sendiri. Pada dasarnya, kondisi ideal adalah kondisi yang paling cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu yang memungkinkan kinerja
maksimal dari pekerja. Sebaliknya kondisi poor adalah kondisi yang tidak membantu jalannya pekerjaan atau bahkan sangat menghambat pencapaian
kinerja yang baik. d.
Konsistensi, adalah keseragaman hasil pengukuran yang diperoleh selama operator bekerja. Konsistensi dibagi atas 6 kelas, yaitu Perfect, Excellent,
Good, Average, Fair dan Poor. Seseorang yang bekerja Perfect adalah yang dapat bekerja dengan waktu penyelesaian yang boleh dikatakan tetap dari
saat ke saat. Sebaliknya konsistensi yang Poor terjadi bila waktu-waktu penyelesaiannya berselisih jauh dari rata-rata secara acak. Konsistensi rata-
rata atau Average adalah bila selisih antara waktu penyelesaian dengan rata- ratanya tidak besar walaupun ada satu dua yang “letaknya” jauh.
Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor-faktor di atas diperlihatkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Penyesuaian Menurut Westinghouse
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Keterampilan Superskill
A1 +0,15
A2 +0,13
Excellent B1
+0,11 B2
+0,08 Good
C1 +0,06
C2 +0,03
Average D
0,00 Fair
E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1
-0,16 F2
-0,22
Tabel 3.1. Penyesuaian Menurut Westinghouse Lanjutan Faktor
Kelas Lambang
Penyesuaian
Usaha Excessive
A1 +0,13
A2 +0,12
Excellent B1
+0,10 B2
+0,08 Good
C1 +0,05
C2 +0,02
Average D
0,00 Fair
E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1
-0,12 F2
-0,17
Kondisi Kerja Ideal
A +0,06
Excellent B
+0,04 Good
C +0,02
Average D
0,00 Fair
E -0,03
Poor F
-0,07
Konsistensi Perfect
A +0,04
Excellent B
+0,03 Good
C +0,01
Average D
0,00 Fair
E -0,02
Poor F
-0,04
Rating factor diperoleh dengan menjumlahkan harga empat penyesuaian itu lalu ditambah satu. Sebagai contoh, suatu pekerjaan diselesaikan dalam
keadaan sebagai berikut: Keterampilan : Fair E
1
= - 0,05 Usaha
: Good C1 = + 0,02
Kondisi : Excellent B = + 0,04
Konsistensi : Poor F = - 0,04
Jumlah :
- 0,03
Jadi, Rf = 1 + - 0,03 Rf = 0,97
3.15. Penetapan Kelonggaran Allowance
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Kelonggaran yang termasuk ke dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, berbicara dengan
teman sekerja untuk menghilangkan ketegangan dalam kerja. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan fatique
Rasa lelah menyebabkan hasil produksi menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya
kelonggaran adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat dimana hasil produksi menurun.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan Hambatan yang tak dapat dihindarkan terjadi karena berada di luar kekuasaan
pekerja untuk mengendalikannya. Beberapa contoh hambatan yang tak dapat terhindarkan adalah menerima petunjuk dari pengawas, melakukan
penyesuaian mesin, dan mengasah peralatan potong. Adapun persentasi kelonggaran Allowance dapat dilihat di Tabel 3.2
Tabel 3.2. Allowance Faktor
Kelonggaran Tenaga Yang dikeluarkan
Pria Wanita
1. Dapat diabaikan 0,0-0,6
0,0-0,6 2. Sangat Ringan
6,0-7,5 6,0-7,5
3. Ringan 7,5-12,0
7,5-12,0 4. Sedang
12,0-19,0 16,0-30,0
5. Berat 19,0-30,0
6. Sangat Berat 30,0-50,00
Sikap Kerja
1. Duduk 0,0-1,0
2. Berdiri di atas dua kaki 1,0-2,5
3. Berdiri di atas satu kaki 2,5-4,0
4. Berbaring 2,5-4,0
5. Membungkuk 4,0-10
Gerakan Normal
1. Normal 2. Agak terbatas
0-5 3. Sulit
0-5 4. Anggota badan terbatas
5-10 5. Seluruh anggota badan terbatas
10-15
Kelelahan Mata Cahaya Baik
Cahaya Buruk
1. Pandangan yang terputus-putus 0,0-6,0
0,0-6,0 2. Pandangan hampir terus menerus
6,0-7,5 6,0-7,5
3. Pandangan terus menerus fokus
berubah 7,5-12,0
7,5-16,0 4. Pandangan terus menerus fokus tetap
12,19,0 16,0-30,0
Keadaan Temperatur Kerja C
1. Beku dibawah 0 Di atas 10
2. Rendah 0-13 10-0
3. Sedang 13-22 5-0
4. Normal 22-28 0-5
5. Tinggi 28-38 5-40
6. Sangat tinggi diatas 38 Di atas 40
Keadaan Atmosfer
1. Baik 2. Cukup
0-5 3. Kurang baik
5-10 4. Buruk
10-20
Tabel 3.2. Allowance Lanjutan Faktor
Kelonggaran Keadaan Lingkungan Yang Baik
1. bersih, sehat, kebisingan rendah 2. siklus kerja berulang 5-10 detik
0-1 3. siklus kerja berulang 0-5 detik
1-3 4. sangat bising
0-5 5. faktor yang menurukan kualitas
0-5 6. terasa adanya getaran lantai
5-10 7. keadaan yang luar biasa
5-15
3.16. Penetapan Waktu Baku
Jika pengukuran-pengukuran telah selasai dan semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, serta jumlahnya telah memenuhi
tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah data-data tersebut untuk mendapatkan
waktu baku. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja normal untuk bekerja secara wajar dalam sistem kerja yang baik. Penetuan waktu
baku didasarkan pada pengukuran waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang disesuaikan dengan keadaan normal dan ditambah dengan allowance yang
diberikan. Waktu baku dihitung dengan rumus sebagai berikut: Wn = Wt x Rf
Wb = Wn x
100 100
−���
Dimana : Wn = waktu normal Rf = rating factor
Wb = waktu baku All = allowance kelonggaran
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir yang bergerak dalam bidang manufaktur vulkanisir ban. Perusahaan ini berlokasi di Jl.
Pelita IV No. 11-11A. Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa, Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dari April 2015 hingga Agustus 2015.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang berbentuk job and activity analysis. Bentuk penelitian deskriptif yang berbentuk
job and activity analysis yaitu penelitian yang bertujuan menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang agar
mendapat rekomendasi untuk berbagai keperluan, seperti misalnya keseimbangan beban kerja serta efesiensi dalam penggunaan waktu. Sukaria Sinulingga,
2013:30.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah ban besar dalam proses produksi vulkanisir ban.