Puskesmas Kota Matsum bahwa sampai saat ini kartu peserta JPK-MS belum mereka terima seluruhnya sehingga belum bisa dibagikan, jadi masyarakat yang
sebelumnya mereka data belum bisa dikatakan sebagai peserta JPK-MS.
Tabel 11. Distribusi Jawaban Tentang Pengetahuan Informan
Mengenai Tahap-Tahap Pelaksanaan JPK-MS No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1. Tahu 5
25 2. Kurang Tahu
3. Tidak Tahu 15
75
Jumlah 20
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009.
4.3.2. Sumber Daya
Data ini penulis ambil untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat mengenai pelaksanaan program JPK-MS di Puskesmas Kota Matsum sehingga
dapat diketahui bagaimana sumber daya yang ada dalam mengimplementasikan program JPK-MS ini.
Adapun distribusi jawaban yang ditampilkan pada bagian ini yaitu mengenai sosialisasi yang dilakukan implementor, proses pendataan masyarakat miskin yang
layak menerima program JPK-MS, proses pendistribusian kartu peserta JPK-MS, dan tentang pelayanan kesehatan yang diberikan pihak puskesmas selaku
implementor serta tentang kerjasama setiap implementor dalam mengimplementasikan program JPK-MS.
Dari jawaban yang telah diberikan oleh informan diketahui bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh puskesmas selaku implementor adalah tidak baik. Senada
dengan yang didapat pada data sebelumnya; darimana informan mengetahui adanya program JPK-MS, bahwa ternyata masyarakat mengetahui adanya program ini dari
Universitas Sumatera Utara
tetangga, petugas kelurahan dalam hal ini kepala lingkungan, bukan dari petugas puskesmas Kota Matsum.
Sebanyak 17 orang informan 85 menyatakan bahwa sosialisasi JPK-MS yang dilakukan puskesmas tidak baik dan hanya 3 orang responden 15 yang
menyatakan sosialisasinya kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12. Distribusi Jawaban Informan Tentang
Sosialisasi yang Dilakukan Implementor No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1. Baik 2. Kurang Baik
3 15
3. Tidak Baik 17
85
Jumlah 20
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009.
Pada pertanyaan selanjutnya sebanyak 15 orang informan 75 menyatakan pendataan yang dilakukan pihak puskesmas kurang baik, 5 orang informan 25
menyatakan tidak baik. Karena menurut mereka masih banyak orang yang tergolong mampu dan sangat mampu juga menerima program JPK-MS. Mengenai
masyarakat mampu yang mendapatkan program ini, pihak puskesmas berpendapat bahwa hal ini terjadi karena syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan program
ini sangat mudah sehingga siapa saja bisa mendapatkan program ini. Berikut hasil wawancara dengan Humas Puskesmas Kota Matsum:
“Semua orang bisa mendapatkan program ini, karena syarat-syarat untuk mendapatkan program ini sangat gampang tinggal menunjukkan KTP, KK saja.
Tidak lagi menunjukkan SKTM seperti program Jamkesmas..”
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden Tentang
Pendataan yang Dilakukan Implementor No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1. Baik 2. Kurang Baik
15 75
3. Tidak Baik 5
25
Jumlah 20
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009.
Kemudian sebanyak 20 orang informan 100 menyatakan proses pendistribusian kartu peserta JPK-MS tidak baik. Menurut keterangan informan
hingga saat ini mereka belum mendapatkan kartu peserta JPK-MS dan ketika mereka tanyakan kepada pihak puskesmas hanya dijawab dengan gelengan kepala
saja. Dan sampai saat ini mereka juga tidak bisa menerima pelayanan kesehatan di puskesmas karena mereka belum memiliki kartu peserta JPK-MS. Berikut jawaban
informan: “..Gak ada satu pun dari kami yang udah dapat kartu peserta JPK-MS itu,
pernah ada yang nanya ke puskesmas trus orang puskesmas bilang kartunya belum ada sama mereka. Sudah banyak tetangga-tetangga saya yang pergi
nanya ke puskesmas tapi alasannya itu terus..”
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh kepala puskesmas Kota
Matsum bahwa kartu peserta memang sudah ada di tangan mereka namun belum dapat didistribusikan karena belum semua masyarakat yang didata mendapatkan
kartu peserta. Sehingga mereka memilih untuk tidak membagikan kartu peserta tersebut untuk menghindari masalah ketidakadilan dalam pelaksanaan JPK-MS.
Berikut hasil wawancara dengan kepala puskesmas: “Sejujurnya program ini belum dijalankan seluruhnya, karena kartu peserta
yang ada di tangan kami belum bisa kami distribusikan. Sudah banyak masyarakat yang datang untuk meminta kartu peserta mereka namun saya
belum bisa memberikannya karena kartu peserta itu belum lengkap, dan jika saya bagikan sekarang hanya akan membuat masyarakat menilai kami tidak
adil dan pilih kasih”.
Universitas Sumatera Utara
Berikut jawaban informan tentang proses pendistribusian kartu peserta JPK-MS:
Tabel 14. Distribusi Jawaban Informan Tentang
Proses Pendistribusian Kartu Peserta JPK-MS No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1. Baik
2. Kurang Baik
3. Tidak Baik
20 100
Jumlah 20
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009.
Selanjutnya mengenai kerjasama yang dimiliki para implementor sebanyak 13 orang informan 65 menyatakan tidak baik dan sebanyak 7 orang 35
menyatakan kerjasama para implementor kurang baik. Jawaban seperti ini muncul dari informan karena menurut mereka tidak ada komunikasi yang jelas diantara
pihak puskesmas tentang siapa saja yang layak menerima program JPK-MS sehingga akhirnya banyak warga yang mampu juga mendaftar sebagai peserta JPK-
MS. Berikut jawaban infoman mengenai kerjasama yang dimiliki para
implementor JPK-MS:
Tabel 15. Distribusi Jawaban Informan Tentang
Kerjasama Para Implementor No
Kategori Jawaban Frekuensi
Persentase
1. Baik 2. Kurang Baik
7 35
3. Tidak Baik 13
65
Jumlah 20
100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009.
4.3.3. DisposisiKecenderungan