Pengujian Hipotesis Uji Validitas dan Uji Realibilitas

43 diturunkan nilainya Sugiyono, 2004. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut: Y1 = α + β� Y2 = α + β� Di mana: 1. Y1 = Karyawan α = Konstanta apabila X = 0 βX = Koefisien regresi 2. Y2 = Pelanggan α = Konstanta apabila X = 0 βX = Koefisien regresi

3.10.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji secara simultan dirumuskan sebagai berikut: H : py 1 x 1 =py 2 x 2 =py 1 y 2 =0 H a : py 1 x 1 =py 2 x 2 =py 1 y 2 ≠0 Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 44 2. Uji Signifikansi Parsial Uji-T Uji-T menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat. a. H : p 1 = p 2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan b. H : p 1 ≠ p 2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Kriteria pengambilan keputusan: a. H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 b. H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 3. Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X semakin besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat. Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Lion Mentari Airlines, beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, yaitu dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik. Penerbangan ini berkantor pusat di Jakarta. Lion Air telah terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Arab Saudi. Tempat ataupun basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Maskapai ini telah mengoperasikan penerbangan penumpang berjadwal dengan jaringan yang luas dari Jakarta ke 56 tujuan mulai Juli 2010. Bersamaan dengan sebagian besar maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Lion Air termasuk anak perusahan Lion Air, Wings Air berada dalam daftar maskapai penerbangan yang dilarang di Uni Eropa karena alasan keamanan pada Februari 2012. 4.1.1 Sejarah Perusahaan Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana. Sebelum terjun ke dunia bisnis transportasi udara, keduanya berkecimpung dalam usaha biro perjalanan. Usaha ini pun sudah berjalan selama 13 tahun lamanya. Biro perjalanan ini banyak melayani jasa pelayanan wisata yang berhubungan dengan jasa transportasi. Inilah yang menginspirasi keduanya berani untuk memperluas usaha mereka di bidang lain yang menjanjikan, yakni transportasi udara. Universitas Sumatera Utara 46 Maskapai penerbangan ini didirikan pada Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000, dimana maskapai penerbangan ini menerbangan penerbangan penumpang berjadwal antara Jakarta dan Pontianak dengan menggunakan sebuah Boeing 737-200 yang disewa. Pada pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal Dua Bandara Soekarno-Hatta, sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Pada 2005, Lion Air hanya memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan dengan biaya rendah, armada Lion Air didominasi oleh MD80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Pada Juni 2008, Lion Air berubah menjadi full-service. Lion Air juga berencana bersaing dengan Garuda maupun Saudi Arabia untuk mengurangi rute – rute umroh bahkan haji dengan pesawat 777. Pada 18 November 2011, maskapai penerbangan ini bersama dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai 21.7 miliar. Pada 18 Maret 2013, Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US 24 miliar atau sekitar Rp 233 triliun di Perancis dan disaksikan langsung oleh Presiden Prancis, Francois Hollande. Pesawat yang dipesan adalah jenis A320 dan A321. Universitas Sumatera Utara 47

4.1.2 Misi Perusahaan