penggunaan bahan toksik boraks. Masih terdapat beberapa responden yang menganggap tidak akan terjadi apapun ketika
mengkonsumsi boraks. Menurut pendapat responden, belum ada pembeli yang mengatakan sakit setelah mengkonsumsi bakso yang
menggunakan air bleng saat proses pembuatannya. Pada dasarnya, dampak dari penggunaan bahan toksik boraks tidak akan muncul
sesaat setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks. Senyawa boraks akan diserap dalam tubuh secara kumulatif dan akan
terlihat dampaknya
setelah mengkonsumsi
makanan yang
mengandung boraks dalam jangka waktu yang lama BPOM, 2004. Mengingat dampaknya yang tidak langsung terlihat, responden
menganggap bahwa dampak dari mengkonsumsi boraks tidak perlu dikhawatirkan.
6.2.2 Sikap Pengelola Bakso Mengenai Boraks
Sikap menurut Sarwono 2003 adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau merespon sesuatu
baik terhadap rangsangan positif atau negatif dari suatu objek rangsangan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat 27 responden 79,4 yang memiliki sikap negatif terhadap
penggunaan bahan toksik boraks dan terdapat 7 responden 20,6 yang memiliki sikap positif. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
banyak responden yang menunjukkan ketidaksetujuannya atas penggunaan bahan toksik boraks daripada yang setuju terhadap
penggunaan bahan toksik boraks atau dengan kata lain responden telah menunjukkan sikap yang kontra terhadap penggunaan bahan
toksik boraks. Sikap ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan
pernyataan negatif dengan skala setuju dan tidak setuju. Pernyataan pada kategori sikap ini diantaranya adalah persetujuan atas
diperbolehkannya penggunaan bahan toksik boraks pada bakso, boraks yang terasa lebih enak dan kenyal, boraks yang dapat
menimbulkan masalah pada kesehatan, boraks yang digunakan untuk mengawetkan dan mengenyalkan bakso, serta penggunaan bahan
toksik boraks pada makanan. Pada penelitian ini, sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu sikap
positif dan sikap negatif. Menurut Zuriah 2003, sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan
tidak menyukai objek tertentu, sedangkan sikap positif adalah kecenderungan untuk mendekati, menyenangi dan menghadapkan
objek tertentu. Berkaitan dengan teori tersebut, dalam penelitian ini yang dimaksud sikap negatif adalah kecenderungan untuk menjauhi
atau ketidaksetujuan atas penggunaan bahan toksik boraks, sedangkan sikap positif adalah kecenderungan untuk mendekati atau
kesetujuan atas penggunaan bahan toksik boraks.
Menurut Gerungan 2004, sikap merupakan suatu pandangan tetapi dapat berbeda dengan suatu pengetahuan yang
dimiliki seseorang. Sikap negatif yang dominan dari hasil pengukuran sikap ini merupakan cerminan dari pandangan yang
dimiliki oleh para pengelola bakso. Sikap ini sangat tergambar pada poin pernyataan mengenai penggunaan boraks sebagai pengenyal
dan pengawet bakso. Terdapat 23 responden 67,6 menyatakan tidak setuju atas pernyataan tersebut. Selain itu terlihat pada
pernyataan sikap mengenai diperbolehkannya menggunakan boraks pada bakso. Dari 34 responden, 30 responden 88,2 menyatakan
tidak setuju atas penggunaan boraks pada bakso. Dari hasil pengukuran sikap ini dapat terlihat bahwa sikap yang tertanam dalam
diri responden sudah cukup baik. Melihat hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa sebenarnya sikap yang dimiliki oleh pengelola
bakso sudah cukup baik. Sikap yang baik ini dapat terbentuk dari adanya pengetahuan pengelola bakso yang cukup memadai
mengenai boraks. Sikap yang tertanam pada diri pengelola merupakan cerminan dari hal yang telah diketahui dan diyakininya,
sehingga dapat menghasilkan sikap demikian. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, boraks merupakan
bahan berbahaya yang dilarang digunakan pada makanan. Sikap yang seharusnya dimiliki seseorang terhadap boraks adalah tidak
menggunakan atau menolak penggunaan bahan toksik boraks pada
makanan, sehingga dapat diasumsikan dalam penelitian ini sikap negatif adalah sikap yang harus ditanamkan dalam diri masyarakat
terhadap penggunaan bahan toksik boraks. Dengan adanya sikap negatif pada diri seseorang akan membuat dirinya menjauhi atau
tidak menggunakan boraks yang dampaknya dapat merugikan orang lain. Sesuai dengan teori Notoatmodjo 2003 yang mengatakan
sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan
suatu perilaku.
Hal ini
menunjukkan semakin baik sikap seseorang maka akan semakin baik juga tindakannya. Tindakan yang diharapkan adalah tidak
menambahkan boraks pada makanan agar terhindar dari dampak negatif yang akan dihasilkan dari tindakan tersebut.
Menurut PERMENKES RI No. 33 Tahun 2012 boraks merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan yang
dilarang digunakan dalam produk makanan. Oleh karena itu, sikap yang dimiliki oleh sebagian besar responden dianggap baik karena
telah menghindari atau menjauhi penggunaan bahan toksik boraks pada makanan.
6.2.3 Praktik Pengelolaan Bakso Terhadap Penggunaan Bahan