11 7.
Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hapus aturan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan tetapi
manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat penting untuk
menekankan bahwa betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar-
tawar. 8.
Hindari contoh etika yang tercela setiap saat. Etika diawali dari atasan, atasan harus member contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua
arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan
diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.
2.1.3 Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan
Menurut Bertens 2000: 184, kewajiban perusahaan biasanya sepadan dengan hak karyawan. Ada beberapa kewajiban perusahaan antara lain:
a. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi.
Diskiminasi terjadi dimana –mana seperti AS, Indonesia dan lain – lain.
Diskriminasi baru terhapus betul bila suatu negara semua warganya mempunyai hak yang sama dan diperlakukan dengan cara yang sama pula.
Diskriminasi timbul biasanya disertai dengan alasan yang tidak relevan.
Universitas Sumatera Utara
12 b.
Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja. Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman, bebas dari
resiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati.
Hampir semua negara modern mempunyai peraturan hukum guna melindungi keselamatan dan kesehatan kaum pekerja. Dalam hal ini peraturan hukum
disemua negara belum tentu sama dan belum tentu memuaskan. Terlepas dari aturan hukum para majikan tidak bebas dari kewajiban tetapi terikat dengan
alasan-alasan etika. Keselamatan dan kesehatan pekerja tidak pernah boleh dikorbankan kepada
kepentingan ekonomis.Resiko memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi harus dibatasi sampai seminimal mungkin, walaupun upaya itu bisa mengakibatkan
biaya produksi bertambah. Selain itu si pekerja harus menerima resiko itu dengan bebas, setelah lebih dahulu ia diberikan ekstra untuk mengimbangi
resiko, baik dalam gaji langsung maupun asuransi khusus. c.
Kewajiban memberi gaji yang adil Ada banyak motif mengapa seseorang memilih bekerja antara lain:
1. untuk mengembangkan diri
2. memberi sumbangsih yang bergunakepada masyarakat
3. untuk memperoleh imbalan
Upah yang adil adalah sesuai prestasi hal ini ditinjau dari majikan.Tetapi bila ditinjau dari pekerja upah yang adil adalah yang sesuai kebutuhan pekerja dan
keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
13 Besarnya upah gaji dapat dipengaruhi oleh beberapa hal : prestasi, kebutuhan,
mekanisme pasar, tinggi rendahnya pendidikan dan lain – lain. Pemerataan
pendapatan merupakan tuntutan etis yang berkaitan dengan prinsip “bagian yang sama”.
Adil tidaknya gaji menjadi kompleks lagi, jika kita akui bahwa imbalan kerja lebih luas dari pada take home pay saja. Fasilitas khusus seperti rumah,
kendaraan, beras dan lain-lain, dipandang juga sebagai sebagian dari imbalan kerja, asuransi kerja, jaminan kesehatan, prospek pensiun dan sebagainya.
Menurut Thomas Garrett dan Richard Klonoski berpendapat supaya upah adil yang perlu dipertimbangkan:
1. Peraturan hukum, misalnya ada UMR, bila perusahaan memberi upah di
bawah UMR berarti tidak etis. 2.
Upah yang lazim dalam sektor industri untuk daerah tertentu. 3.
Kemampuan perusahaan. 4.
Sifat khusus pekerjaan tertentu. 5.
Perbandingan dengan upah gaji lain dari perusahaan. 6.
Perundingan upah gaji yang lain. Senioritas sering juga digunakan untuk membedakan besar kecilnya gaji. Tapi
hal ini bertentangan dengan prinsip “bagian yang sama”, karena hal ini lebih dihubungkan dengan kesetiaan.
Tapi untuk jaman sekarang gaji berdasarkan senioritas tidak relevan lagi.Jaman modern sekarang lebih memperhatikan prestasi dan hak. Sekarang yang cocok
adalah prinsip “pembayaran sama untuk pekerjaan yang sama”.
Universitas Sumatera Utara
14 d.
Perusahaan tidak boleh menghentikan karyawan dengan semena-mena. Dalam lingkungan perusahaan, pemberitahuan karyawan sering tidak bisa
dihindarkan.Kejadian itu termasukmasalah yang paling sensitif, karena nasib hidup karyawan beserta keluarganya dipertaruhkan secara langsung.Disamping
itu harga diri si pekerja bisa terluka juga.Cara menangani masalah ini bisa menunjukkan mutu etis para majikan.
2.1.4 Hak Perusahaan