ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
4.
2.2. Kompensasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, kompensasi adalah ganti rugi atau pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dari
kekecewaan dalam bidang lain atau imbalan berupa uang maupun bukan uang yang diberikan kepada karyawan dalam perusahaan atau organisasi.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka Notoatmodjo, 1998. Tujuan pemberian kompensasi adalah:
1. Menghargai prestasi kerja 2. Menjamin keadilan
3. Mempertahankan karyawan 4. Memperoleh karyawan yang bermutu
5. Pengendalian biaya 6. Memenuhi peraturan-peraturan
Proses kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan
pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan Handoko, 2001.
Faktor-faktor yang memengaruhi sistem kompensasi antara lain: 1. Produktivitas
2. Kemampuan untuk membayar
Universitas Sumatera Utara
3. Kesediaan untuk membayar 4. Suplai dan permintaan tenaga kerja
5. Organisasi karyawan 6. Berbagai peraturan dan perundang-undangan
Pada umumnya ada tiga cara atau metode pemberian kompensasi Notoatmodjo, 1998 antara lain:
1. Pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu tertentu. 2. Pembayaran upah atau gaji berdasarkan satuan produksi yang dihasilkan.
3. Kombinasi dari kedua cara tersebut.
2.3. Keluarga Berencana KB 2.3.1. Pengertian, Visi dan Misi Program Keluarga Berencana KB
Paradigma baru Keluarga Berencana KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS menjadi visi
untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa Saifuddin, 2003.
Paradigma baru program Keluarga Berencana ini, menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan
kualitas keluarga. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 6 enam misi, yaitu: 1. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. 4. Meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak
reproduksi. 5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan
dan keadilan jender melalui program Keluarga Berencana. 6. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia SDM berkualitas sejak pembuahan
dalam kandungan sampai dengan usia lanjut Saifuddin, 2003.
2.3.2. Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana KB
Keluarga Berencana bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya Mochtar, 1998.
Adapun manfaat dari program KB adalah :
1. Untuk kepentingan orang tua Orang tua ayah dan ibu yang paling bertanggung jawab atas keselamatan
dirinya dan keluarganya anak-anak, karena itu orang tua haruslah sadar akan batas- batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi kebutuhan anak-
anaknya sampai menjadi orang yang berguna. Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka
sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat, karena itu mereka wajib
Universitas Sumatera Utara
memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya jangan berbuat lebih kemampuan yang ada. Dengan demikian
terciptalah keselamatan keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagia. 2. Untuk kepentingan anak-anak
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Maka mengatur kelahiran merupakan salah
satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Dengan demikian orang tua mempunyai persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik
kepada anak-anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang tua dan bangsa.
3. Untuk kepentingan masyarakat Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau masyarakat.
Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat membantu
terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa
bantuan kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua yang menentukan jumlah
anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan kemampuanya dan tidak melupakan tanggung jawab anak-anak yang telah dilahirkan, tanggung jawab masyarakat dan
Negara di mana mereka hidup dan berbakti Mochtar, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Alat kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindarimencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma Wiknjosastro, 1999. Menurut Siswosudarmo 2001, pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur ovum dengan sel
mani sperma. Ada dua pembagian cara kontrasepsi yaitu :
1. Kontrasepsi Sederhana Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi
dengan alatobat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan pantang berkala. Kontrasepsi dengan alatobat dapat
dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly atau tablet berbusa vaginal tablet.
2. Kontrasepsi ModernMetode Efektif Cara kontrasepsi ini antara lain : pil, AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim,
suntikan, implant, serta metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi sterilisasi pada wanita dan vasektomi sterilisasi pada pria Wiknjosastro,
1999. Ada beberapa komponen keefektifan, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Keefektifan teoritis, adalah kemampuan sebuah cara kontrasepsi untuk mencegah kehamilan apabila cara tersebut digunakan sebagaimana mestinya.
2. Keefektifan praktis pemakaian, adalah keefektifan yang terlihat dalam kenyataan di lapangan setelah pemakaian jumlah besar, meliputi segala sesuatu
yang memengaruhi pemakaian, seperti kesalahan, penghentian, kelalaian, dan lain-lain.
3. Keefektifan program, adalah keefektifan sebuah cara dalam sebuah program baik di tingkat lokal, propinsi, maupun nasional.
4. Keefektifan biaya cost effectiveness, adalah perbandingan antara sebuah cara atau program dengan hasil yang diharapkan, baik berupa jumlah akseptor, jumlah
yang terus memakai, efek samping, penurunan angka kesuburan, dan lain-lain Siswosudarmo, 2001.
Tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi
setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut :
1. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan. 2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
terjadinya kehamilan. 3. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya
di masyarakat. 4. Terjangkau harganya oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
5. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya Saifuddin, 2003.
2.4. Vasektomi 2.4.1. Pengertian Vasektomi
Vasektomi berasal dari perkataan : a vas = vas deferen = saluran mani = saluran yang menghubungkan testis dengan urethra dan menjadi saluran untuk
transpor sel mani, b ektomi = memotong dan mengangkat. Jadi vasektomi dalam arti yang murni berarti memotong dan mengangkat saluran vas deferens kanan dan
kiri. Akan tetapi, yang dimaksud dengan vasektomi untuk KB adalah bilateral partial vasektomi, yaitu memotong sebagian kecil vas deferen kanan dan kiri masing-masing
kurang daripada 1 cm. Dengan demikian vasektomi hanya menghalang-halangi transpor bibit laki-laki spermatozoa Anfasa, 1982.
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi penyatuan dengan ovum tidak terjadi. Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga Saifuddin, 2003. Menurut
Tjokronegoro 2003, vasektomi adalah cara KB yang mantap di mana saluran air mani vas deferens diputuskan sehingga sperma dari dalam testis tidak akan keluar
bersama cairan mani lain pada saat bersetubuh.
Universitas Sumatera Utara
Vasektomi adalah satu-satunya cara sterilisasi pria yang diterima sampai saat ini. Vasektomi harus dibedakan dengan kebiri pengambilan kedua testes karena
dengan vasektomi hanya perjalanan sperma dari testis ke dunia luar yang diputus, tepatnya dengan memotong dan mengambil sebagian dari vas deferens. Seseorang
yang telah menjalani vasektomi masih mengeluarkan semen tetapi bebas sel sperma spermatozoa dan masih memiliki keinginan berhubungan seksual libido secara
normal, bahkan potensi dan kepuasannya pun tidak berubah. Vasektomi merupakan operasi kecil yang cukup dilakukan dengan anestesia lokal.
Apabila akseptor vasektomi ingin memiliki anak lagi, maka dapat dilakukan rekanalisasi, namun rekanalisasi tidak boleh dijadikan sebagai promosi atau daya
tarik bagi akseptor dalam memilih vasektomi. Rekanalisasi adalah tersambungnya kembali saluran reproduksi. Upaya untuk menyambung kembali salurang vas deferen
adalah dengan melakukan operasi kembali yang agak sulit. Oleh sebab itu, keputusan untuk menerima vasektomi harus sudah dipertimbangkan secara matang dan bukan
atas desakan atau bujukan pihak lain. Penyesalan akan terjadi bila motivasi tidak datang dari klien dan keluarganya sendiri Siswosudarmo, 2001.
2.4.2. Kelebihan dan Keterbatasan Vasektomi
Adapun kelebihan metode kontrasepsi vasektomi adalah : 1. Mudah pelaksanaanya dengan pembiusan setempat kurang lebih 15 menit.
2. Bekas operasi hanya merupakan luka yang cepat sembuh. 3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Tingkat kegagalan rendah hanya ± 0,3 dari 100 tindakan vasektomi.
Universitas Sumatera Utara
5. Merupakan metoda mantap BKKBN, 2007. Keuntungan vasektomi Anfasa, 1982 antara lain : 1 tidak ada mortalitas
kematian, 2 morbiditas akibat sakit kecil sekali, 3 tidak perlu mondok di rumah sakit, 4 waktu operasi hanya 15 menit, dan dilakukan dengan pembiusan setempat,
5 sangat efektif kemungkinan gagal tidak ada, karena dapat diperiksa kepastiannya di laboratorium, 6 tidak membutuhkan biaya yang besar.
Keterbatasan metode kontrasepsi vasektomi antara lain : 1. Harus dengan tindakan pembedahan.
2. Walaupun merupakan operasi kecil, masih dimungkinkan terjadi komplikasi seperti pendarahan dan infeksi.
3. Tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual. 4. Masih harus menggunakan kondom selama 15 kali ejakulasi agar tidak terjadi
kehamilan akibat dari sisa-sisa sperma yang terdapat di saluran vas deferens. 5. Jika istri masih menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap mempertahankan
selama 2 bulan sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan vasektomi. 6. Klien perlu istirahat total selama 1 hari dan tidak bekerja selama 1 minggu
BKKBN, 2007.
2.4.3. Sejarah Vasektomi
Vasektomi untuk pertama kalinya dilakukan pada manusia oleh Harrison pada tahun 1893 di London, Inggris. Mula-mula dengan alasan medis, untuk mengobati
pasien dengan indikasi hipertrofi prostat. Kemudian untuk membatasi keturunan pada mereka yang memiliki penyakit serius maupun mental Anfasa, 1982.
Universitas Sumatera Utara
Vasektomi pertama kali dikerjakan oleh seorang ahli bedah Inggris pada tahun 1893 ini adalah salah satu metode kontrasepsi mantap bagi pria dengan biaya murah,
efektif, sederhana, dan aman, yaitu dengan cara memotong kedua saluran sperma Vas Deferens sehingga pada saat ejakulasi cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi
mengandung sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. Vasektomi ini merupakan suatu metode kontrasepsi dengan melakukan tindakan operasi kecil yang memakan
waktu operasi yang singkat yaitu 10-15 menit dan tidak memerlukan anestesi bius umum, cukup dengan bius lokal saja sehingga relatif lebih aman BKKBN, 2006
2.4.4. Syarat sebagai Peserta Vasektomi
Syarat sebagai Peserta Vasektomi antara lain : 1. Sudah merasa cukup jumlah anak dan dalam keadaan sehat.
2. Atas kehendak sendiri, mendapat persetujuan dari istri. 3. Dalam kondisi keluarga yang harmonis.
4. Pasutri dalam keadaan sehat BKKBN, 2007. Syarat seseorang yang menginginkan kontrasepsi mantap kontap antara lain:
1 harus sudah memiliki sekurang-kurangnya satu anak, meskipun kebanyakan dokter baru mau melakukan sterilisasi kalau pasangan tersebut sudah memiliki
sekurang-kurangnya dua anak, 2 Faktor sosial ekonomi memengaruhi pertimbangan untuk memilih cara ini, 3 adanya perkawinan keluarga yang stabil, sebab
perceraian setelah kontap menimbulkan penyesalan yang sangat sulit diatasi. Tidak mudah menilai kestabilan dalam rumah tangga, tetapi lamanya perkawinan dan
Universitas Sumatera Utara
jumlah anak, umur suami dan istri setidaknya dapat mencerminkannya Siswosudarmo, 2001.
Konseling harus dilakukan pada saat calon klien pasangan berada pada psikologis yang prima. Klien diberikan kesempatan untuk menilai keuntungan,
kerugian, akibat, prosedur, dan alternatif lain dan tidak harus menentukan pilihannya pada saat itu juga Siswosudarmo, 2001.
Informed consent adalah pernyataan klien bahwa ia menerima atau menyetujui sebuah tindakan medis sterilisasi secara sukarela dan menyadari
sepenuhnya semua resiko dan akibatnya. Konseling merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan dan informed consent merupakan salah satu hasil akhir dari
sebuah konseling. Informed consent harus ditandatangani tidak hanya oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh pasangannya Siswosudarmo, 2001.
Vasektomi tidak disarankan untuk : 1. Pasangan muda yang masih ingin mempunyai anak.
2. Pasangan yang kehidupan perkawinannya bermasalah. 3. Pasangan yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pasangan yang belum yakin terhadap keinginan pasangannya. 5. Priasuami yang menderita diabetes, kelainan jantung pembekuan darah,
hernia dan testisnya membesar dan nyeri BKKBN, 2007.
2.5. Penelitian-Penelitian yang Mendukung
Penelitian Rahayuningtyas 1993, karakteristik akseptor Vasektomi yang berkaitan dengan penerimaan Vasektomi di Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Boyolali antara lain : pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, jumlah anak. Berdasarkan penelitian Ambarwati 2001, bahwa kerelaan istri, pendapat suami
tentang vasektomi, serta status sosial ekonomi suami di masyarakat memiliki hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan vasektomi.
Syarat seseorang yang menginginkan kontrasepsi mantap kontap antara lain: 1 harus sudah memiliki sekurang-kurangnya satu anak, meskipun kebanyakan
dokter baru mau melakukan sterilisasi kalau pasangan tersebut sudah memiliki sekurang-kurangnya dua anak, 2 Faktor sosial ekonomi memengaruhi pertimbangan
untuk memilih cara ini, 3 adanya perkawinan keluarga yang stabil BKKBN, 2006.
2.5. Kerangka Konsep