jalan kereta api yang dibangun oleh swasta yakni jalur Semarang-Vorstenlanden-Willem 218, jalur Batavia-Buitenzorg, jalur
Batavia-Kedung Gedeh. Pembangunan jalur-jalur tersebut telah berdampak pada percepatan mobilitas manusia di Batavia. Hingga tahun 1919 ada beberapa
Stasiun yang telah di bangun di Batavia dan mempunyai penjadwalan yang rapi antara lain Tanjung Priok, Batavia Zuid, Batavia Noord, Noord Wijk,
Koningsplein, dan Kemayoran.
117
Hingga tahun 1921 usaha untuk membangun angkutan umum yang menghubungkan semua afdeling di Keresidenan dengan
kota Batavia selalu mengalami kesulitan dalam hal pendanaan.
118
117
De Mailbode voor Passangers 1 Jaargang No.15 edisi 3 October 1919
118
Memori Residen Batavia, J.D.Hunger 3 Maret 1922. dalam dokumen Memori Serah Jabatan 1921-1930 Jawa Barat.
Jakarta:ANRI, 1980.h.xxxi
56
BAB III PERKEMBANGAN PELAYARAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
TERHADAP TRANSPORTASI HAJI A.
Perkembangan Transportasi Jamaah Haji di Batavia 1.
Kapal Layar 1825-1869
Dinamika sejarah perjalanan haji tidak bisa di lepaskan dari faktor ekonomi pelayaran serta perdagangan. Menurut
Snouck Hurgronje “kepentingan perdagangan sangat mendorong perkembangan h
aji”.
1
Pandangan ini harus kita pahami kembali mengingat rute pelayaran jamaah haji dari Nusantara ke
Semenanjung Arabia melewati lautan sebenarnya adalah sama dengan jalur lalu lintas laut perdagangan secara umum.
2
Perjalanan haji sejak abad pertengahan terlebih dahulu ke pelabuhan terakhir Nusantara Aceh, dimana jamaah menjemput
kapal ke India. Di India kemudian mereka mencari kapal yang bisa membawa mereka ke Hadramaut, atau ke Pelabuhan Aden lalu di teruskan ke pelabuhan
Jeddah dan butuh waktu sekitar enam bulan untuk satu kali jalan bahkan lebih.
3
Perjalanan naik haji pada abad ke-18 dari Pelabuhan di kota-kota pesisir Jawa ke Jeddah biasanya jama’ah menggunakan kapal dagang yang akan transit di
Pelabuhan Aden, bukan kapal khusus penumpang.
4
Salah pelabuhan tersibuk sebagai embarkasi haji adalah Batavia yang telah menjadi bandar perdagangan
1
C.Snouck Hurgronje.Perayaan Mekkah.Jakarta:INIS,1989.h.27
2
Untuk Haji Nusantara ditempuh jalur pelayaran melalui Singapura, Colombo, Teluk Aden, kemudian masuk Selat Bab El-Mandab Laut Merah menuju Jeddah. Fernand Braudel. Civilization
and Capitalism 15
th
-18
th
Century,Volume III:The Perspective of The World. 1984:112
3
Martin van Bruinessen. Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci:Orang Nusantara Naik Haji.
Jakarta:Jur nal Ulumul Qur’an, No.5 Vol II, 1990.h.45
4
Dalam sebuah laporan kolonial dikatakan bahwa kapal yang sarat dengan penumpang ditambah barang-
barang calon jama’ah yang bertumpuk dengan barang dagangan sangat banyak akibatnya untuk melaksanakan shalat dikapal pun sudah tidak ada tempat. Dalam M.Dien Majid.
Berhaji di Masa Kolonial.op.cit., 2008:51
VOC Belanda sejak tahun 1619. Kapal-kapal dagang yang berasal dari Arab, Cina atau Eropa umumnya transit di kota pelabuhan ini.
5
Pada masa itu armada dagang Eropa dengan jenis Galleon dan Frigate dengan teknologi layar yang lebih baik
cukup mendominasi kawasan Samudera Hindia hingga tahun 1800-an.
6
Pada abad ke-18 rata-rata kapal yang bergerak dari Pelabuhan Batavia ke Eropa per tahun kurang lebih berjumlah 175 kapal dengan membawa muatan
komoditas ekspor dagang. kapal-kapal dagang yang berukuran diatas 400 ton itu sangat memungkinkan untuk pelayaran jauh.
7
Karena itu beberapa kapal kadang di jadikan kendaraan calon jamaah haji yang tidak hanya menumpang kapal
kompeni VOC tetapi juga dengan kapal-kapal dagang Inggris walau hanya sampai India atau Teluk Aden.
8
Memasuki abad ke- 19 terjadi kenaikan jumlah calon jama’ah haji di Jawa
sudah cukup signifikan. Dan Batavia saat itu sudah sering menjadi tempat pemberangkatan para calon jama’ah haji.
9
Oleh karena itu untuk mengatur jamaah haji Gubernur Jendral memberikan syarat administratif kepada para
calon jama’ah haji harus mempunyai surat jalan reispass dengan biaya cukup mahal f.110, dan
dapat di pesan di kantor bupati. Dan bagi yang tidak mempunyai paspor itu akan di kenai denda sebesar f.1000. Pada tahun 1831 denda tersebut di perkecil menjadi
5
Para pribumi yang hendak berhaji umumnya dahulu menumpang kapal milik Arab atau yang lebih besar kapal-kapal VOC. Johan Eisenberger.Indie en de Bedevaart naar M
ekka…1928:14.
6
Pada awal abad ke-19 saja sekitar tahun 1800an jumlah armada Prancis 110 unit ,Inggris berjumlah 328 unit dan angkatan laut dan kapal dagang Belanda hanya mempunyai 22 unit, jumlah
kapal Belanda yang menurun seiring depresinya produksi galangan kapal di Rotterdam.Lihat Glate. Navies and Nations 1993. Dalam Larrie D.Ferreiro.Ships and Naval:The Birth Naval
Architecture in The Scientific Revolution, 1600-1800. London:MIT Press Cambridge,2007.h.28
7
G.J.Knaap. Shallow Waters, Rising Tide: Shipping and Trade in Java Around 1775. Leiden: KITLV Press,1996.h.46
8
Johan Eisenberger.Indie en de Bedevaart naar Mekka.Leiden:M.Dubbeldeman,1928.h.166
9
Seperti info yang diberikan Residen Banten tanggal 28 September 1821, bahwa 16 orang diwilayahnya datang menghadap minta surat pas untuk pergi Haji ke Mekkah melalui Batavia.
f 220. Tetapi, keputusan resolusi tahun 1825 ini bersifat rahasia dan bila ditinjau
secara hukum tidak etis karena tidak di umumkan dalam Lembaran Negara Staatsblad van Nederlandsch Indie.
10
Pada masa itu juga pertama kalinya para jama’ah haji dapat menggunakan
kapal khusus pengangkut jama’ah haji pada tahun 1825 yaitu menggunakan kapal- kapal layar milik saudagar Arab. Syekh Umar Bugis diketahui menyediakan
sebuah kapal bagi 200 calon jama’ah haji dengan Kapal Magbar yang berangkat dari Pelabuhan Batavia.
11
Beberapa saudagar Arab sejak pertengahan abad 19 di ketahui telah membuka jasa biro perjalanan haji, tidak lepas juga karena berhasil
mengembangkan perniagaan dan menjadi tuan tanah di kota pelabuhan strategis seperti Singapura.
12
Secara pamor dalam tingkatan internasional pada abad ke-19, peranan Pelabuhan Batavia kalah di banding Singapura sebagai pelabuhan masuk utama ke
Asia Tenggara.
13
Masa itu di ketahui pemberangkatan perjalanan haji dimulai dari Batavia, Padang, Singapura, dan Penang. Namun dari sudut ekonomi bila Muslim
Nusantara yang hendak pergi menunaikan ibadah haji melalui Singapura dapat
10
Bisa dilihat dalam Lijst der Wetten en Besluiten vervat in het Staatsblad van Nederlandsch Indie 1825.
Batavia: Landsrukkerij,1826.h.1-8. Namun Pada era Gubernur Jendral Duynmer van Twist kedua resolusi tersebut dicabut pada tahun 1852, dan menggantikannya dengan resolusi
ketiga: paspor Haji masih diwajibkan tetapi pajak untuk itu dihapuskan. Lihat juga Jacob Vradenbergt.
Ibadah Haji:Beberapa Ciri Fungsi…op.cit.,1997:9
11
Orang-orang Arab Hadramaut yang didominasi kalangan pedagang ini nampaknya mulai datang ke Batavia pada awal abad ke-18. Di antara mereka terdapat Syekh dan Sayyid sebagai
pemuka agama di Batavia. M.Saleh Putuhena.Historiografi Haji..op.cit.2007:133-134. Sikap Syekh demikian terjadi berkat perubahan mendasar pada manajemen Perhajian di Tanah Hejaz
dengan menguatnya peran para Syekh, dan mereka ini menjadi penyedia jasa kapal bagi para calon
Jama’ah Haji. Oleh karena itu, orang-orang Arab begitu dihormati karena sering memberikan tumpangan bagi calon jama’ah haji di kapalnya untuk berlayar ke tanah suci Mekkah, di antara
mereka seperti terdapat suatu ikatan perasaan keagamaan. Tim Penyusun KEMENAG RI.Haji Dari Masa ke Masa..op.cit.,
2012:51
12
Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje. Jilid VIII. Jakarta:INIS, 1993.h.109-110
13
Susan Blackburn. Jakarta:Sejarah 400 Tahun.,op.cit.2011:117