Kajian Penelitian Relevan KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

25 paling baik dalam meningkatkan hasil belajar, diikuti berturut-turut oleh interaksi model belajar berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif STAD, interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif GI, dan interaksi model pengajaran langsung dengan strategi kooperatif STAD. 44 I Ketut Tika, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA tentang penerapan problem based learning berorientasi penilaian kinerja dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa, dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada penilaian kerja dapat meningkatkan kompetensi kerja ilmiah siswa kelas XI IPA3 SMAN 1 Singaraja dalam pembelajaran Fisika. Hal ini dapat dilihat dari capaian kompetensi kerja ilmiah pada siklus 1 adalah 78,8 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 87,5 dengan kategori sangat baik. Jika dianalisis per aspek kerja ilmiah yaitu aspek kegiatan laboratorium, aspek membuat paper, aspek laporan praktikum, dan aspek penyajian tugas proyek, ternyata terjadi peningkatan secara signifikan untuk masing-masing aspek dari siklus I ke siklus II. 45 Ali Muhson, Jurnal kependidikan tentang peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa melalui penerapan problem based learning menyimpulkan penerapan metode problem based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara individual maupun kelompok sehingga menuntut partisipasi semua mahasiswa dalam proses pembelajaran. 46 44 Ida Bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA , 2006, h. 710 45 I ketut Tika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Penerapan Problem Based Learning Berorientasi Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Ilmiah Siswa, 2008, h. 698 46 Ali Muhson, Peningkatan minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan, 2009, h. 181 26 I wayan Sadia, jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA, penelitiannya tentang pengembangan kemampuan berfikir formal siswa SMA melalui penerapan Model pembelajaran “Problem based Learning” dan “Cycle Learning ” dalam pembelajara Fisika, menyimpulkan bahwa model PBL Problem Based Learning atau LCM Learning Cycle Model ternyata efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir formal siswa. 47 Ida Bagus Putu Arnyana, jurnal pendidikan dan pengajaran penelitiannya tentang penerapa model PBL pada pelajaran biologi untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 20062007 menyimpulkan bahwa 1. Model belajar berdasarkan masalah atau problem based learning PBL dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 20062007. 2. Model PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 singaraja tahun pelajaran 20062007. 3. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran biologi, dan 4. Metode PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. 48 Menurut Brian E. Myers, Assistant Professor dan James E. Dyer, Associate Professor, jurnal international menyimpulkan penelitiannya yaitu tujuan studi ini akan menentukan efek investigasi laboratorium pengintegrasian terpasang ilmu pengetahuan dan pengetahuan isi siswa memproses prestasi keterampilan dan gaya belajarnya. Pemeliharaan dalam berkelompok menggunakan salah satu dari tiga tingkatan: pokok mendekati tanpa percobaan di laboratorium, pokok mendekati dengan laboratorium yang 47 I Wayan Sadia, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran PBL ddan CL dalam Pembelajaran Fisika, 2007, h. 17 48 Ida bagus Putu Arnyana, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Penerapan Model PBL pada Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Kemampuan Berpikir kritis Siswa kelas X SMA N 1 Singaraja, 2007, h. 249 27 menentukan percobaan, dan pokok mendekati dengan investigasi laboratorium percobaaan. 49 Menurut Chris Keil Bowling Green State University, jurnal elektronik pendidikan sains tentang penelitian tindakan kelas dalam abstraknya menyatakan bahwa, tujuh tahun yang didanai pemerintah federal pengembangan profesi guru tengah menyiapkan program guru kelas untuk merancang dan mengimplementasikan integratif, yang berbasis masalah, kurikulum kesehatan lingkungan dengan lebih dari 1600 siswa. Artikel ini menguji bagaimana program ini dilakukan, melalui kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan, mempengaruhi kedua negara yang berbasis masalah, skor tes kemahiran dan keterampilan proses tes. Analisis kemahiran dan skor kinerja menunjukkan efek positif bagi kedua tindakan, menawarkan pendidik lebih lanjut dukungan untuk penggunaan integratif berbasis masalah kurikulum ilmu kesehatan lingkungan. 50 49 Brian E. Myers, Assistant Professor dan james E. Dyer, Associate Professor, Effects Of Investigative Laboratory Instruction On Content Knowladge and Science Procces Skill Achievment Across Learning Styles,2006, h. 52 50 Chris Keil Bowling Green State University Bowling Green State University, Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Environmental Health Science Problem-Based Learning curricula, 2009, h. 1 28

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Gambar 2.2. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Model, pendekatan dan metode dalam pembelajaran kimia merupakan suatu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Hal ini karena metode digunakan sebagai alat atau cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan melalui suatu pendekatan. Penggunaan metode dan pendekatan yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Dengan demikian, metode dan pendekatan harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar kimia siswa. Hasil Belajar Internal Eksternal 1. Minat Belajar 2. Kesehatan 3. Perhatian 4. Ketenangan Jiwa dalam belajar 5. Motivasi 6. Kegairahan diri 7. Cita-cita 1. Keadaan lingkungan belajar 2. Cuaca 3. Letak kelas 4. Faktor social 5. Interaksi peserta didik dengan pendidiknya Model Pembelajaran PBL Problem Based Learning Penerapan Model Interaksi peserta didik dengan pendidiknya Keadaan lingkungan belajar Kognitif 29 Ilmu kimia sebagai cabang IPA Knowladge Nature Science merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada eksperimen atau percobaan experimental science. Berdasarkan hal tersebut, maka penggunaan metode praktikum sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran kimia disekolah. Melalui kegiatan praktikum, siswa diberikan kesempatan untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar, dapat mempelajari kimia tidak hanya sebagai produk tapi juga sebagai proses karena dalam kegiatan praktikum dimungkinkan untuk dilatihkan sejumlah ketrampilan proses IPA yang meliputi mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang sedang dipelajari siswa. Dari hal tersebut, maka siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk mempelajari kimia yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap hasil belajar kimia siswa. Pada saat ini masih banyak guru mata pelajaran kimia yang belum menerapkan model pembelajaran PBL Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan lebih memilih memakai metode ceramah atau metode yang lain dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini disebabkan karena sebagai kendala yang dihadapi guru yang dijadikan alasan untuk tidak dapat menerapkan adanya eksperimen pada saat mengajar, apalagi jika ditambakan dengan model pembelajaran PBL Problem Based Learning atau pembelajaran berdasarkan masalah, tentu saja akan semakin repot. Beberapa kendala antara lain tidak adanya fasilitas laboratorium di sekolah sebagai ruangan khusus untuk melakukan praktikum, kurang tersedianya alat dan bahan kimia di laboratorium, dan lainnya. Untuk itu, perlu diadakannya suatu masalah agar siswa dalam memecahkan masalah tidak hanya dieksperimenkan bisa dengan diskusi informasi, atau dari berbagai artikel tentang masalah yang diajukan oleh guru. Di samping itu, nilai mata pelajaran kimia siswa relatif rendah, siswa kelas XI.IPA.1 SMA Muhamadiyah 2 Cipondoh Tangerang nilai kimianya masih ada yang dibawah standar KKM.