Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22. Tabel 4.22. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No. Variabel Correlation Coefficient r Sig p 1. Pendidikan 0,292 0,009 2. Pekerjaan -0,094 0,409 3. Pendapatan 0,097 0,391 4. Jumlah anak -0,025 0,822 5. Pengetahuan 0,189 0,093 6. Dukungan istri 0,613 0,000 7. Kompensasi 0,542 0,000

4.6. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk memperoleh penjelasan dari setiap data, mengenai hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen, yang dimaksudkan untuk dapat memberikan informasi yang lebih banyak bukan sekedar deskripsi dari data yang teramati, tetapi juga dapat menarik inferensi tentang hubungan dari tiap variabel populasi asal sampel diambil, maka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linier berganda pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 dengan metode Enter. Berdasarkan hasil uji statistik bivariat diketahui bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, dukungan istri dan kompensasi menunjukkan p-value 0,25, sehingga variabel-variabel tersebut dapat dilanjutkan analisis multivariat regresi linier berganda Yasril, 2009. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 menunjukkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel dukungan istri p = 0,000 dan kompensasi p = 0,035 yang terhadap tingkatan keputusan menggunakan Universitas Sumatera Utara vasektomi karena nilai p 0,05. Variabel pendidikan dan pengetahuan tidak berpengaruh terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi. 2. Koefisien determinan Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,421 ini berarti regresi linier yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh karakteristik dukungan istri dan kompensasi terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi sekitar 42 dan selebihnya 58 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. 3. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung 15,382 F = 15,382 dan p = 0,000 0,05 menunjukkan variabel independen variabel dukungan istri dan kompensasi mampu menjelaskan secara nyata terhadap variabel dependen tingkatan keputusan menggunakan vasektomi pada tingkat kepercayaan 95. 4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = -0,388 konstanta + 0,259 X1 + 0,501 X2 Keterangan: Y = Variabel keputusan menggunakan vasektomi X1 = Variabel dukungan istri X2 = Variabel kompensasi 5. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa apabila variabel independen dukungan istri naik satu poin maka tingkatan keputusan menggunakan vasektomi akan naik sebesar 0,259 kali dan apabila variabel independen kompensasi naik satu poin maka tingkatan keputusan menggunakan vasektomi akan naik sebesar 0,501 kali. Hasil regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.23. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Karakteristik Akseptor Vasektomi dan Kompensasi Terhadap Tingkatan Keputusan Menggunakan Vasektomi No. Variabel Taraf Signifikan B R R Square P Value 1. Konstanta 0,552 -0,388 0,671 0,451 0,000 2. Pendidikan 0,139 0,152 3. Pengetahuan 0,233 0,054 4. Dukungan istri 0,000 0,259 5. Kompensasi 0,035 0,501 Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Variabel Pendidikan Terhadap Tingkatan Keputusan

Menggunakan Vasektomi Hasil uji statistik Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi p = 0,139 0,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Rahayuningtyas 1993 bahwa karakteristik pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan jumlah anak berkaitan dengan penerimaan vasektomi. Menurut Forste 1995, laki-laki dengan tingkat pendidikan lebih rendah cenderung tidak memutuskan menggunakan vasektomi daripada laki-laki dengan tingkat pendidikannya lebih tinggi yang justru memiliki pengaruh yang kuat untuk memilih vasektomi. Pendidikan rendah menunjukkan kurangnya akses ke informasi tentang sterilisasi secara umum terutama vasektomi yang dapat juga diasosiasikan dengan kesalahpahaman mengenai vasektomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan responden terhadap tingkatan keputusan responden untuk memutuskan menggunakan vasektomi. Artinya, cepat atau lambatnya responden memutuskan untuk menggunakan vasektomi tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan formal yang dimiliki responden. Berdasarkan tingkat pendidikan responden, tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tingkat pendidikan sedang yaitu sebanyak 43 orang 53,75. Dari 43 orang tersebut, 1 orang memutuskan menggunakan vasektomi karena berbagai pertimbangan, 26 orang memutuskan Universitas Sumatera Utara