Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar di Indonesia sedang ramai memperbincangkan tentang perdagangan bebas yang telah dimulai pada waktu sekarang ini. Hal ini menjadikan pasar Indonesia ramai dengan berbagai macam produk yang menggunakan merek asing, sehingga konsumen cenderung percaya bahwa merek asing adalah yang terbaik tanpa perlu membedakan antara merek asli atau palsu Lai Zaichkowsky, 1999. Padahal dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi membuat produk palsu atau imitasi semakin besar dan terus berkembang Eun, Jeong Johnson, 2009. Oleh karenanya, produk imitasi lebih ambigu untuk konsumen dalam membedakan produk asli atau palsu Budiman, 2012. Karena keterbatasan atas ketersediaan produk yang asli dalam memenuhi permintaan konsumen di pasaran, maka para produsen dengan mudah menduplikasi packaging palsu menjadi mirip dengan packaging yang produk asli Jiang Cova, 2012. Hal ini terjadi karena selera konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi, tapi tidak diimbangi dengan daya beli yang kuat pada produk asli. Menurut Budiman 2012 juga dikatakan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan hanya didasarkan pada harga yang murah dan terpenting bisa bergaya modern dengan produk fashion yang dipakai. Salah satu produk fashion yang sering disalin atau ditiru di pasar adalah tas. Sebuah tas dipilih karena diasumsikan bahwa sebagian besar wanita pasti memiliki pengalaman belanja untuk produk tersebut dalam Eun, Jeong Johnson, 2009. Adapun alasan wanita menggunakan tas adalah untuk membawa barang bawaan mereka. Sehingga mereka dapat berjalan berkeliling kota tanpa harus membawa banyak barang di kedua tangan mereka Blowers, 2010. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa tas merupakan salah satu fashion item wajib untuk wanita. Tasa dalah produk yang menempati posisi ketiga dari 11 jenis produk yang paling sering diimitasikan dibajak. Menurut Bea Cukai Amerika Serikat dan Perlindungan Perbatasan dan Komisi Eropa, Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat terbesar ke-8 setelah Hong Kong dengan tingkat paling tertinggi dari produk pembajakkan di Asia pada tahun 2006 dalam Budiman 2012. Perbedaan harga tas imitasi yang jauh lebih murah dibanding aslinya menjadi faktor utama kenapa tas imitasi atau KW yang merupakan singkatan dari kata “kualitas dengan lafal “kwalitas” yang akhirnya dijadikan pilihan. KW itu sendiri biasanya didefinisikan sebagai suatu produk brand ternama yang bukan original atau asli dan dijual di pasaran. Produk tersebut sangat menyerupai produk aslinya, mulai dari detail desain, warna, ukuran dan juga corak. Perbedaan utama antara tas branded original dengan tas KW adalah dari segi bahan dan harga. http:wolipop.detik.com yang diunduh pada tanggal 5 maret 2013. Dalam sehari, penjualan tas-tas KW di toko bisa mencapai 100 buah. Demikian pengakuan beberapa penjual tas KW di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta, salah satunya ITC Mangga Dua. http:wolipop.detik.com yang diunduh pada tanggal 5 maret 2013. Seperti yang dikatakan oleh psikolog Universitas Indonesia Tri Suwardhani, “Pembelian produk fashion imitasi atau lebih terkenal dengan istilah KW sebagian besar dimaksudkan agar gengsi mereka sama dengan yang mampu membeli tas asli, tanpa memperdulikan manfaat yang ada.” http:www.inilah.com yang diunduh pada tanggal 5 maret 2013. Disamping itu, Kelly Osbourneyang merupakan putri bintang rock legendaris dan kaya raya memiliki semboyan dalam melakukan apa pun yang berkait dengan fashion . Anda tak harus jadi kaya untuk tampil dengan baik. Belilah yang tiruan. Berhemat-lah dengan uangmu dalam membeli sebuah tas, katanya kepada Majalah People. http:entertainment.kompas.com yang diunduh pada tanggal 5 maret 2013. Adapun survei yang dilakukan melalui jejaring sosial Twitter dan Facebook diberikan pertanyaan seperti “Saat membeli tas branded, anda memilih yang asli atau imitasi ?” yang diikuti 144 responden, sebanyak 29 persen responden menyatakan tidak masalah memakai produk imitasi. Rata-rata mereka membelinya karena harga yang, tentu saja, jauh lebih murah dari harga original. http:wolipop.detik.com yang diunduh pada tanggal 5 maret 2013. Hal ini didukung oleh Young dan Gretzel 2010 bahwa hal biaya yang dirasakan atau loyalitas mereka terhadap merek atau toko Chen, Narasimhan Zhang, 2001, serta bagaimana mereka membuat keputusan ketika mereka berbelanja Sproles Kendall, 1986 menjadi penentu apakah konsumen tersebut memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk tas branded imitasi yang dipilihnya. Keputusan membeli adalah ketika individu berada pada pilihan antara membeli atau tidak membeli, memilih antara merek X atau merek Y, maka individu tersebut dapat dikatakan dalam keadaan proses pengambilan keputusan Schiffman Kanuk, 2008. Perilaku yang diperhatikan oleh konsumen adalah mencari, membeli, menggunakan dan mengevaluasi layanan yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan mereka Seher, Arshad, Ellahi Shahid, 2012; Weitz, 2007. Pada keputusan membeli produk branded imitasi ini didukung penelitian Wilcox, Min Sen 2008 dalam eksperimennya terhadap 138 wanita yang dimana menjadi produk imitasi ini adalah tas Louis Vitton dengan atau tanpa logo, ditemukan hasil bahwa seseorang akan membeli produk didahulukan dengan adanya sikap dalam interaksi dan kejelasan merek tersebut, ini menjadi prediktor terkuat dalam niat membeli yang di mana akan menjadi keputusan membeli karena keotentikkan dan palsu merupakan kebutuhan yang sama, walaupun produk yang palsu harganya lebih murah. Keputusan membeli produk branded imitasi ini juga didukung oleh penelitian Yoo dan Lee 2009 dimana dilakukan survey pada 324 wanita di Korea Selatan, ternyata pengalaman pembelian pada masa yang lalu mempunyai pengaruh yang positif kepada niat pembelian ulang pada keputusan membeli produk imitasi. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan pada 305 reponden di United Kingdom U.K bahwa memang wanita cenderung lebih menyukai untuk membeli produk fashion yang palsu atau imitasi Rutter Bryce 2008 dalam Carpenter Lear, 2011. Menurut Kotler dan Keller 2009, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah budaya, sub-budaya, kelas sosial, kelompok acuan, keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup dan nilai, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, memori, ditambah menurut Kotler, 1995 dengan kepercayaan dan sikap pendirian. Mengingat bahwa pemasaran merek imitasi bergantung pada keinginan konsumen terhadap merek mewah, ide mengapa konsumen membeli merek-merek mewah sangat relevan untuk memahami motif yang mendasari pembelian merek yang palsu atau imitasi Wilcox, Kim Sen, 2008. Untuk itu, ketika konsumen memutuskan untuk membeli produk tas branded imitasi tersebut pasti dipengaruhi oleh adanya motif niat yang dimana akan menjadi motivasi ketika individu itu melakukan apa yang diniatkan menjadi perilaku nampak. Seperti yang dijelaskan dalam Susilowati, Thoyib dan Permanasari, 2012, motivasi merupakan kekuatan penggerak diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Sedangkan Handoko 2001, hal 225 mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati, Thoyib Permanasari 2012 juga tentang bagaimana pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen dengan menggunakan kuesioner kepada 100 responden di Malang, ditemukan nilai koefisien motivasi konsumen terhadap keputusan sebesar 0.304 dengan P=0.003. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi yang dirasakan konsumen terbukti dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan membeli dibuktikan juga oleh hasil penelitian Akbar 2010 dengan memperoleh data menggunakan kuesioner dan wawancara kepada 100 responden di Semarang yang memenuhi lima kriteria dalam memulai, mempengaruhi, pengambilan keputusan, membeli, ternyata di temukan hasil bahwa motivasi konsumen memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian oleh konsumen diantara variabel bebas lainnnya yang diteliti. Selain motivasi konsumen yang termasuk dalam faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan membeli, terdapat pula faktor sosial yang mempengaruhi keputusan membeli yaitu konformitas kelompok Kotler Keller, 2009. Pada umumnya, manusia pasti hidup secara berkelompok Griskevicius Kenrick, 2013. Karena bagi beberapa orang lebih senang melebur dalam kelompok dan mengikuti opini kelompok Taylor, Peplau Sears, 2009. Menurut Taylor, Peplau Sears 2009 kebanyakkan wanita dianggap bebas memilih sendiri produk fashion-nya, tetapi mereka sering lebih suka untuk mengenakan produk fashion seperti oranglain dalam kelompok sosial dan mengikuti tren yang terbaru. Kesediaan untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok dianggap sebagai sesuatu yang perlu dan penting bagi kerukunan kelompok Taylor et al, 2009. Dijelaskan juga dalam Baron, Branscombe, dan Byrne, 2008, bahwa konformitas merupakan sebuah tipe dari pengaruh sosial yang mana individu mengubah sikap atau perilaku mematuhi norma-norma sosial yang ada. Lalu adapun konformitas yang didefinisikan oleh Sarwono 2002 dalam Utami dan Silalahi, 2013, konformitas terjadi apabila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, maka ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Shih-Ming, Hsiu-Li, Su-Houn I-Shan 2011 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membeli kelompok on-line di Taiwan, dengan jumlah 327 responden dalam sebuah pembelian secara kelompok pada pasar on-line di Taiwan ditemukan hasil bahwa konformitas berdampak paling signifikan terhadap perilaku membeli kelompok dengan koefisien 0.231, t-value 3.850, P 0.01. Keputusan membeli disesuaikan agar sejajar dan dianggap dapat diterima oleh kelompok Briley, Morris Simonson, 2005. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, fenomena tersebut penting untuk diteliti lebih lanjut terutama mengenai “Pengaruh Motivasi Konsumen dan Konformitas Kelompok terhadap Keputusan Membeli Produk Tas Branded Imitasi.”

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah