Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Tingkatan Keputusan

pekerjaan responden sama, namun sumber informasi responden pertama kali tentang vasektomi berasal dari sumber yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sumber informasi tentang vasektomi diperoleh responden diperoleh dari kader vasektomi, petugas KB, media elektronik TV, radio, internet, dll, media massa buku, majalah, koran, dll, teman rekan kerja, kepling, istri, penyuluhan di RS, mantra dan dari Walikota. Responden yang memperoleh informasi pertama kali dari Walikota Tebing Tinggi ketika responden tersebut mangkal pekerjaan responden adalah tukang beca di sekitar tanah lapang merdeka di mana pada saat itu Walikota Tebing Tinggi sedang berpidato tentang vasektomi. Sebanyak 40 orang 50 memperoleh informasi pertama kali tentang vasektomi diperoleh responden dari kader vasektomi dimana kader vasektomi juga telah menggunakan vasektomi. Sebanyak 17 orang memperoleh informasi pertama kali tentang vasektomi dari teman. Dengan diterimanya informasi tentang vasektomi tersebut dari teman sendiri, maka keputusan menggunakan vasektomi lebih mudah diterima.

5.3. Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Tingkatan Keputusan

Menggunakan Vasektomi Variabel pendapatan tidak dapat dilanjutkan ke dalam uji statistik Regresi Linier Berganda karena berdasarkan hasil uji statistik Korelasi Pearson variabel pendapatan memiliki nilai p 0,25. Hasil uji statistik Korelasi Pearson menunjukkan bahwa variabel pendapatan tidak mempunyai hubungan dengan tingkatan keputusan menggunakan vasektomi p = 0,391 0,05. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Siswosudarmo 2001 bahwa faktor sosial ekonomi memengaruhi pertimbangan untuk memilih vasektomi. Menurut Arwen 2007, pertimbangan ekonomi termasuk kebutuhan untuk membiayai pendidikan anak merupakan salah satu hal penting dalam pertimbangan untuk ikut vasektomi. Di Tanzania, kesulitan ekonomi yang paling sering disebutkan sebagai alasan untuk menerima vasektomi. Ekonomi keluarga yang sulit dan kewajiban memberi nafkah keluarga besar merupakan salah satu alasan pria untuk ikut vasektomi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui terdapat 66 responden 82,5 yang memiliki pendapatan 928.500,- per bulan dan 14 orang 17,5 yang memiliki pendapatan ≥ 928.500, - per bulan. Berdasarkan hasil statistik crosstabulation diketahui bahwa dari 66 responden yang memiliki pendapatan 928.500,- per bulan, 31 orang memutuskan menggunakan vasektomi secara otomatis, 33 orang memutuskan karena informasi, 2 orang memutuskan karena berbagai pertimbangan dan dari 14 orang yang memiliki pendapatan ≥ 928.500, - per bulan, terdapat 4 orang memutuskan secara otomatis, 10 orang memutuskan karena informasi, tidak ada yang memutuskan karena berbagai pertimbangan. Artinya, pendapatan tidaklah menjadi dasar pertimbangan dalam cepat atau lambatnya responden memutuskan menggunakan vasektomi. Dengan adanya kompensasi yang diberikan pemerintah sebesar Rp.150.000,- semakin mendorong para calon akseptor vasektomi untuk ikut menggunakan vasektomi. Universitas Sumatera Utara

5.4. Pengaruh Variabel Jumlah Anak Terhadap Tingkatan Keputusan