Prinsip Dasar Pengadaan BarangJasa Pemerintah

pengadaan barangjasa pemerintah adalah Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang JasaPemerintah, disamping secara umum tetap tunduk pada hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUHPerdata.

B. Prinsip Dasar Pengadaan BarangJasa Pemerintah

Pada tataran prinsip pengadaan barangjasa pemerintah, secara tegas peratruan perundang-undangan mengatur mengenai acuan pokok pengadaan yang perlu mendapat perhatian semua elemen pengadaan barangjasa, tidak terkecuali masyarakat yang menjadi pengontrol segala proses pengadaan dari perencanaan hingga pemanfaaatan barangjasa 50 a. Efisien, berarti Pengadaan BarangJasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum. . Beberapa prinsip dasar pengadaan barangjasa pemerintah antara lain yakni efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adiltidak diskriminatif dan akuntabel. Penjabaran lebih lanjut mengenai prinsip dasar ini terdapat dalam penjelasan pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang JasaPemerintah. b. Efektif, berarti Pengadaan BarangJasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yangsebesar- besarnya. 50 Bangarna Sianipar, Cara Sehat dan Sukses Pengadaan BarangJasa. Rumah Indonesia. Jakarta. 2013. Hlm. 13 Universitas Sumatera Utara c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan BarangJasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia BarangJasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya. d. Terbuka, berarti Pengadaan BarangJasa dapat diikuti oleh semua Penyedia BarangJasa yang memenuhi persyaratankriteria tertentuberdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas. e. Bersaing, berarti Pengadaan BarangJasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia BarangJasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh BarangJasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam Pengadaan BarangJasa. f. Adiltidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia BarangJasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan Pengadaan BarangJasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pengadaan barangjasa karena hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dari segi administrasi, teknis dan keuangan. Panitia pengadaan danatau pejabat dalam mengeluarkan keputusan, ketentuan, prosedur dan tindakan lainnya harus berdasarkan pada prinsip tersebut. Kebijakan umum tentang cara pengadaan, Pengguna Anggaran menetapkan cara pengadaan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi KLDI dan sifat kegiatan yang akan dilaksanakan: yakni melalui swakelola yang merupakan kegiatan Pengadaan BarangJasa yang direncanakan, dikerjakan danatau diawasi Universitas Sumatera Utara sendiri oleh KLDI sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri danatau tenaga dari luar; atau melalui penyedia barangjasa baik sebagai badan usaha maupun perorangan. Kebijakan umum pengadaan barangjasa pemerintah bertujuan untuk mensinergikan ketentuan pengadaan barangjasa dengan kebijakan-kebijakan di sektor lainnya. Langkah-langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang JasaPemerintah.

C. Jenis-Jenis Kontrak Pengadaan BarangJasa Pemerintah

Dokumen yang terkait

Efektifitas Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Terhadap Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Di Sumatera Utara

1 88 95

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pengadaan Jenis Ikan Nilai Ekonomi Tinggi Antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Dengan CV. Avansa

0 51 113

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Analisis Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Pertanian, Peternakan, Dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

6 102 158

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 42 133

Analisis Yuridis Perjanjian Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi Depo Pemasaran Hasil Perikanan Antara Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kota Padangsidimpuan Dengan Cv. Via Anugrah

1 38 98

Implementasi Perjanjian Bagi Hasil Perikanan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan Antara Nelayan Pemilik Dan Nelayan Penggarap (Studi Di Desa Karang Agung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban)

1 56 30

Analisis Sistem Informasi Pengguna Asset Barang Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Bandung

0 2 51

Rancang Bangun Aplikasi Evaluasi Diri Penyuluh Pertanian pada Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (PB3K)

0 0 5

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

0 0 28