Untuk alternative jawaban e diberi skor 1 Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing – masing variable apakah
tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:
Banyaknya bilangan Skor tertinggi – skor terendah
Maka diperoleh : 5 – 1 = 0,8 5
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing – masing variable yaitu :
KATEGORI NILAI
Sangat tinggi 4,24 – 5,00
Tinggi 3,43 – 4,23
Sedang 2,62 – 3,42
Rendah 1,81 – 2,61
Sangat rendah 1,00 – 1,80
II.6 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui koefisien korelasi variable X terhadap variable Y
digunakan rumus Product Moment Sugiyono, 2005:212
Universitas Sumatera Utara
rx =
{ }{
}
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
−
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
Keterangan : rxy : angka indeks korelasi r product moment
∑X : variable bebas ∑Y : variable terikat
n : jumlah sample
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu : a.
Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol r = 0, berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = + artinya kenaikan
nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif r = - artinya kedua
variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau
interprestasi angka sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Tinggi
0.80 – 1.000 Sangat tinggi
Dengan niali r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table
korelasi. Table korelasi menentukan batas – batas r yang signifikan. Bila tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja hipotesis alternative dapat diterima.
a. Untuk menguji hipotesis, pengaruh budaya kerja X dengan Produktivitas
pegawai Y , maka diadakan pengujian dengan rumus “t” Sugiono, 2005 : 212 yaitu : t =
2
r 1
2 n
r −
−
b. Untuk menghitung kontribusi budaya kerja terhadap produktivitas pegawai
digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus : Sugiyono, 2005 : 212, yaitu:
D = r
xy 2
x 100 Keterangan :
D = koefisien determinan rxy = koefisien korelasi moment antara x dan y.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS KESEHATAN
KABUPATEN ASAHAN
3.1 Sejarah Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan.
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Negara Republik Indonesia, tepatnya tanggal 15 Maret 1946 berlakulah struktur pemerintahan Republik Indonesia
di Asahan dan wilayah Asahan. Kemudian pada Konferensi Pamong Peraja se- Keresidenan Sumatera Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur
pemerrintahan, yaitu sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan, dan bersamaan dengan itu pula terbentuklah Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan yang
merupakan unsur pelaksana teknis dari Kantor Wilayah Kesehatan Kabupaten Asahan–Labuhan Batu. Karena beberapa alasan tertentu, Kantor Wilayah Kesehatan
Kabupaten Asahan – Labuhan Batu dan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan
dipimpin oleh seorang Dokter Kabupaten dengan sebutan Dokabu Dr. T. Mansur.
Pada saat itu Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan berkedudukan di Kota Tanjung Balai yang merupakan Ibukota dari Kabupaten Asahan.
Selanjutnya berdasarkan kepetusan DPR-GR Tk.II Asahan No. 3DPR- GR1963 diusulkan Ibukota Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke
Kota Kisaran, dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga karena letak Kota Kisaran lebih strategis untuk
Universitas Sumatera Utara