Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usahan Milik

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usahan Milik

Negara Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usahan Milik Negara diatur juga beberapa hal yang dapat dikaitkan dengan CSR, yaitu terdapat pada Pasal 2 Ayat 1, dimana ditentukan bahwa, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. Mengejar keuntungan; c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Kemudian dalam Ayat 2 UUBUMN, disebutkan bahwa kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, danatau kesusilaan. Dalam Pasal 66 Ayat 1 juga menyangkut hal yang berkaitan dengan CSR dimana bahwa pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN. Selain ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang mengatur mengenai kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaan BUMN, maka pembinaan usaha kecil oleh BUMN dilaksanakan juga melalui dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 1983 tentang Universitas Sumatera Utara Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan Perjan, Perusahaan Umum Perum dan Perusahaan Perseroan Persero. Pada saat itu, biaya pembinaan usaha kecil dibebankan sebagai biaya perusahaan. Dengan terbitnya keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1232KMK.0131989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan Usaha Milik Negara, dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba sebesar 1- 5 dari laba setelah pajak. Nama program saat itu lebih dikenal dengan Program Pegelkop. Kemudian pada tahun 1994, nama program diubah menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Program PUKK berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara. Memperhatikan perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat, pedoman pembinaan usaha kecil tersebut beberapa kali mengalami penyesuaian, yaitu melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMNKepala Badan Pembina BUMN Nomor: Kep-216M-PBUMN1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, kemudian Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan hingga yang terakhir saat ini melalui Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per- 05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Universitas Sumatera Utara Dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tersebut dikenal dengan Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. 156 Program Bina Lingkungan BUMN ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan. Program ini dilakukan secara bersama-sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan dikoordinir oleh Menteri. Dalam hal penetapan dan penggunaan dana program kemitraan dan program bina lingkungan ini, ditentukan dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tersebut yang muatan atau substansinya sama sedang Pasal 8 Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep- 236MBU2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Pasal 9 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tersebut dikenal dengan Program Bina Lingkungan Program BL, ditentukan sebagai berikut: 1 Dana Program Kemitraan bersumber dari: a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2 dua persen; b. Jasa administrasi pinjamanmarjinbagi hasil, bunga deposito danatau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. 156 Pasal 1 Ayat 7, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Universitas Sumatera Utara 2 Dana Program BL bersumber dari: a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2 dua persen; b. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL. 3 Besarnya dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan oleh: a. Menteri untuk Perum; dan b. RUPS untuk Persero; 4 Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dan dana Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan MenteriRUPS. 5 5 Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dan Ayat 2, disetorkan ke rekening dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambat- lambatnya 45 empat puluh lima hari setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada Ayat 3. 6 Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina. Dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 tanggal 27 April 2007 tersebut dikenal dengan Program Bina Lingkungan Program BL, junto Pasal 42 Ayat 2, dan Pasal 66 Undang-Undang Badan Hukum Milik Negara BUMN, program kemitraan bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar dua persen. Peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci ditemukan dalam Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per- 05MBU2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaan CSR. Seperti diketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Universitas Sumatera Utara Dalam Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar maksimal 2 dua persen yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05MBU2007 juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang berhak mendapat pinjaman adalah pengusaha beraset bersih maksimal Rp.200 juta atau beromset paling banyak Rp 1 miliar per tahun. Kegiatan kemitraan mirip dengan sebuah aktivitas sosial dari perusahaan namun di sini masih ada unsur bisnisnya profit motive. Masing-masing pihak harus memperoleh keuntungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN No. : Per-05MBU2007 Pasal 1 Ayat 6 dijelaskan bahwa Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pada Pasal 1 Ayat 7 dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program Bina Lingkungan, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Universitas Sumatera Utara Adapun ruang lingkup lebih luas lagi mengenai bantuan Program Bina Lingkungan BUMN Pembina berdasarkan Permeneg BUMN Nomor Per- 05MBU2007 Pasal 11 Ayat 2 huruf e adalah: 1 Bantuan korban bencana alam; 2 Bantuan pendidikan danatau pelatihan; 3 Bantuan peningkatan kesehatan; 4 Bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum; 5 Bantuan sarana ibadah; dan 6 Bantuan pelestarian alam. Mendalami pemahamanpengertian tanggung jawab sosial dan lingkungan vide Pasal 74 UUPT 2007 dan Program Kemitraan bina Lingkungan PKBL vide Permeneg BUMN Nomor: Per-05MBU2007 serta praktek-praktek pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta nasionalasing dan pelaksanaan PKBL oleh perusahaan BUMN perlu mendapatkan pemahaman mengenai dampak implementasi Pasal 74 UUPT 2007 terhadap pelaksanaan PKBL di perusahaan BUMN.

4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Goveranance dan Motivasi Manajemen Laba Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 53 92

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terkait dengan Sustainable Development

4 89 188

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2008-2010)

1 28 108

Pengaruh good corporate governance, karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responsibility

2 9 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2 12 74

Peranan Good Corporate Governance dalam Mendorong Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.).

1 2 22

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN GO-PUBLIC DI INDONESIA.

0 0 5

Analisis Terhadap Pengaturan Penanaman Modal Sektor Pertambangan di Indonesia COVER

0 0 13