dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.
Dari seluruh data yang telah disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui kuesioner, wawancara serta melalui observasi terhadap
fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan implementasi JPK-MS di puskesmas Kota Matsum, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta
yang didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.
5.1. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat
Berdasarkan hasil penelitian penulis maka diketahui bahwa program JPK-MS merupakan program yang dibuat karena adanya kebutuhan masyarakat miskin akan
ketersediaan pelayanan kesehatan. Banyak masyarakat miskin yang tidak bisa berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit disebabkan karena keterbatasan biaya. Biaya
perawatan kesehatan seperti biaya rumah sakit dan obat tidak dapat terjangkau lagi oleh sebagian besar masyarakat kita terutama yang ekonominya lemah karena biaya
kesehatan saat ini memang mahal. Kebutuhan masyarakat miskin ini disikapi pemerintah dengan mengeluarkan
Jamkesmas, program yang bertujuan menggratiskan masyarakat miskin berobat ke puskesmas serta rumah sakit sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin yang tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya yang terhitung sejak bulan September 2008 itu program ini mengalami beberapa masalah, salah satunya
adalah hanya sebagian masyarakat miskin termasuk di kota Medan yang mendapatkan program khusus untuk orang miskin ini. Yang terjadi adalah lebih banyak orang
mampu yang mendapatkan program ini sehingga membuat pemerintah kota Medan
Universitas Sumatera Utara
berinisiatif untuk membuat suatu program yang sama namun dana untuk melaksanakan program tersebut berasal dari pemerintah daerah kota Medan yakni JPK-MS.
Program JPK-MS menampung sekitar 500.000 jiwa masyarakat miskin dengan syarat masyarakat miskin tersebut belum mendapatkan program kesehatan gratis
apapaun termasuk Jamkesmas. JPK-MS ini mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan berakhir pada bulan Februari 2009.
5.2. Implementasi JPK-MS 5.2.1. Komunikasi
Karena sebelumnya telah ada program Jaminan Kesehatan yang serupa dengan JPK-MS yakni Jamkesmas pada September 2008 yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa masalah-masalah maka pelaksanaan JPK-MS hendaknya dilakukan dengan lebih baik lagi sehingga tidak mengulangi
kesalahan yang telah terjadi pada Jamkesmas. Untuk itu diperlukan komunikasi- komunikasi yang akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para pelaksana
jika memang kebijakan ingin diimplementasikan sebagaimana mestinya. Menurut Edwards III Winarno, 2005:126 persyaratan pertama bagi
implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusan-keputusan
kebijakan dan perintah-perintah haus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan-keputusan dan perintah itu dapat diikuti. Dan di dalam proses komunikasi
ini terdapat 3 tiga hal penting yakni transmisi, konsistensi dan kejelasan.
a. Transmisi