Asas Keseimbangan Asas Kepastian Hukum Asas Moral Asas Kebiasaan

KUHPerdata. Dalam asas ini, para pihak memiliki posisi yang sama, tidak ada pihak yang bersifat dominan dan tidak ada pihak yang tertekan sehingga tidak terpaksa untuk menyetujui syarat yang diajukan karena tidak ada pilihan lain. Dalam perjanjian, para pihak harus menghormati pihak lainnya. Apabila prinsip win-win solution saling menguntungkan tidak dapat diwujudkan secara murni, harus diupayakan agar mendekati perimbangan dimana segala sesuatu yang merupakan hak para pihak tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Masing- masing pihak wajib melihat adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua pihak untuk menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan.

7. Asas Keseimbangan

Asas ini menghendaki kedua pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian yang telah disepakati. Asas ini merupakan lanjutan atas asas persamaan hak. Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 dan Pasal 1244 KUHPerdata. Asas ini menuntut para pihak untuk seimbang dalam perjanjian, baik dalam hak serta kewajiban hendaklah dilakukan secara seimbang. Sebagai contoh, bahwa kreditur memiliki hak untut atas pemenuhan prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pemenuhan prestasi melalui kekayaan debitur. Namun juga, kreditur memenuhi kewajiban sebagai bagian dari pada pelaksanakan perjanjian. Dapat dilihat, bahwa kedudukan kreditur dan debitur memiliki kekuatan yang seimbang. Universitas Sumatera Utara

8. Asas Kepastian Hukum

Perjanjian sebagai sebuah hubungan hukum harus mengandung kepastian hukum. Kepastian ini terwujud dari kekuatan mengikatnya sebuah perjanjian yakni sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.

9. Asas Moral

Asas ini terdapat di dalam ketentuan Pasal 1339 KUHPerdata. Faktor-faktor yang menjadi motivasi pada orang yang bersangkutan untuk melakukan perbuaan hukum adalah berdasarkan pada kesusilaan moral sebagai panggilan hati. Asas ini terlihat dalam perikatan biasa, artinya bahwa suatu perbuatan suka rela dari seseorang tidak menimbulkan hak bagi pelakunya untuk menggugat kontra prestasi dari debitur. Hal ini terlihat juga di dalam zaakwaarneming, dimana seseorang yang melakukan suatu perbuatan sukarela moral maka yang bersangkutan mempunyai kewajiban hukum untuk meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya.

10. Asas Kebiasaan

Ketentuan asas ini diatur dalam Pasal 1339 jo Pasal 1374 KUHPerdata yang dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang diatur secara tegas dalam perjanjian tersebut, akan tetapi juga pada hal-hal yang dalam kebiasaan diikuti. Pasal 1347 KUHPerdata menyatakan pula bahwa hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan dianggap secara diam-diam dimaksudkan didalam perjanjian meskipun dengan tegas dinyatakan. Universitas Sumatera Utara Kebiasaan yang dimaksud dalam Pasal 1339 KUHPerdata ialah kebiasaan pada umumnya gewonte dan kebiasaan yang diatur dalam Pasal 1347 KUHPerdata meupakan kebiasaan setempat khusus atau kebiasaan yang lazom berlaku digolongan tertentu bestending gebruikelijk beding 22 Ketentuan mengenai pengaturan asas kepatutan dapat ditemukan di dalam Pasal 1339 KUHPerdata. Asas ini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian, dimana asas ini ditekankan pada ukuran mengenai isi dalam perjanjian. Dalam terapan praktis, asas kepatutan ini selalu dibandingkan dengna kesafaran hukum masyarakat. Asas kepatutan ini harus dipertahankan, karena melalui asas ini ukuran tentang hubungan ditentukan juga oleh rasa keadilan dalam masyarakat .

11. Asas Kepatutan

Dokumen yang terkait

Efektifitas Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Terhadap Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Di Sumatera Utara

1 88 95

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pengadaan Jenis Ikan Nilai Ekonomi Tinggi Antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Dengan CV. Avansa

0 51 113

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Analisis Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Pertanian, Peternakan, Dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

6 102 158

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 42 133

Analisis Yuridis Perjanjian Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi Depo Pemasaran Hasil Perikanan Antara Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kota Padangsidimpuan Dengan Cv. Via Anugrah

1 38 98

Implementasi Perjanjian Bagi Hasil Perikanan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan Antara Nelayan Pemilik Dan Nelayan Penggarap (Studi Di Desa Karang Agung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban)

1 56 30

Analisis Sistem Informasi Pengguna Asset Barang Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Bandung

0 2 51

Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Diri Penyuluh Pertanian pada Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (PB3K)

0 0 5

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

0 0 28