yang relevan dengan objek telaahan penelitian ini;
3 Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk
dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, majalah dan jurnal ilmiah, surat kabar, artikel bebas dari
internet, dan majalah mingguan juga menjadi tambahan bahan bagi penulisan
tesis ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. 3.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini di perpustakaan dan melakukan identifikasi data atau
kasus-kasus yang ada. Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan tersebut selanjutnya akan dipilah-pilah guna memperoleh pasal-pasal yang memiliki kaedah-
kaedah hukum kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian disistematisasikan sehingga menghasilkan klasifikasi yang selaras dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut akan dianalisis secara induktif kualitatif untuk sampai pada kesimpulan, sehingga
pokok permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini akan dapat dijawab.
85
4. Analisis Data
Analisis data di dalam penelitian ini, dilakukan secara kualitatif yakni pemilihan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin, dan pasal-pasal di dalam
undang-undang terpenting yang relevan permasalahan. Membuat sistematika dari
85
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 195-196.
Universitas Sumatera Utara
data-data tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Data yang dianalisis secara kualitatif
akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis pula, selanjutnya semua data diseleksi, diolah kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga dapat
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud. Analisis perbandingan hukum dimaksud mengungkapkan persamaan dan
perbedaan hukum antara satu negara dengan negara lainnya yang mungkin saja terjadi akibat persamaan dan perbedaan sistem hukum yang dianut oleh negara-negara yang
diperbandingkan tersebut.
86
86
Peter Mahmud Marzuki., Op. cit., hal. 135.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
A. Corporate Social Responsibility CSR
CSR dalam sejarah modern dikenal sejak Howard R. Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responsibilities of The Businessman pada era 1950-1960 di
Amerika Serikat. Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang beliau kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai Bapak
CSR. Bahkan dalam dekade 1960-an, pemikiran Howard terus dikembangkan oleh berbagai ahli sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis yang memperkenalkan
konsep Iron Law of Social Responsibility.
87
Suhandari M. Putri mengenai CSR menyatakan adalah, ”Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi
dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan”.
88
Pada dasarnya, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan stakeholders, dan juga tanggung jawab perusahaan terhadap
para pemegang saham shareholders. Sebenarnya hingga pada saat ini mengenai pengertian CSR masih beraneka ragam dan memiliki perbedaan defenisi antara satu
dengan yang lainnya. Secara global bahwa CSR adalah suatu komitmen perusahaan
87
Hendrik Budi Untung., Op. cit., hal. 37.
88
Suhandari M. Putri., Op. cit, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara