Karantina Haji Pelayanan dan Fasilitas Kapal-Kapal Haji
Pelayaran Haji. Hal ini disampaikan menjelang datangnya musim Haji pada akhir Juni tahun 1927.
126
Oleh karena itu sarana yang paling banyak di lakukan perbaikan dari Karantina dekat Batavia adalah di Pulau Kuiper.
127
Dimulai dari pembersihan kuman dan perbaikan dermaga untuk bersandar Kapal.
128
Kemudian perbaikan infrastruktur bangunan yang dibuat 10-13 barak yang berbeda dan pemisahan
antara yang laki dan perempuan, kemudian lahan yang akan diperluas dan perbaikan yang terpenting dalam sarana untuk membersihkan diri kamar mandi.
Perbaikan bangunan Karantina di Pulau Kuiper membuat pemerintah harus memaksimalkan peranan pulau Onrust sebagai Karantina Haji saat kepulangan
melalui Debarkasi ,Tanjung Priok-Batavia hingga beberapa tahun kemudian.
129
Perlu diketahui pemasukan keuangan Karantina selain mengandalkan keuangan pemerintah, namun juga retribusi Kapal-kapal yang bersandar.
Kesulitan dalam pengaturan jama’ah mungkin tidak hanya terjadi di Pulau
Kuiper-Onrust yang berada di dekat Batavia, namun juga Karantina di sebelah Utara Pelabuhan Sabang, yaitu Karantina Haji Pulau Roebia. Dengan terus
meningkatnya jumlah jama’ah Haji, membuat dua Karantina utama pada tahun
1927 yaitu Onrust dan Roebia kesulitan dalam mengelola jama’ah Haji saat
kepulangan. Perlu diketahui kurang lebih sekitar 1000 jama’ah yang harus di urus
126
Surat No.1549 dari Inspektur Dinas Kesehatan Jawa Barat kepada yang terhormat Kepala Departemen Pekerjaan Umum di Weltevreden, 19 Mei 1927 ANRI:Arsip Department van
Burgelijk Openbare Werken:Grote Bundel 1854-1933,Jilid I No.1965- 1925 A 38117-
127
Pulau Kuiper –dekat Tanjung Priok adalah yang ditetapkan pertama dalam Ordonansi Haji
1922 sebagai Karantina Haji bersama Pulau Roebia-dekat Sabang sebelum aturan perubahan soal Karantina Haji ditambahkan Pulau Onrust. lihat Stb 1922 No.698 .Bab VIII Pasal 49 ayat A
128
Jama’ah Haji ke Pulau ini dengan sekoci dengan pengelompokan per 100 orang turun dari Kapal menuju dermaga.
129
ANRI. Stukken Betreffende de verbetering van den aanlegsteir van het Quarantainestation op het eiland Kuiper-Batavia
.Arsip Department van Burgelijk Openbare Werken:Grote Bundel 1854-1933,Jilid I;1925 No.1965- A 38117-.hal .8-11
oleh petugas Kesehatan Karantina dalam hitungan 1 Kapal Haji yang berisi penuh akan menurunkan
jama’ahnya. Tidak jarang petugas kesehatan Karantina tidak mampu mengontrol
jama’ah sebanyak itu karena kapasitas Karantina yang ada, hanya memadai untuk 1000 orang dalam pembersihan kuman, dan berdampak
dengan beberapa jama’ah tidak terurus hingga ada yang meninggal karena jumlah
petugas kesehatan yang kurang cukup.
130
Untuk Karantina haji di luar wilayah Hindia Belanda sesaat sebelum ke Jeddah yaitu Kepulauan Kamaran yang letaknya di Laut Merah. Semenjak tahun
1903 karantina ini telah di kelola oleh Turki bersama 3 Negara yaitu Inggris, Prancis dan Belanda. Karantina ini selalu mendapat kritikan karena di nilai
kondisinya yang menurut Wiranatakoesoema tidak mengenal kebersihan, dahulu malah
jama’ah membawa penyakit demam dari pulau ini.
131
Pasca jatuhnya kekuasaan Turki pada perang Dunia pertama, maka Inggris mengambil alih Pulau
Kamaran dari tangan Turki. Kemudian hasil konferensi Sanitasi internasional tahun 1926 menetapkan persetujuan kontrak kerjasama dengan pihak Inggris dan
Belanda untuk pengelolaan bersama Karantina di Pulau Kamaran sebagai pengawasan kesehatan
jama’ah haji yang akan ke Mekkah.
132