Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihan 1. Pemutusan Kontrak
Sementara, yang menjadi hak dan kewajiban penyedia jasa diantaranya ialah : 1.
Memperoleh penjelasan pekerjaan. 2.
Melakukan peninjauan lapangan apabila diperlukan. 3.
Mengajukan usul perubahan atas sebagaian isi kontrak kerja konstruksi. 4.
Mendapatkan imbalan atas prestasi yang telah dilakukan. 5.
Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi. 6.
Mendapatkan kompensasi atas kerugian yang timbul akibat perubahan isi kontrak kerja konstruksi yang diperintahkan kontrak kerja konstruksi
yang diperintahkan pengguna jasa. 7.
Penyedia jasa berkewajiban untuk meyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode kerja, rencana usulan biaya, tenaga terampil
dan ahli, anggaran keselamatan dan kesehatan kerja serta peralatan. 8.
Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak. 9.
Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
F. Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihan F.1. Pemutusan Kontrak
Dalam Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
JasaPemerintah ketentuan mengenai pemutusan kontrak dapat dijumpai dalam Pasal 93, yang berisi :
1. Pejabat Pembuat Komitmen dapat memutuskan Kontrak secara sepihak,
apabila: a.
kebutuhan barangjasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;
Universitas Sumatera Utara
a.1 berdasarkan penelitian PPK, Penyedia BarangJasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampai dengan 50 lima puluh hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
a.2 setelah diberikan kesempatan menyelesaikanpekerjaan sampai dengan 50 lima puluh harikalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaanpekerjaan, Penyedia BarangJasa tidak dapatmenyelesaikan pekerjaan;
b. Penyedia BarangJasa lalaicidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
c. Penyedia BarangJasa terbukti melakukan KKN, kecurangan danatau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; danatau
d. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN danatau
pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
2. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia
BarangJasa: a.
Jaminan Pelaksanaan dicairkan; b.
Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia BarangJasa atau Jaminan Uang Muka;
c. Penyedia BarangJasa membayar denda keterlambatan; dan
d.
Penyedia BarangJasa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
F.2. Penyelesaian Perselisihan
Dalam Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang JasaPemerintah ketentuan mengenai pemutusan kontrak dapat dijumpai dalam Pasal 94 yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Penyediaan
BarangJasa Pemerintah, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
tidak tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase, alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Di dalam penjelasan pasal, dijelaskan bahwa aribitrase atau perwasitan adalah
cara penyelesaian suatu perselisihan diluar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang berselisih.
Alternatif penyelasian sengketa adalah lembaga penyelesaian perselisihan atau beda pemdapat di luar pengadilan melalu prosedur yang disepakati oleh para
pihak. Alternatif penyelesaian sengketa di atas : a.
negoisasi; b.
mediasi; c.
konsiliasi; d.
penilaian ahli; Penyelesaian pengadilan adalah metode penyelesaian perselisihan yang timbul
dari hubungan hukum mereka yang diputuskan oleh pengadilan. Keputusan pengadilan mengikat kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara