Analisis Kondisi Aktual ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

yaitu pada stasiun kerja finishing. Tetapi jumlah stasiun kerja yang mengalami bottleneck berkurang menjadi satu stasiun kerja. Jika perbaikan dilakukan dengan memperbaiki penjadwalan yang ada misalnya ada beberapa stasiun kerja yang dijadwalkan secara bersamaan tidak mungkin dilakukan. Karena pada lantai produksi ini, setiap kegiatan produksi dilakukan secara berurutan sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan secara bersamaan. Untuk itu, usulan perbaikan yang akan diberikan adalah melakukan penambahan ataupun pengurangan operator untuk mengurangi waktu delay dan waktu menganggur operator dan melakukan penyusunan ulang stasiun kerja disesuaikan precedence diagram, zoning contsraint dan job qualification dari setiap elemen kerja.

6.2. Usulan Perbaikan

6.2.1. Penambahan dan Pengurangan Operator

Penambahan dan pengurangan operator yang dimaksudkan adalah pengalokasian operator pada stasiun kerja yang memiliki operator berlebih guna untuk menyeimbangkan waktu proses dan mengurangi waktu delay dan waktu menganggur operator. Pengurangan dilakukan pada stasiun kerja chambering. Jumlah pekerja di bagian chambering sebanyak 4 orang dikurangi menjadi 2 orang karena waktu proses pada stasiun kerja ini panjang diakibatkan oleh waktu pengerjaan mesin. Pekerja akan dialokasikan ke stasiun skiving dan stasiun finishing yang membutuhkan operator tambahan. Dengan adanya penambahan operator maka diperlukan penambahan peralatan yang digunakan pada stasiun skiving dan stasiun finishing.

6.2.2. Penyusunan Ulang Stasiun Kerja

Penyusunan stasiun kerja disesuaikan precedence diagram, zoning contsraint dan job qualification dari setiap elemen kerja. Jumlah elemen kerja yaitu 28 kegiatan, precendence diagram dan zoning constraint dapat dilihat pada Gambar 5.1. dan Tabel 5.2. Waktu siklus maksimum diperoleh dengan cara sebagai berikut: Total produksi ban besar per jam 15,625 16 298 75000 = x unitjam ≈15 unitjam dengan asumsi efisiensi 100 maka: Waktu siklus = 480 15 2 x 60 x 60 = detikunit Stasiun kerja minimum yang akan dibentuk berdasarkan total waktu target produksi yaitu 3206 detik dan waktu siklus 480 detik adalah sebagai berikut : Jumlah stasiun kerja minimum = terpilih siklus Waktu n keseluruha proses waktu Total 7 743 , 6 480 3206 ≈ = = Penyusunan stasiun kerja ini juga disesuaikan dengan kriteria lintasan yang baik, dimana kriteria ini yaitu nilai smoothing index harus mendekati nol dan nilai efisiensi lintasan mendekati 100. Hal ini berarti setiap stasiun kerja memiliki waktu yang sama atau waktu delay yang diperkecil. Berdasarkan persyaratan penyusunan stasiun kerja dan kriteria dari lintasan yang baik, dilakukan peyeimbangan lintasan yang dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Penyusunan Stasiun Kerja Alternatif I Stasiun Elemen Kegiatan Waktu Kegiatan Jumlah Waktu I 1 254 431 2 43 3 15 4 90 5 27 II 6 357 357 III 7 38 262 8 61 9 36 10 128 IV 11 301 456 12 64 13 91 V 14 302 302 VI 15 64 455 16 205 17 36 18 121 19 30 VII 20 31 463 21 361 22 37 23 35 VIII 24 127 480 25 302 26 30 27 21 Perhitungan smoothing index dan efisiensi lintasan adalah sebagai berikut. Smoothing Index = �∑ CT − ��� � � �=1 2 = 2 2 2 2 2 2 2 2 17 25 178 24 218 123 49 + + + + + + + = 313, 4 1 Efisiensi Lintasan = 100 1 x nxCT ti n i ∑ = = 100 480 8 3206 x × = 83, 49 Pada Tabel 6.3 dilihat bahwa stasiun kerja yang dapat dibentuk adalah 8 stasiun kerja. Jumlah stasiun kerja yang disusun berbeda dengan batas minimum stasiun kerja yang seharusnya dibentuk yaitu 7 stasiun kerja. Hal ini terjadi karena berdasarkan zoning constraint ada tiga bagian elemen kerja yang tidak dapat dirotasi yaitu : a. elemen kerja 3, 4 dan 5 b. elemen kerja 7,8 dan 9 c. elemen kerja 15, 16, dan 17 Penyeimbangan lintasan bukan suatu proses penyusunan stasiun kerja yang sudah pasti. Tetapi, dengan cara trial and error untuk mendapatkan suatu lintasan dengan nilai efisiensi lintasan yang paling mendekati 100 dan nilai smoothing index mendekati nol. Untuk itu, diberikan satu alternatif penyusunan stasiun kerja sebagai pembanding dengan alternatif I. Penyusunan stasiun kerja pada alternatif II tetap juga harus mengingat dan tidak melanggar zoning constraint. Lintasan alternatif II dapat dilihat pada Tabel 6.4.