Tabel 4.8 Hasil Nilai Tes Siklus II
No Nama
KKM Nilai
Keteranagan Tuntas
Tidak tintas 1
Dela Aulia 70
65 V
2 Hafidz Maulana
70 V
3 Indah Rosalia
60 V
4 Maulida Rahma
77 V
5 Nabila Putri A
80 V
6 Dinda Mutiara
75 V
7 Pasha Shabrina
70 V
8 Prihatin N
72 V
9 Sabilatus Syifa
70 V
10 Sabiq Rejib A
71 V
11 Syahla F
55 V
12 M. Riyadis S
65 V
13 Nisa Nurfarisa
70 V
14 Alya Syamsal H
75 V
15 Nur Aulia Firli
80 V
16 Dea Oktafiani
75 V
Jumlah 1130
12 4
Rata-Rata 70,6
Ketuntasan Klasikal 75
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah meningkatnya hasil belajar siswa pada tindakan pra siklus dan siklus I. hal
itu dapat diamati dari meningkatnya rata-rata siswa pada siklus II menjadi 70,6, sedangkan ketuntasan klasikalnya juga meningkat menjadi 75.
Dalam pengamatan siklus 1I sikap siswa tergambar dengan observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar.
1 Ketika guru mensosiodramakan tentang Khalifah Umar bin
Khattab, siswa memperhatikan dengan baik, namun sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya.
2 Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya. 3
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan..
4 Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
5 Permainan peran dilaksanakan secara spontan, namun sebagian
siswa ada yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan.
6 Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. 7
Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai
dengan skenario. 8
Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. 9
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema tentang Khalifah Umar bin Khattab dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan. d.
Tahap refleksi Berdasarkan pengamatan pada siklus II diketahui bahwa guru
mampu mengatasi kelemahan atau hambatan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode sosiodrama sebagaimana terjadi pada
siklus I sebagai berikut: 1
Guru mampu mengalokasikan waktu dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2 Banyak siswa yang sudah terlibat aktif mengikuti instruksi
yang di berikan oleh guru. 3
Guru memberikan motivasi dan reward kepada siswa dengan baik untuk aktif mengikuti pembelajaran SKI dengan
menggunakan metode sosiodrama. Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat dikemukakan bahwa
hipotesis tindakan yang diajukan melalui tindakan kelas ini dapat diterima atau terbukti. Dengan kata lain metode sosiodrama mampu dijadikan
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran SKI siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes pada PraSiklus, Siklus I, Siklus II
No Uraian
Hasil Prasiklus, Siklus I, Siklus II 1.
Nilai Rata-Rata
tes tertulis
60,31 63,6
70,6
2. Jumlah
siswa yang
tuntas belajar 4
8 12
3. Prosentase
ketuntasan belajar
25 50
75
Dari tabel hasil tes tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode sosiodrama diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa meningkat. Dari nilai rata-rata 60,31 naik menjadi 63,6 kemudian meningkat menjadi 70,6. Dan ketuntasan belajarpun meningkat dari 25
menjadi 50 meningkat menjadi 75 atau dari 4 siswa yang tuntas belajarnya menjadi 8 dan meningkat 12 siswa yang tuntas belajar dari 16
siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I. Adanya
peningkatan ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan belajar siswa.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran SKI dengan metode Sosiodrama memiliki dampak positif dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi dan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Sedangkan untuk
aktivitas guru
selama pembelajaran
telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan metode sosiodrama dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balikevaluasi.
60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1.
Hasil penelitan menunjukan terdapat keberhasilan dalam penerapan metode sosiodrama pada mata pelajaran SKI kelas VI MI Baitul Muttaqin
Bekasi yang ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil jumlah siklus I dibandingkan dengan hasil pra sikls. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi 63,3 sedangkan ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 50. Meskipun hasil belajar pada siklus I
sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi target yang ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yan dilaksanakan sesuai RPP yang ada, untu itu perlu dilaksanakan perbaikan
pada tindakan siklus II. 2.
Dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat pada siklus II siswa mengalami peningkatan
yang signifikan dalam pembelajaran SKI, dari skor rata-rata nilai tes siklus I 63,3 menjadi 70,6 sedangkan ketuntasan klasikalnya pada siklus I 50
meningkat menjadi 75. Adanya peningkatan pada setiap siklus dikarenakan pada hasil refleksi siklus II menunjukan guru mampu
menerapkan metode sosiodrama sesuai dengan langkah-langkah dan mengalokasikan waktu dengan baik sesuai dengan RPP.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar pembelajaran SKI lebih efektif dan lebih memberikan hasil belajar yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1.
Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan metode
sosiodrama memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan pembelajaran denggan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. 2007. Al-
Qur’an Terjemah, Darus Sunnah Al-kamil Al-Khurbuthly, Ali Husni, Peradaban Islam Konteporer, Jakarta: Granada Nadia,
cetakan Tahun 1977. Anshori, Shidiq. Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam SKI Siswa di MTS Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon, Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya. 2009. Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Gafindo,Jakarta persada Islam, Jakarta: GrafindoPersada. Fathurrohman, Pupuh dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui
penanaman konsep umum dan konsep islami, Bandung:Refika Aditama, 2009.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: BumiAksara. 2011 Hubbudin, Ahmad, Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif
PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indriyani, Dina. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Yogyakarta: PT Diva Press. 2011.
Kunandar, DR. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif ,Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2007.
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara. 1985.
Sanjaya, H.Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2011.
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nuansa. 2012.
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Dasar-dasar ilmu , dasar-dasar evaluasi. 2012.
Sudjana, Nana DR, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
Sumber Dokumentasi Arsip MI Baitul Muttaqin Bekasi. Surawan, Martinus, kamus kata serapan, Jakarta:PT remaja Rosdakarya.
Surawan, Martinus, Kamus Kata Serapan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2001. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2012. SuyonoHariyanto, Belajar Dan Pembemlajaran, Bandung: PT Remaja
Rsdakarya. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
2013. Tirtarahardja, Umar, Sulo La S.L, Pengantar Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2008. Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Uno, Hamzah B, Model pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Press. 2010. Yatim Badri, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT Rajagrafindo Persada.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan
Sarana Perguruan
Tinggi Agama
IAIN di
Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1986.
Zuriah, Nurul Dra, Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.