Pengaruh Variabel Pengetahuan Terhadap Tingkatan Keputusan Pengaruh Variabel Dukungan Istri Terhadap Tingkatan Keputusan

5.5. Pengaruh Variabel Pengetahuan Terhadap Tingkatan Keputusan

Menggunakan Vasektomi Hasil uji statistik Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi p = 0,233 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sulistyaningsih 2006 bahwa pengetahuan juga memengaruhi perilaku pria atau suami untuk ikut KB. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Rahayuningtyas 1993 bahwa karakteristik yang berkaitan dengan penerimaan vasektomi antara lain : pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan jumlah anak. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan Notoadmodjo 2003 yang mengatakan, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang yang dalam hal ini merupakan keputusan melakukan vasektomi. Selain itu, Ringheim 1996 juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa kurangnya pengetahuan tentang prosedur vasektomi merupakan salah satu alasan untuk tidak menggunakan vasektomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tentang vasektomi kategori sedang sebanyak 37 orang 46,25, dan yang memiliki pengetahuan buruk sebesar 43 orang 53,75 dan dari 43 orang ang memiliki pengetahuan buruk tersebut, berdasarkan hasil Crosstabulation diketahui bahwa 21 orang memutuskan menggunakan vasektomi secara otomatis, 22 orang memutuskan karena berbagai informasi dan tidak ada yang memutuskan menggunakan vasektomi karena berbagai pertimbangan. Artinya, masih banyak Universitas Sumatera Utara responden yang belum mengerti tentang vasektomi tetapi telah memutuskan menggunakan vasektomi, bahkan ada yang sama sekali tidak mengerti tentang vasektomi tetapi tetap memutuskan menggunakan vasektomi secara langsung tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

5.6. Pengaruh Variabel Dukungan Istri Terhadap Tingkatan Keputusan

Menggunakan Vasektomi Uji statistik Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa variabel dukungan istri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi p = 0,000 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ambarwati 2001 bahwa faktor kerelaan istri memiliki hubungan yang bermakna dengan keikutsertaan vasektomi. Menurut Ringheim 1996, kepedulian terhadap salah satu pasangan adalah salah satu faktor dalam keputusan untuk memilih vasektomi. Pengaruh istri sangat dibutuhkan dalam pembentukan keputusan menggunakan vasektomi. Menurut Arwen 2007, persetujuan seorang istri dipandang sebagai kunci untuk memutuskan menggunakan vasektomi. Lebih dari 50 dari seluruh pasangan yang suaminya menjalani vasektomi di Tanzania mengatakan bahwa persetujuan istri sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Sebagian besar istri menyatakan bahwa mereka sepakat jika suaminya menggunakan vasektomi, namun ada juga yang berpendapat bahwa persetujuan istri tidak selalu dipandang perlu dalam proses pengambilan keputusan menggunakan vasektomi. Jika istri tidak setuju terhadap keputusan suami, maka suami akan tetap melakukannya. Universitas Sumatera Utara Banyak istri yang justru tidak ingin suaminya ber-KB khususnya menggunakan alat kontrasepsi pria jenis vasektomi karena khawatir dimanfaatkan untuk berselingkuh padahal penggunaan alat kontrasepsi pria akan menyebabkan istri tidak perlu memakai alat kontrasepsi wanita lagi sehingga terhindar dari efek samping seperti keputihan, kegemukan, perdarahan dan lebih leluasa untuk mengurus keluarga. Penelitian Forste 1995 menambahkan bahwa sterilisasi adalah keputusan bersama yang merupakan partisipasi dari suami dan istri. Pasangan dengan komunikasi terbuka tentang pengendalian kelahiran lebih cenderung untuk memilih vasektomi dibandingkan pasangan di mana istri yang dibebankan menggunakan kontrasepsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki dukungan istri kategori sangat mendukung adalah sebanyak 1 orang 1,25, mendukung sebanyak 34 orang 42,5, dan kurang mendukung sebanyak 45 orang 56,25. Berdasarkan hasil Crosstabulation, dari 45 responden yang istrinya kurang mendukung, terdapat 33 orang yang memutuskan menggunakan vasektomi secara otomatis, 11 orang memutuskan karena informasi, dan 1 orang memutuskan karena berbagai pertimbangan. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat 3 responden 3,75 yang ikut vasektomi karena sarananjuran dari istri, 31 38,75 responden meminta izin terlebih dahulu kepada istri baru melakukan vasektomi, namun ada pula 32 40 responden yang melakukan operasi vasektomi terlebih dahulu baru memberitahu istri bahwa mereka telah melakukan vasektomi, bahkan ada 14 responden 17,5 yang Universitas Sumatera Utara istrinya tidak tahu bahwa suaminya telah melakukan vasektomi sampai sekarang sampai waktu dilakukan penelitian ini. Responden tidak memberitahu istri terlebih dahulu disebabkan karena mereka takut kalau istri mereka tidak mengizinkan dan didukung lagi dengan adanya kompensasi dari pemerintah sehingga semakin cepatlah responden untuk memutuskan menggunakan vasektomi. Variabel dukungan istri memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan menggunakan vasektomi, yaitu semakin mendukung istri maka semakin banyak pertimbangan responden sebelum memutuskan untuk ikut vasektomi. Semakin kurang mendukung istri responden terhadap program vasektomi maka semakin cepat responden memutuskan untuk ikut vasektomi.

5.7. Pengaruh Variabel Kompensasi Terhadap Tingkatan Keputusan