berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda dan dengan informan penelitian yang lebih banyak;
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dijadikan sebagai
kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang terkait dengan implementasi program JPK-MS.
1.5. Kerangka Teori
Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berfikir yaitu
kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Suyanto, 2005:34 Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah:
1.5.1 Hierarki Kebutuhan Hierarchy of Needs
Perilaku seseorang pada suatu ketika biasanya ditentukan oleh kebutuhan yang paling kuat. Hal ini hendaknya dapat dipahami oleh setiap aparatur
pemerintahan bahwa pada umumnya setiap masyarakat mampunyai kebutuhan- kebutuhan yang dianggap paling penting baginya. Untuk membicarakan kebutuhan-
kebutuhan yang mempunyai kekuatan yang tinggi pada saat tertentu bagi seseorang, Abraham Maslow telah mengembangkan suatu konsep teori motivasi yang dikenal
dengan hierarki kebutuhan Hierarchy of Needs. Menurut Maslow, tampaknya ada semacam hierarki yang mengatur dengan
sendirinya kebutuhan-kebutuhan manusia ini, dimana kebutuhan ini akan dapat dipenuhi seperti anak tangga dari tangga kebutuhan yang satu ke tangga kebutuhan
berikutnya. Thoha, 2007:221
Universitas Sumatera Utara
Fisik Keamanan
Sosial Penghargaan
Aktualisasi Diri
Gambar 1 Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Sumber: Thoha 2007:222
Kebutuhan fisik dalam gambar di atas diletakkan di atas dalam susunan hierarki. Maksudnya, pada saat ini kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang
paling kuat di antara yang lain. Dalam hal ini seseorang sangat membutuhkan makan, pakaian, papan, dan bebas dari rasa sakit. Teori Maslow mengasumsikan
bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok fisiologis sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Gibson, 1997:97
Sebenarnya tidak bisa dipungkiri, pada awalnya mayoritas dari aktivitas kehidupan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik ini. Ketika aktivitas
pemenuhan kebutuhan fisik ini sudah mulai menurun maka naiklah kebutuhan lain seperti mencari keamanan.
Begitu pula yang terjadi dengan masyarakat kita terutama masyarakat miskin, ketika kebutuhan akan sandang, pangan dan papan telah terpenuhi tentunya
mereka memerlukan tubuh yang sehat untuk terus memenuhi tiga kebutuhan utama tersebut. Terlebih lagi kesehatan bagi masyarakat menjadi sebuah kebutuhan yang
Universitas Sumatera Utara
mendasar karena menyangkut kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang. Artinya kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang salah satunya
dipengaruhi oleh faktor kesehatan di masa kini. Karena itu masyarakat akan semakin menuntut tersedianya pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Namun kesehatan malah menjadi sesuatu yang mahal yang hanya dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat saja. Biaya perawatan kesehatan seperti
biaya rumah sakit dan obat tidak dapat terjangkau oleh sebagian besar masyarakat kita yang golongan ekonominya masih rendah. Banyak warga masyarakat miskin
yang tidak menyadari bahwa pelayanan kesehatan dasar merupakan hak dasar yang seyogyanya disediakan oleh negara. Berkaitan dengan hal ini, negara sebagai
instrumen publik memiliki kewenangan dan kewajiban untuk memenuhi hak-hak dasar tersebut. Negara berwenang memformulasikan anggaran bagi publik melalui
program pemerintah maupun swasta. Dengan demikian, atas dasar untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
masyarakat miskin akan kebutuhan bebas dari rasa sakit maka dibuatlah satu kebijakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya
dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat JPK-MS. Program ini muncul karena memang adanya suatu peristiwa yang kritis
yakni derajat kesehatan masyarakat miskin yang dinilai masih, yakni AKB sebesar 26,9 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup
serta Umur Harapan Hidup 70,5 tahun BPS 2007. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang rendah tersebut disebabkan
sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Banyaknya masyarakat miskin yang tidak bisa berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
keterbatasan biaya dan hal inilah yang telah mendorong pemerintah untuk memprioritaskan kebutuhan masyarakat miskin terhadap kesehatan.
Program JPK-MS bertujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Medan terutama yang tidak mendapatkan program
Jamkesmas. Pada program ini pemerintah kota Medan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada 500 ribu jiwa masyarakat miskin yang belum mendapatkan
program kesehatan apapun. Dimulai dari berobat ke puskesmas hingga berobat gratis ke rumah sakit apabila penyakit yang diderita tergolong penyakit parah dan
tidak dapat ditanggulangi oleh puskesmas.
1.5.2. Implementasi Kebijakan 1.5.2.1 Defenisi Implementasi Kebijakan